cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh tempat atau kejadian itu adalah kebetulan semata
!!Typo bertebaran!!
=============GINJI==============
Pada malam hari setelah Riji berhasil menenangkan dan menidurkan ryota ia turun ke bawah untuk mencari gin untuk berpamitan pulang.
Iya menemukan gin sedang duduk di meja makan sambil menyesap rokok dan mengepulkan asapnya ke atas."Permisi tuan maaf bukankah tidak baik jika merokok di dalam ruangan, apalagi ruangan ini full AC, saya takut udaranya jadi tercemar dan merusak pernapasan ryota." Kata Riji hati² karena ia melihat gin seperti sedang dalam keadaan yang tidak bisa di katakan baik.
"Ahh seperti itu. Maaf saya biasanya merokok di balkon tapi entah kenapa sekarang saya ingin merokok disini. Dan yaa jangan panggil saya tuan, kita sudah kenal lama kan? Panggil saya seperti dulu kamu memanggil saya" gin mematikan rokoknya dan menatap riji dengan intens.
"Humm baik. Ummhh kak gin" Riji merasa canggung dan malu setelah memanggil gin dengan sebutan kakak.
"Nah itu lebih baik. Saya juga mau minta maaf atas semua kesalahan saya dulu. Saya sangat bodoh dulu, sampai tega membulli kamu dan melakukan hal yg tidak senonoh" Gin merasa tidak enak hati jika mengingat kelakuan dia dahulu pada saat masih bersekolah di sekolah yang sama.
Bagaimana tidak kelakuan gin sungguh sangat tidak bisa di benarkan. Ia sering membulli Riji, bukan cuma mentalnya yg rusak, fisiknya pun rusak karena ulah gin yang membuat Riji trauma sampai sekarang.
*Flashback On*
WARNING 18+
Pagi hari sekali seorang anak laki² bersurai hitam, berperawakan kecil, dan senyuman nya yang manis tengah melakukan pekerjaan rumah.
Bisa di bilang membereskan rumah. Sebut saja namanya Riji. Ia anak yg rajin, selalu menolong sesama, tidak pernah pilih² dalam soal berteman, tapi nasibnya saja yg tidak bagus.
Orang tua Riji telah lama meninggal dunia, sekitar 13 tahun yang lalu tepatnya pada saat Riji berusia 4 tahun. Orang tua Riji meninggal karena kecelakaan tunggal yang disebabkan oleh rem blong yang terjadi pada saat ulang tahun Riji yg ke 3 tahun. Riji yang masih belum mengerti apa² pada saat itu hanya memandang polos sepasang peti berwarna putih tanpa tau apa isi dari peti tersebut.
Akhirnya adik dari ayahnya Riji aka bibi nya mau mengasuh Riji. Namun mereka hanya menginginkan harta warisan kedua orang tua Riji, tanpa mau mengurus Riji. Tanpa melihat bagaimana perkembangan Riji, dan selalu memperlakukan Riji seolah-olah ia adalah pembantu dirumahnya sendiri. Sampai pada saat riji menginjak usia 10 tahun ia mengerti kemana kedua orang tuanya pergi.
Seperti saat ini Riji sudah menginjak usia 17 tahun ia sedang membersihkan rumah sambil mengingat² kembali kenangan buram bersama kedua orang tuanya yg masih bisa ia ingat.
"Sepertinya sudah beres semua. Nahh sekarang tinggal siap² ke sekolah. Bawa bekal aja apa nggak usah yaa? Tapi nnti aku makan siang pake apa. Bawa bekal pun gk ada makanan sisa. Yasudah makannya pulang sekolah aja nnti" Riji bertanya pada dirinya sendiri apakah harus membawa bekal atau tidak, pasalnya ia tidak memiliki uang. Membawa bekal pun hanya ada angin, memang kenyang makan angin. Punya sii uang hasil bekerja paruh waktunya, tapi ia terlalu sayang untuk memakai uang tersebut. Lebih baik uangnya di pakai untuk membayar ujian dan keperluan sekolah lainnya.
Jam menunjukkan pukul 06.45 sekolah alam di mulai pada pukul 08.00. Riji bergegas untuk berangkat sekolah. Terlalu pagi bukan? Yaa memang itu kebiasaan Riji datang lebih pagi. Karena ia juga harus berjalan jauh dari rumah ke sekolahnya. Bukannya tidak mau naik kendaraan umum lagi² Riji akan menjawab "lebih baik uangnya ditabung untuk membayar ujian dan keperluan sekolah lainnya".
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [GinJi]
Short StoryGin Geffrey Gehenna adalah seorang duda anak 1 yang kaya raya. hidup bergelimang harta bukanlah suatu kebahagiaan untuknya. hidupnya monoton sampai suatu hari ia tidak sengaja bertemu dengan adik kelas SMA nya yg saat dulu sering ia bully bersama te...