cerita ini hanya fiktif belaka jika ada kesamaan nama tokoh tempat atau kejadian itu adalah kebetulan semata
!!Typo bertebaran!!
=============GINJI==============
Merasa Riji sudah mulai tenang Gin melepas pelukannya dan menatap wajah Riji yang masih berlinang air mata.
Dapat gin rasakan tubuh Riji masih bergetar. Gin menangkup wajah Riji dan mengusap air matanya dikedua pipinya.
"Maafin semua kesalahan saya dulu. Saya menyesal ngelakuin itu ke kamu. Saya akan mempertanggung jawabkan atas apa yang sudah saya perbuat dulu. Sekali lagi saya minta maaf Riji." - Gin sambil mengelus kedua pipi Riji.
"........." Riji hanya diam sambil menatap wajah Riji.
"Papa Mama kalian lagi apa?" - Ryota sambil mengusap wajahnya yang masih mengantuk.
"Kamu kebangun? Mimpi buruk?" - Gin menghampiri Ryota
"Mama kenapa nangis? Papa jahatin mama ya?" - Ryota menatap Gin garang.
"Nggk kok sayang mama gapapa" - Riji.
"Papa jangan nakal sama mama. Nanti aku pukul mau?" Ryota mengancam Gin berharap Gin takut atas ancamannya.
"Iyya sayangnya papa, mama gk akan papa nakalin kok. Udah ayoo lanjut Bobo lagi" - Gin
"Mama gendong~" - Ryota
"Dasar manja" - Gin
"Mama, itu papa nya" - Ryota
"Sttt udah² ayo kita bobo. Kak aku nginep dulu disini gk apa kah?" - Riji bertanya kepada Gin. Sejujurnya ia ingin pulang kerumahnya namun entah kenapa rasanya berat sekali meninggalkan rumah ini.
"Iyya boleh kok nginep aja. Kamu tidur sama Ryota atau mau tidur sama saya?" - Gin terkekeh melihat wajah Riji yang bersemu merah.
"Kita bobo bertiga aja gimana papa sama mama mau kan?" - Ryota
"Nahh itu boleh" sudah tau lah yaa siapa yang menjawab ini.
"Gimana mama mau kan?" - Ryota
"Huumm gpp kah?" Riji ragu takut Gin merasa tidak nyaman.
"Gpp dong kan Ryota yang mau. Ayo bobo dikamar papa aja ada tv nya" - Ryota
"Oke let's go" - Gin bersemangat sambil mengendong Ryota.
Dapat Riji rasakan tangannya digenggam erat oleh seseorang yg tidak lain adalah Gin.
Gin menolehkan kepalanya ke arah Riji dan tersenyum manis.
#Time Skip
Terhitung sudah 3 Minggu Riji dan Gin dekat. Mereka sering sekali melakukan beberapa hal bersama².
Seperti sekarang ini tepat jam 12.10 waktu jam makan siang tiba. Riji dan Gin makan siang bersama disebuah kafe dekat tempat Riji mengajar.Jika kalian bertanya kemana Ryota, ia sedang bermain bersama teman barunya di sekolah ditemani dengan sus Rini.
"Bagaimana makanannya? Enak?"- Gin.
"Huum enak tapi mungkin lebih enak kalau aku yang memasaknya hehehe" - Riji terkekeh lucu.
"Hahaha boleh boleh nnti saat weekend saya jemput kamu kita masak bareng yaa"- Gin
Saat sedang asik mengobrol datang seorang perempuan menginterupsi obrolan mereka berdua.
"Gin. Ini kamu?"- (?)
Mendengar suara mereka menoleh ke sumber suara. Awalnya Gin terkejut melihat perempuan tersebut, namun dengan cepat ia mengatur ekspresi wajahnya dengan datar.
"Iya ada apa?"- Gin sedikit jutek.
"Ohh astagaa aku kira siapa, dari jauh aku sudah melihat kamu, aku ingin menyapa tapi aku takut salah orang." -(?)
"Langsung to the point aja. Mau apa kamu kesini?"- Gin dengan nada kesal
"Hahaha masih saja seperti ini, aku cuma kangen sama kamu. bagaimana keadaan Ryota? Ahh dia pasti sudah besar yaa sekarang?" Menjeda kalimatnya "Dan siapa dia?" Menunjuk kearah Riji dengan tatapan malas.
"Bukan urusanmu siapa dia dan sedang apa dia disini juga bukan urusanmu. Dan satu lagi jangan pernah menyebut nama anakku jalang"- Gin marah.
"Hahahahaha ayolah Gin kenapa kamu seperti ini, kamu lupa bagaimana kedekatan kita dulu hmm? Dan juga aku lihat² kamu sudah sukses yaa sekarang" ucap perempuan tersebut sambil mengelus pipi Gin.
"Jangan melewati batasmu Gina!!. Kamu sudah bukan siapa² ku lagi dan sudah tidak hubungan apapun diantara kita. Pergi sekarang juga!!"- Gin ingin sekali menendang wajah wanita berwajah arogan didepannya ini.
"Sudah kak sabar kita jadi pusat perhatian" - Riji berusaha menenangkan Gin.
"Wahhh jalang barumu yaa. Hahaha hanya orang kampungan yang tidak berkelas. Kenapa mau sama dia? Lebih baik kembali denganku saja"- Gina masih berusaha mendekati Gin dan memandang sinis ke arah Riji.
"Pergi dari sini!! Mau ku panggilkan satpam atau ku seret kamu keluar dari sini?!?!?!"- Gin.
"Hafhh baiklah aku pergi sekarang. Tapi nanti aku akan kembali lagi. Tunggu aku yaa sayangku."- Gina pergi tetapi sebelum pergi ia mencium pipi Gin di depan Riji. Riji yang melihat pemandangan tersebut hanya menundukan wajahnya.
"Kak......Huumm apa lebih baik kita pulang aja? Aku gk nyaman berada disini, terlalu banyak orang yang melihat ke arah kita"- Riji.
"Hahhhhhh baiklah. Maafkan saya mengacaukan makan siang kita hari ini"- Gin memeluk Riji erat.
"Sudah tidak apa-apa aku mengerti. Tidak ada yang perlu di sesali. Aku mengerti. Ayo kita jemput Ryota setelah itu kita pulang. Aku akan ambil cuti setengah hari hari ini"- Riji
"Yasudah ayoo"- Gin.
Mereka berdua keluar dari kafe tersebut dan menaiki mobil Gin.
Setelah masuk ke dalam mobil Gin terdiam sesaat mengingat kata² yang dikeluarkan mantan istrinya itu."Riji untuk perkataannya tadi jangan didengarkan yaa. Anggap saja itu hanya angin lalu. Saya mendekati kamu pun bukan semata² karena perasaan bersalah saya atau semata² karena anak saya ingin kamu menjadi ibunya. Saya mendekati kamu karena hati saya menginginkan kamu untuk menjadi rumah saya, untuk menjadi tempat saya pulang, untuk menjadi tempat saya mengadu. Kehidupan saya sangat monoton sebelum bertemu kamu untuk yang kedua kalinya. Tetapi setelah bertemu kamu hidup saya perlahan mulai berwarna. Hanya kamu yang mampu dan hanya kamu yang bisa. Riji mungkin ini terlalu cepat untuk kamu, tapi saya tidak sanggup jika harus menunggu lebih lama lagi, dan saya pun tidak sanggup jika harus melihat kamu akhirnya bersanding dengan orang lain. Maukah kamu menjadi pendamping saya, menjadi ibu dari anak² saya kelak, dan mencintai saya dengan sepenuh hati? Will you marry me Riji Lintang Canova?" Lamaran dari Gin membuat Riji diam seribu bahasa.
Bukannya ia tidak mau. Jujur saja sebenarnya Riji sudah menyimpan perasaan pada Gin pada saat mereka masih duduk di bangku sekolah. Bullying yang di lakukan Gin kepada Riji menimbulkan benih² perasaan menggelitik hati. Riji sempat menangkal perasaan tersebut hanya akan bersarang sebentar. Tapi seiring berjalannya waktu ia semakin sadar bahwa memang ia mencintai Gin. Manusia jahat, manusia tidak punya hati pada saat itu.
"Tidak perlu di jawab sekarang saya mengerti kamu masih bingung. pikirkan saja terlebih dahulu. Take your time"- Gin tersenyum sambil menggenggam tangan Riji.
"Terimakasih banyak kak" hanya itu yang mampu Riji ucapkan.
==============GINJI=============
Hai aku kembali. Maaf yaa lama. Aku baru pulih dan maaf juga kalau cuma sedikit. Aku nulisnya spontan.
Terimakasih juga untuk semua doa" kalian. Semoga doa terbaik sampai ke kalian juga.
Thx You
Woff yuuu🫶🏻💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Only You [GinJi]
Short StoryGin Geffrey Gehenna adalah seorang duda anak 1 yang kaya raya. hidup bergelimang harta bukanlah suatu kebahagiaan untuknya. hidupnya monoton sampai suatu hari ia tidak sengaja bertemu dengan adik kelas SMA nya yg saat dulu sering ia bully bersama te...