Prologue

901 94 3
                                    

ting... ting... ting...

Baseball bat yang diketuk ke lantai berulang-ulang membuat suara denting yang memecah sunyi di sudut kios terbengkalai di lahan parkir Uwu Cafe. Seorang gadis berperawakan mungil masih mengetuk baseball bat miliknya, mengintimidasi pemuda yang saat ini duduk gemetar di depannya. Pemuda itu terlalu takut untuk mengucapkan sepatah kata pada gadis itu.

"Kenapa diem aja? Tadi di dalem bacot lo gede. Gua tanya sekali lagi, apa alesan lo ngerusuh di Uwu? Jawab!" bentak gadis itu, netra gelapnya menatap tajam sang pemuda yang sudah ciut. Pemuda itu sama sekali tak ada niatan untuk membuka mulut.

Setelah beberapa detik hening, terdengar helaan nafas dari mulut mungil gadis itu. "Ternyata lo pengecut, ya? Di dalem Uwu sok keras, teriak-teriak kayak monyet di kebun binatang. Giliran dihadepin satu lawan satu gini ciut, padahal yang di depan lo itu perempuan. Cuma sama baseball bat udah takut," cela sang gadis yang masih setia memegang baseball bat miliknya.

"Lain kali, masuk tempat umum pake etika," ucapnya dingin sebelum mengayunkan baseball bat miliknya, menghantam kepala pemuda itu. Ia memukul pemuda itu beberapa kali hingga pemuda itu nyaris pingsan.

Puas memukul pemuda tersebut, sang gadis menghentikan kegiatannya dan menyelipkan kembali baseball bat di belakang tubuhnya. Kemudian ia merogoh ponselnya dan mengetikkan sesuatu menggunakan benda pipih itu.

"Gua udah panggil EMS. Lo harus tutup mulut tentang kejadian ini atau gua bisa laporin lo balik ke polisi. Setelah kejadian ini, semoga lo bisa pake etika ketika dateng ke tempat umum. Kalau lo ngerusuh lagi di Uwu, yang lo terima selanjutnya bukan cuma sekedar baseball bat." Sang gadis mendesis seraya menatap dingin tubuh yang tergeletak di lantai emperan kios tersebut, kemudian berjalan meninggalkannya.

Baru beberapa langkah berjalan, dirinya dikejutkan oleh seorang perempuan dengan pakaian serba hitam dan masker hitam berdiri di depan sana, terlihat sedang mengantongi ponselnya. Sang gadis paham, perempuan di sana telah memergoki aksinya.

"Halo cantik, boleh ngobrol sebentar?"

—tbc.

BLACK BLOOD [Tokyo Noir Familia x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang