Bab 17 (Meninggalnya Arman)

71 11 1
                                    

Bunyi Monitor didalam ruang ICU itu membuat pecah tangisan semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bunyi Monitor didalam ruang ICU itu membuat pecah tangisan semua orang yang berada di dalam ruangan tersebut.

Beberapa dokter membantu pasien yang tengah kritis,mencoba mengembalikan detak jantungnya berdetak kembali. Namun,tidak ada keberhasilan dalam melakukan hal itu.

Seorang wanita terus memohon pada seorang dokter,akan tetapi dokter tersebut hanya menggelengkan kepala lalu pergi dari ruangan ICU.

"ABI!" teriakan yang ada di dalam ruangan ICU.

Keadaannya sangat rumit,wanita itu terus mencoba dengan mengoyang-goyangkan tubuh pasien agar kembali bangun. Alhasil wanita itu langsung memeluk kembali pasien dengan erat dan mencekram kuat baju pasien.

Air matanya tak terhenti untuk mengalir keluar,itupun berhasil membasahi baju pasien.

Selang beberapa lamanya,pasien segera dibawakan ke tempat tinggal diantar dengan mobil ambulan yang disediakan rumah sakit itu.

Brangkar itu siap dimasukkan kedalam mobil,dibantu suster serta kerabat dari pasien itu. Bunyi serena ambulan semakin dibuat kejer tangisan seorang wanita yang bernama Kinara yang merupakan anak terakhir dari pasien yang bernama Arman. Serta anak sulungnya Akbar yang berada di sebelah Kinara.

Tangisan itu sangat tak karuan,antara takut,penyesalan,dan sedih atas kehilangan seorang ayah.

"ABI!" lagi dan lagi Kinara berteriak nama sang Abi. Bahkan ia terus memeluk jasad Abi nya dengan erat.

Tangisannya begitu deras suaranya juga sebentar lagi habis karna berteriak dan menangis histeris sejak diruang ICU.

"Kinara.." panggil Akbar,terdengar ditelinga Kinara namun samar.

🌷

Dari kejadian tadi malam,semua orang pergi untuk menyelawat Bapak Arman di kediamannya,serta kerabat-kerabat lainnya juga ikut datang sambil membacakan suatu bacaan yang ada di buku kecil.

Tidak lupa dengan seorang gadis yang hanya melihat jasad sang Abi dari kejauhan,menatap dengan tatap kosongnya. Dia benar-benar sendiri ditempat itu,dia malu atas apa yang ia perbuat sampai kehilangan sosok yang ia sangat sayangi.

Kinara tak putus pandangan dari Abinya. Wajahnya sangat kucel dan pakaian nya juga tidak rapih.

Tak lama seorang pria baru saja datang dan langsung bersalaman kepada Hana dan juga kerabat Kinara yang lainnya. Walaupun Kinara mengenalnya namun ia tak risaukan,pandangannya tetap kepada Arman.

Tiba-tiba pria itu datang menghampirinya yang sedang melamun,pria itu sekarang duduk disebelahnya dan langsung bertanya pada dirinya.

"Assalamu'alaikum." ucapan salam yang pertama kali ia keluarkan untuk berbicara pada Kinara.

"Waalaikumusalam." jawab Kinara dengan suara yang serak dan tanpa menoleh pada seorang pria yang ada disebelahnya.

Pilihan AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang