Part 6

6.6K 421 26
                                    

Warning: typo(s) bertebaran!

Keesokan harinya Sarah datang ke sekolahnya dengan wajah yang ditekuk. Hal itu membuat teman-temannya menatap Sarah dengan aneh. Ya tentu saja aneh, biasanya gadis ini kalau sudah datang ke sekolah hebohnya luar biasa. Tapi ini, datang ke sekolah dan langsung masuk ke kelas tanpa suara. Suatu keajaiban dunia bila Sarah tidak berbuat rusuh.

"Lo kenapa deh, Sar? Wajah lo kusut amat, kayak belum disetrika selama satu abad tahu, gak." Suara Rosa membuat Sarah mendengus tidak peduli.

"Ah, rese lo... pergi sana, gue lagi pengen sendiri." Ucapnya dengan nada kesal sambil memajukan mulutnya.

"Yee... cuma tanya doang, sensi amat sih, bu." Celutuk Rosa.

"Udah tahu sensi, masih aja ngomong. Udah jauh-jauh, gih sana!" usirnya membuat Rosa menjauh. Iya, si Rosa ini udah peka banget sama sikap Sarah yang terkadang baik, jahil, usil, dan sejenisnya bahkan saat ngambek, kesal, atau apalah itu, kalau kata Sarah pergi ya kudu pergi sebelum dia ngamuk besar.

Sarah ini orangnya moody-an sekali, tapi ya sudahlah ya, mungkin si Sarah lagi ingin menyendiri.

Usai Rosa pergi, datanglah makhluk bernama Reni.

"Woi Sar! Kira-kira parfum mana yang menurut lo wanginya enak?" tanya Reni sambil menunjukkan gambar di ponselnya yang canggih.

Sarah menatap ponsel Reni dengan malas dan tanpa niat sama sekali. Padahal biasanya, semangat sekali dianya kalau sudah menyangkut tentang parfum begituan. Maka dari itu, sebelum Reni membeli parfum, dia pasti selalu tanya-tanya dulu sama ahlinya. Siapa lagi kalau bukan Sarah. Karena, waktu SMP dulu si Sarah gak masuk kelas karena sakit, sedangkan Reni hari itu juga mau beli parfum, tapi dia ketipu dengan baunya. Di gambarnya parfum merk Our Moment by One Direction, eh sekali sudah datang barangnya, ternyata gambar parfum Our Moment yang telah di print. Dan Reni sudah rugi jutaan! Harusnya dia tidak tergesa-gesa belinya. Ada juga satu kejadian beli di olshop juga, jadi si Reni ini mau beli parfum Channel, tapi ternyata baunya seperti bau pewangi pakaian. Setiap Sarah yang membatunya beli parfum di olshop, selalu tidak pernah ada kejadian 'dibohongi'. Sarah benar-benar ratu pembeli di olshop. Tahu segalanya. Tiba pelajaran, gak tahu sama sekali. Sama aja bohong.

"Wangi ketek pak satpam lebih enak," balasnya gak niat.

Reni berdecak. "Seriusan Sar, bokap gue udah gajian nih soalnya."

"Ih, udah gih, pergi sana! Lagian gue gak peduli bokap lo udah gajian apa belom."

"Ngambek aja lo, tadi malam abis jaga lilin ya?" canda Reni.

Apa hubungannya ngambek dengan jaga lilin, coba?!

"Iya, gue penjaganya lo babinya."

"Sialan! Jahat amat lo."

Sarah hanya mengedikkan bahunya tanda tidak peduli. Sedangkan Reni karena merasa dirinya tidak diacuhkan, akhirnya ia pergi menuju tempat duduknya.

Umi menepuk bahu Sarah.

"Lo ada masalah 'kan pasti?" tebak Umi, yang ternyata tebakannya itu 100% benar! Masalahnya adalah tentang dirinya dan Pak Fathan di masa lalu. Andai saja ada mesin waktu, dia pasti sudah kembali menjadi Sarah kecil yang tidak pernah mengejek Pak Fathan versi culun. Habisnya, Pak Fathan waktu dulu buruk banget rupanya. Ya, pantas bangetlah ia ejek. Siapa suruh punya wajah buruk mana pake kacamatanya ukuran besar lagi. Sarah yakin sekali Pak Fathan yang sekarang tampan karena operasi plastik di Korea Selatan. Makanya wajahnya 11-12 sama Song Joong Ki. Iya, Sarah yakin sekali itu.

"Banyak, Mi." Adunya. Memang benar, banyak sekali masalahnya. Sehingga ia ingin sekali membunuh satu-satu permasalahan itu agar bebannya tidak banyak. Permasalahannya hanya satu, masih menyangkut tentang pria yang bernama 'Fathan Fadillah'.

My Charming Teacher (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang