04

48 14 3
                                    

Art belong to owner

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Art belong to owner

Aku gak tahu mau Taruh siapa, jadi, aku pake Choso 😩
Mau pake Naoya gak dulu deh.




***

"Satoru, tolong bawakan aku baju ganti di rumah sakit JR Tokyo General."

Suguru tidak membiarkan Satoru bertanya kenapa dan langsung menutup saluran telepon miliknya, lelaki itu menatap pantulan diri di cermin dengan kemeja yang sudah dinodai darah, lantas berjalan keluar bersama raut khawatir, bingung diwaktu bersamaan.

Salah satu teman Utahime yang datang menyusul menjelaskan jika penyerangan terjadi sebenarnya tidak ditujukan untuk Utahime, tapi wanita berumur yang berada di samping gadis itu, entah karena apa. Tisu basah yang ternyata dicampur dengan air keras diletakan di bawah matanya, Utahime langsung berteriak kesakitan dan melempar tisu itu sejauh mungkin, sayangnya wajah bagian pipi atas hingga hidung gadis itu terkena efeknya.

Dokter bilang jika kandungan air keras di tisu tidak terlalu banyak, tapi tetap saja kulit Utahime terkelupas karenanya dan menyebabkan luka memanjang yang tidak bisa gadis itu jelaskan dengan kata-kata selain menangis.

Suguru benar-benar tidak habis pikir, bagaimana jika air keras itu mengenai mata Utahime? Gadis itu bisa kehilangan penglihatannya.

"Bagaimana, dokter?"

"Nona Utahime ada di dalam, dia sudah sadar tapi sepertinya masih syok dengan apa yang terjadi."

Tentu saja, seseorang baru saja melukainya.

"Apa boleh dikunjungi?"

Dokter tadi mengangguk, dan mempersilahkan Suguru untuk masuk, meski agak sedikit gugup, oa memberanikan diri membuka pintu ruang inap, Utahime juga langsung menoleh begitu suara dari pintu menyapa indra pendengarannya.

"Aku yang membawamu ke sini tadi." Ia menjelaskan begitu membaca raut kebingungan dari wajah Utahime, mata gadis itu memerah, dan sedikit melebar begitu melihat kemeja Suguru memiliki bekas darah yang hampir mengering.

"Terima kasih banyak, maaf merepotkan anda."

"Tidak papa."

Meraih kursi dan duduk di samping ranjang Utahime, Suguru memandangi wajah gadis itu yang kini diperban, hanya bagian bibir dan matanya yang terlihat. Mata madu yang selalu Suguru ingat, dengan warna rambutnya yang menawan.

"Kau pasti syok."

Utahime tidak membalas, tangan gadis itu bahkan masih bergetar ketakutan.

"Polisi sudah meringkus pelakunya, targetnya seharusnya bukan kamu."

Helaan nafas terdengar berat keluar dari mulut Utahime, ia hanya sedang menikmati waktunya dan tidak pernah tahu akan berakhir seperti ini. Jikapun target bukan dirinya, tetap saja sekarang wajahnya yang terkan imbas.

Little did they know About The Future END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang