7. Sette

908 99 11
                                    

cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh tempat atau kejadian itu adalah kebetulan semata

!!Typo bertebaran!!

=============GINJI==============

#Flashback on

Suasana rumah hari ini cukup sepi. Si bayi sedang main dengan susternya dan gin sendirian dirumah. Merasa bosan Gin memutuskan untuk memainkan ponselnya

Saat sedang melihat² sosial media iya mendapat notifikasi pesan. Ia pun membuka pesan tersebut dan mematung setelah. Terdapat 2 buah pesan teks dan satu foto yang dimana foto tersebut terdapat wajah Riji sedang berada dibawah kukungan seseorang yang Gin sendiri tidak mengetahui dia siapa.

Isi pesan tersebut kurang lebih seperti ini

Unknow

|Kamu tau dia sangat nikmat
|Saking nikmatnya saya ingin mencoba lagi hahaha...
|*Foto*

Memandangi lama foto tersebut dan mencoba untuk menangkal semuanya. Ia yakin Riji tidak ada melakukan hal seperti itu.

"Nggk nggk Riji gk mungkin seperti ini. Jangan percaya Gin jangan percaya. Lu harus percaya sama Riji. Yaa lu harus percaya sama Riji."- Gin mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

#2 Minggu kemudian.

Sudah satu minggu lamanya Gin mengurung diri di ruang kerjanya. Semua pesan yang di kirimkan Riji tidak ada yg ia balas. Tugas rumah semua ia serahkan kepada asisten rumah tangga dan untuk menjemput si kecil ia limpahkan tugas tersebut kepada sang baby sitter.

Gin masih terus saja memikirkan foto tersebut. Karena tidak sekali ia mendapat kiriman foto. Sudah 3x ia mendapat kiriman foto vulgar berwajah Riji bersama laki² lain. Gin berusaha dan mencoba untuk tidak mempercayai foto dan pesan tersebut. Tetapi entah kenapa setiap kali ia melihat foto tersebut hatinya merasa sangat marah.

Namun ia berusaha untuk menurunkan ego nya. Seperti hari ini ia ingin mengajak Riji untuk memasak bersama sekalian makan malam dan menginap sebagai simbol permintaan maafnya. Mengingat mereka sudah 2 Minggu ini tidak bertemu atau saling menyapa.

Lama ia menunggu tepat di depan gerbang sekolah tiba² hujan turun dengan derasnya. Ia mencoba mencari payung dan menjemput Riji di ruangannya. Tetapi setelah ia mendapatkan payung yg ia cari dan bersiap untuk keluar, ia melihat Riji sedang berjalan menuju parkiran mobil bersama dengan seorang laki² yang Gin yakini adalah orang yang sama dengan yang ada di foto tersebut.

Bergumam marah sambil menatap tajam mereka berdua.
"Kurang ajar siapa dia? Berani²nya mendekati milikku! Hahahaha dan Riji ternyata kamu memang begitu gampangan yaa. Tidak bisa dibiarkan!"

Setelah melihat mereka berpisah ia mengikuti Riji berjalan menggunakan payungnya. Mengikuti Riji sampai tujuan dengan selamat dan kembali lagi ke mobilnya setelah itu langsung pergi menancapkan gas nya menuju tempat biasa yang sering ia datangi.

#di dimensi yang lain

'bagaimana beres?' - (?)

'tenang saja, semua rencana sudah tersusun tinggal kamu siapkan kejutan kedua aku yakin mereka akan berpisah'- (?)

'Kerja bagus. Aku mengandalkanmu untuk pekerjaan ini'- (?)

'kamu tenang saja, yang penting kamu tidak lupa dengan janjimu itu'- (?)

'aku tidak akan lupa kamu tenang saja'- (?)

#

Flashback off.

Gin yang sedang terbaring di tempat tidur dengan Ryota di sebelahnya hanya diam memandang langit² kamarnya. Sejujurnya ia tidak ingin mengusir Riji dari sini apalagi diluar masih hujan deras.

Menutup mata berusaha untuk tertidur namun tidak bisa. Apakah ia harus mendengarkan penjelasan Riji? Kenapa ia tidak bertanya mengenai foto tersebut? Arghhhh Gin sudah gila sekarang. Akibat demam dan masalah saat ini ia seperti orang gila. Mengacak² rambutnya dan mengerang keras sampai membangunkan tidur si kecil.

"Papa kenapa? Ada yang sakit? Mau Ryota panggilkan dokter"- Ryota kaget mendengar erangan Gin.

"Gapapa sayang papa tadi mimpi buruk aja. Maafin papa yaa buat kamu kaget"- Gin.

"Ryota kita kenapa. Ryota panik takut papa kenapa²"- Ryota berkata dengan wajah sedih sambil menatap Gin.

"Papa gapapa sayang. Maafin papa yaa udah bikin Ryota khawatir. Papa janji ini terakhir papa sakit"- Gin mengelus Surai lembut Ryota.

"Yaudah ayo papa kita bobo. Papa masih sakit kan? Sini Ryota peluk papa"- Ryota membawa gin ke pelukannya.

"Selamat malam papa jangan sakit lagi yaa" akhirnya Gin bisa tidur nyenyak berkat pelukan sang anak dan Ryota menyusul Gin ke alam mimpi.


Disisi lain ada Riji yang saat ini masih belum bisa berhenti menangis. Ia masih membayangkan perkataan Gin pagi tadi. Ia merasa ada yang salah dari Gin. Pasti ada sesuatu di balik ini semua. Riji harus menyelidiki ini. Ia tidak ingin kesempatan ini sia² ia juga tidak ingin kehilangan cintanya lagi.

Akhirnya Riji memutuskan untuk tidur. Biarpun tidak bisa tertidur ia akan tetap memaksa agar bisa tertidur.

Setelahnya Riji berhasil memasuki alam mimpi dan berharap ia bertemu dengan Gin disana.

Pagi harinya tidak seperti pagi sebelumnya. Hari ini cerah sekali, tanpa hujan yang ada hanya cahaya matahari yang hangat dan segar. Hahhhh Gin rasa ia akan sesak nafas jika terus²an menghela nafas.

Tapi entah kenapa hari ini ia merasa sangat bahagia. Karena apa ia pun tidak tau.

Berjalan kebawah mencari anak semata wayangnya dan menemukannya sedang sarapan ditemani susternya.

"Papa bagaimana hari ini? Masih ada yang sakit? Kepalanya masih sakit?"- Ryota.

"Sudah jauh lebih baik. Terimakasih yaa sudah merawat papa dengan baik"- Gin.

"Sama² papa. Sudah tugas Ryota untuk merawat papa. Papa jangan sakit² lagi yaa Ryota jadi sedih"- Ryota.

"Iya sayang mulai sekarang papa akan jaga kesehatan"- Gin

sementara itu di sisi yang lain

terlihat Riji sedang merapikan tempat tidurnya. Sepertinya ia hari ini akan absen mengajar melihat keadaan matanya yang semakin membengkak.

Sudah semalaman Riji menangis membayangkan bagaimana gin memperlakukannya seperti sampah. Tetapi Riji tidak marah karena ia yakin pasti ada suatu hal di balik ini semua.

Yaa semuanya terjadi begitu tiba-tiba seperti Airuma yang tiba-tiba kembali mendekatinya, handphonenya yang tiba-tiba di copet padahal keadaan disana sangat ramai dan yaa bukan cuma Riji yang memegang ponsel banyak sekali orang yang memegang ponsel bahkan lebih mewah dari milik Riji.

Riji terus memikirkan semuanya sampai ia mengingat satu hal. Pernah ada satu nomor yang tiba-tiba menghubungi Riji dengan berkata "kamu tidak pantas bersanding dengan Gin, yang pantas bersanding dengan Gin adalah aku" seperti itu.

Riji dapat menebak siapa orang itu, mengingat bagaimana pertemuan pertama mereka dulu.

Tapi bagaimanapun Riji tidak punya bukti. Ponselnya sudah raib di curi orang.

Yang dapat Riji lakukan sekarang adalah berdoa semoga masalahnya ini cepat kelar dan ia bisa kembali bersama Gin.

=============GINJI==============

Thx sudah mampir

Only You [GinJi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang