4. Something New

538 76 4
                                    

Beberapa hari berlalu sejak kejadian kerusuhan kedua di Uwu Cafe. Amaya bersyukur tak ada yang menyerangnya setelah itu, meski ia rasakan beberapa pasang mata karyawan Uwu menaruh curiga padanya. Gadis itu memilih untuk abai saat mendapati beberapa karyawan bagian dapur berbisik dan sesekali meliriknya. Menurutnya, selagi ia belum ditegur oleh sang pemilik cafe, karirnya masih aman.

"Aya, kamu dipanggil bos di ruangan."

Panggilan dari Binnie kali ini membuat jantungnya seolah merosot sedetik. Kelu sejenak, Amaya hanya menjawab dengan anggukan lalu pergi ke ruangan pemilik cafe. Gadis itu tak dapat menyangkal bahwa ia sudah membayangkan skenario terburuk; bosnya mengetahui aksinya memukuli seorang pengunjung secara diam-diam tempo lalu dan dirinya dikeluarkan dari cafe.

"Selamat siang, Pak. Ada apa Bapak memanggil saya?" Amaya mengucap salam ketika memasuki ruangan dan duduk di hadapan Dogzilla, pemilik Uwu Cafe.

"Amaya, seperti yang sudah kita semua ketahui..."

Amaya kesal ketika Dogzilla memberi jeda pada kalimatnya, karena hal tersebut membuat adrenalinnya terpacu. Detak jantungnya berdegup lebih cepat, kedua tangannya saling menautkan jemari di atas pahanya.

"...selain menjual makanan dan minuman, Uwu Cafe juga membuka jasa pacar sewaan. Kali ini, kamu akan bekerja sebagai pacar sewaan klien kita."

Hah? HAHH?!

__________

"Pemandangannya bagus, ya?"

Amaya mengamati pemandangan dari atas bukit sambil menorehkan senyum palsu. "Iya, pemandangannya bagus banget."

"Oh iya, tadi nama Kakak siapa?" tanya Amaya pada kliennya, menoleh pada pria itu. Ini pertama kalinya ia bekerja sebagai talent pacar sewaan, namun ia tak ingin mengecewakan bosnya.

"Panggil aja aku Han, atau mau panggil 'sayang'?" Amaya merasa muak ketika mendengar kliennya mulai menggodanya. Namun demi pekerjaan, ia harus meladeni pria di sampingnya. Tenang, Amaya. Anggap aja kayak drama waktu sekolah dulu.

"Aku panggil Kak Han aja, ya?" Amaya mulai bersandiwara. Berusaha menampilkan sisi ramah dan sedikit kekanakan, mencoba membuat pria bernama Han itu perlahan tertarik dengannya dan kegiatan kencan sehari ini sukses.

"Kamu masih malu-malu ya buat panggil 'sayang'? Yaudah, aku aja yang panggil begitu. Ngomong-ngomong, sayang udah makan? Aku udah siapin banyak snack, lho. Kita piknik di sini." Han sepertinya totalitas dalam kencan ini karena telah mempersiapkan banyak hal, mulai dari memilih tempat yang indah sampai menyiapkan perlengkapan.

"Woaa, aku mau dong, Kak! Kayaknya seru kalau kita piknik di sini." Amaya membalas dengan pura-pura antusias.

Mendengar balasan Amaya, Han beranjak untuk mengambil beberapa camilan dan minuman dari mobilnya, lalu duduk kembali di sebelah gadis itu dan menyodorkan sebungkus kripik. Amaya menerimanya, mulai memakan kripik tersebut.

"Kamu berapa lama kerja di Uwu?" tanya Han mulai mengorek informasi pribadi Amaya.

"Aku kerja di Uwu kurang lebih dua minggu. Kalo Kak Han kerja apa? Berapa lama?" balas Amaya yang juga menanyakan informasi pribadi Han.

"Aku cuma ngumpulin besi dari tempat recycle buat dijual ke mekanik, udah lumayan lama." Amaya mengangguk mendengar jawaban Han. Entah itu benar atau salah, ia harus terlihat percaya dengan ucapan pria tersebut. Kemudian ia bertanya lagi pada Han, "susah nggak sih, Kak?"

BLACK BLOOD [Tokyo Noir Familia x OC]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang