cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh tempat atau kejadian itu adalah kebetulan semata
------------------
Pagi hari ini seisi rumah di buat heboh karena si kecil jatuh sakit. Yaa ryota terserang demam tinggi dari subuh. Bagaimana tidak deman, semalam ia merengek meminta es krim, gin yg tidak tega melihat anaknya sudah berkaca-kaca mau tidak mau menuruti keinginannya.
Dan yaa sekarang si bayi malah sakit. Gin merutuki keputusannya semalam, seandainya saja semalam ia tidak menuruti keinginan anaknya pasti tidak akan terserang demam seperti ini.
Ryota pun sedari pagi menangis sembari menyebut mama, mama, ryota mau sama mama. Gin bingung bukan main. Pasalnya ia tidak memiliki nomor laki² tersebut dan ia juga merasa gengsi jika harus pergi ke sekolah si kecil untuk menjemput laki²nya ekheemm maksudnya guru anaknya.
"Papa ryota mau mama hiks.... mau sama mama, papa. Ryota mau mama huaaaa...." ucap ryota yang menangis sambil memberontak digendongan gin
"Iya sayang ini papa jemput mama dulu yaa, tapi ryota harus diam jangan nangis terus, nnti ryota batuk terus muntah² papa juga sedih lihatnya nnti. Sudah yaa jangan nangis yaa sayangnya papa" gin berusaha menenangkan anaknya dengan kata² yang gin percaya dapat menghentikan tangisan buah hatinya. Dan syukur akhirnya ryota pun menghentikan tangisannya menatap gin dengan penuh harapan.
"Benarkah? Papa mau bawa mama kesini? Makasih papa ryota sayang papa" ucap ryota masih dengan segukan(?) Akibat menangis.
"Iya sayang sama². Papa juga sayang ryota" gin mengecup kening ryota dengan sayang. Sepertinya ia harus menurunkan sedikit ego dan gengsinya demi sang buah hati.
Time skip.
Disinilah gin berada sekarang di sekolah ryota yg menunjukkan sudah waktunya bagi anak² untuk pulang kerumah.
Kebetulan sekali kata gin. Dengan seperti ini ia akan mudah menemukan calon istrinya eeeh maksudnya guru ryota.
Setelah mengedarkan matanya akhirnya ia menemukan guru kesayangan anaknya aka Riji.
"Pak maaf permisi menganggu waktunya. Bapak ingat saya?" Tanya gin gugup
"Yaa saya ingat. Bapak walinya ryota kan? Ada yg bisa saya bantu pak?" Tanya Riji
"Begini pak saya ingin meminta tolong boleh bapak ikut kerumah saya sebentar? Ryota sakit dan dia terus saja menyebut nama bapak sambil menangis. Saya mohon ikut dengan saya sebentar saja. Akan saya bayar berapapun yg bapak minta akan saya bayar. Tapi saya mohon ikut dengan saya kerumah. Boleh?" Gin bertanya dengan ragu² takut Riji memandang ia aneh atau risih.
"Hah? Ryota sakit? Astagaa pantas hari ini kelas rasanya sepi sekali. Ya sudah pak baik saya ikut bapak pak boleh tunggu sebentar saya mau menaruh barang² saya dulu ke ruang guru, hanya sebentar" kata Riji.
"Iya pak silahkan. saya tunggu disini atau ikut bapak ke ruang guru?" Gin ikut bertanya.
"Tunggu disini saja pak saya hanya sebentar. Tunggu" Riji pergi menaruh barang² bawaannya ke ruang guru. Sekitar 3 menitan ia kembali dengan jaket beserta tas ranselnya.
"Ayo pak saya sudah selesai" Riji menghampiri gin yg sedang mengisap rokoknya. Melihat Riji mendekat ia buru² membuang rokoknya.
"Merokok tidak baik untuk kesehatan pak" kata Riji menasihati gin yg terlihat sedang merokok tadi.
"Haha iyya saya berusaha berhenti tapi susah. Yasudah mari pak" gin mengajak Riji memasuki mobilnya. Dan mereka pun langsung tancap gas menuju rumah Gin.
Time skip.
"Mari silahkan masuk" gin mengajak Riji memasuki rumahnya.
"Mba ryota tidur?" Gin menanyakan ryota kepada salah satu asisten rumah tangganya.
"Nggk tuan den ryota sedang di kamarnya masih menangis" kata mba Rini (pinjem yaa Cipung).
"Yasudah ayo pak lewat sini" Gin mengajak Riji pergi ke kamar anaknya. Dan melihat anaknya masih menangis dipelukan salah satu asisten rumah tangganya sebut saja mba riya.
"Ryota sayang sini nak" Gin mengambil ryota dari art nya dan mengajaknya bertemu dengan guru kesayangan anaknya.
"Lihat papa bawa siapa" kata gin seolah-olah memberikan kejutan kepada ryota.
"Siap.... MAMA... Mama ryota kangen mama. Huhuhu ryota mau sama mama. Papa ryota mau sama mama" ryota memberontak meminta untuk digendong oleh Riji
"Astaga ryota pelan² sayang. Kasian itu pak gurunya, kamu berat loh" gin sedikit memarahi ryota karena sikap tidak sabarannya.
"Udah gpp pak. Saya ngerti kok ryota kangen sama saya" Riji tersenyum memaklumi. "Ryota kamu kenapa bisa sakit huum?" Riji bertanya dengan lembut.
"Semalam ryota makan eskrim sama papa. Karena ryota ingin makan eskrim akhirnya papa beliin ryota eskrim deh" kata ryota sembari memeluk leher Riji dengan erat.
"Ryota jangan erat² peluk lehernya pak guru, nnti dia GK bisa nafas sayang" kata gin melihat ryota memeluk Riji terlalu erat.
"Dad, don't call pak guru! Call him mama!! don't pak guru" ryota berbicara dengan penuh penekanan pada gin seolah-olah apa yg gin katakan hanya angin lalu.
"Ryota dengar papa tadi bilang apa hmm? Papa bilang apa tadi?" Gin sudah kesal karena sedari jam 3 subuh ia tidak tidur belum lagi pekerjaannya menumpuk karena anaknya yg tiba-tiba jatuh sakit. Sampai tidak sadar sedikit membentak ryota.
"Papa!! Ryota tidak suka dibentak!!" Kata ryota berteriak keras.
"Sudah berani melawan papa!" Gin mendekati ryota ingin mencubit atau memberi sedikit pelajaran kepada anaknya yg keras kepala itu tapi untungnya Riji berada ditengah-tengah mereka berdua dan berusaha untuk menengahi.
"Sudah² ryota minta maaf sama papa, dan tuan maaf bukannya saya ingin ikut campur lebih baik tuan beristirahat terlebih dahulu biar ryota saya yang mengurus." Riji meminta gin untuk beristirahat karena disini Riji yakin bahwa gin memang sedang kelelahan terlihat dari pancaran matanya yg terlihat lebih sayu dari yg terakhir kali mereka bertemu.
"Hahhh baiklah saya titip ryota sama kamu yaa" saat gin ingin pergi suara kecil memanggilnya berusaha menghentikan jalannya.
"Papa ryota sorry:(. Maaf ryota sudah jadi anak yang nakal" ucap ryota bersedih dan tidak berani menatap mata gin.
"Iya tidak apa-apa lain kali jangan seperti itu yaa anak papa, papa sedih jadinya" ucap gin
"Iya papa ryota janji. Yasudah papa istirahat aja ryota sudah sama mama kok, nanti juga sembuh hihi" kata ryota.
"Yaudah papa istirahat dulu yaa. Kalau ada apa² papa ada dikamar, saya titip ryota yaa pak" kata gin
"Baik pak" ucap Riji sambil tersenyum manis. Gin yg melihat itu sedikit tertegun karena senyuman manis yg sedikit membuat jantung terasa aneh. Dengan tergesa² ia langsung pergi memasuki kamarnya.
Sesampainya di kamarnya ia merasakan detak jantungnya yg sudah tidak normal. Astagaa gin lemas.
"Gua sakit jantung kali yaa. Tapi serius itu senyum manis bangettt. Tolooongggg" gin salting sendiri. Apakah ini yang dinamakan jatuh cinta. Gin bingung sendiri. Sepertinya besok ia harus memeriksakan kesehatan jantungnya ke dokter spesialis.
---------
Happy reading🔥
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [GinJi]
Short StoryGin Geffrey Gehenna adalah seorang duda anak 1 yang kaya raya. hidup bergelimang harta bukanlah suatu kebahagiaan untuknya. hidupnya monoton sampai suatu hari ia tidak sengaja bertemu dengan adik kelas SMA nya yg saat dulu sering ia bully bersama te...