Part 2

11.5K 696 12
                                    

Part 2

Sudah lima bulan Sarah sekolah di Harapan Jaya, dirinya bukannya semakin pintar belajar, malah semakin pintar nge-stalk tentang guru incarannya itu. Walaupun pertemuan antara Fathan dan Sarah tidak baik karena Fathan menemui Sarah di halte dan membawa gadis itu menemui guru bimbingan konseling. Tetapi bagi Sarah, pertemuan mereka sangatlah manis.

Di dalam kamarnya, gadis itu sedang membuka smartphone-nya dan kembali melakukan kegiatannya yaitu nge-stalk sosial media Fathan. Mulai dari Instagram, Twitter, Facebook, dan Path. Padahal seharusnya ia belajar matematika karena besok ulangan harian yang kedua. Tetapi gadis itu masa bodoh, dia tetap membuka satu-satu sosial media Fathan. Toh dirinya yakin mau belajar atau enggaknya tetap saja dia remedial.

"Sarah..." Suara menggema milik bang Sat membuatnya mendengus. Tidak tahukah abangnya itu bahwa dia sedang sibuk, -sibuk stalk maksudnya-dan tak bisa diganggu?

Gadis itu menghela nafasnya dengan pasrah, lalu meletakkan ponselnya di atas nakas. Dengan enggan, Sarah membuka pintu kamarnya, tampaklah sosok abangnya berdiri di depan kamarnya.

"Ada apa?" Tanya Sarah ketus.

Satria berdecak, matanya menatap adiknya itu dengan tajam. Sedangkan yang ditatap hanya membuang muka. Gadis itu sama sekali tidak peduli dengan tatapan tajam milik Satria.

"Besok ulangan, kamu malah main smartphone, cepat belajar! Abang tidak mau kalau kamu remedial."

Sayangnya aku senang remedial, kalau pelajarannya matematika. Batin Sarah.

"Baiklah, Sarah belajar. Tapi, Bang Sat gak boleh di sini, yang ada nanti Sarah makin gak fokus." Alibinya.

Mata Satria memicing, dia tidak terlalu percaya dengan alasan adiknya. Namun, dia pun menuruti permintaan adiknya, lalu pemuda itu keluar dari kamar adiknya.

Melihat punggung abangnya telah hilang dari pandangannya, Sarah mengambil buku matematikanya, setelah itu, ia membiarkan buku tersebut di atas meja belajarnya.

Tanpa peduli dengan buku metematikanya, gadis itu kembali memainkan smartphone-nya. Melanjutkan kegiatan stalk-nya yang gagal.

***

"Woy..., kalian semua sudah pada belajar belum?" Suara Eki sang ketua kelas bergema.

Dari tiga puluh sembilan murid yang menjawab 'sudah' hanya lima orang. Yaitu, Mecca, Diana, Rosa, Desi dan Reni. Selebihnya? Hanya bisa membungkam mulutnya. Sebenarnya, mereka sudah belajar, namun, mereka masih belum paham isi rumus matematika yang membuat kepala mereka pusing.

Sedangkan Sarah? Jangankan paham, belajar saja dia belum. Dan, jantung Sarah langsung berdetak cepat karena gugup, tatkala Eki kembali membuka suara.

"Bu Dinda..." Eki sengaja memberi jeda. Seluruh seisi kelas menunggu kelanjutan ucapan Eki.

Deg deg....

Tuhan, semoga guru matematika-nya sedang mengurus anaknya yang sakit diare. Amin. Do'a Sarah di dalam hatinya.

"Bu Dinda..., TIDAK MASUK! MAKA KITA GAK JADI ULANGAN MATEMATIKA!" Seru Eki seraya berteriak. Seluruh kelas langsung heboh, Sarah langsung gebrak-gebrak meja saking bahagianya.

My Charming Teacher (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang