Hari sial Renjun.

507 30 0
                                    

Sekarang jam menunjukkan pukul 6.45 pagi, sedangkan jam masuk pemuda mungil yang cantik itu pukul 6.50 pagi. Panggil saja dia Renjun, kini ia terus bersumpah serapah karena Yangyang mengajaknya nongkrong semalam.

"Si kambing satu itu, kan gua jadi telat kalo kaya gini. Mana tinggal 5 menit lagi coba, aduh... Masuk ga ya? Tapi kan hari ini hari pertama disemester baru, masa gua ga masuk? Tapi denger-denger kak Jeno yang jaga gerbang"

Renjun terdiam karena teringat kakak kelasnya, Jeno alias crush nya yang menjaga gerbang.

"Kalo kata papa cuci muka, sikat gigi, deodorant aja. Baju udah, buku satu aja lah." Renjun mulai bergegas untuk mempersiapkan dirinya menuju sekolah.

Sebenarnya sekolah dan rumahnya tidak terlalu jauh, hanya berjarak 4 rumah. Jika ia berlari pun mungkin sampai tepat saat bel berbunyi.

"AAAA UDAH JAM 6.50 ANJIR, BURUAN KEBURU KAK JENO MASUK INI. BERANGKAT DULU PAPA DAN PAPI LOVE YOU MUAH." Seru Renjun sambil berlari kearah sekolahnya.

Orang tuanya yang duduk di teras rumah hanya bisa menggelengkan kepala mereka.

"Ga usah nambah anak pa, satu curut aja pusing ngurusnya."

"Ga ada jatah dong?"

"PIKIRAN LO CHANYEOL!"

"Nambah 1 napa sih?"

"Ga ada."

"Baekhyun, ayolah..."

"Bodoamat, sendiri sono."

Baekhyun memasuki rumah karena muak dengan rengekan suaminya itu. Sedangkan Chanyeol berpikir bagaimana agar ia mendapat jatah dari Baekhyun.

"Kak Jeno... hehe, buka ya kak gerbangnya, aku udah effort larinya kak."

"Rumah sana sini aja telat terus."

"Semalem itu kak, diajak Yangyang nongkrong malem banget baru balik."

"Tapi dia ga telat."

"Hahh?? Sialan, eh ntar lah, ayolah kak, buka ya kak."

"Istirahat bersihin toilet."

"Iya deh iya, kalo ga lupa."

"Ck! Masuk."

Renjun langsung berlari menuju kelasnya tanpa berterima kasih pada Jeno yang sudah membukakan gerbang untuknya. Renjun terlalu salting kalo lama-lama di depannya Jeno.

Renjun mengintip kelasnya dari jendela belakang dan akhirnya ia bisa bernafas dengan lega. Karena hari ini jam kosong dan hanya diberi tugas, jadi ia tidak perlu mendengarkan suara cempreng gurunya.

"Pagi semuanya, pada serius amat mukanya." Sapa Renjun tanpa merasa berdosa.

"Ini nih, bintang hari ini." Celetuk ketua kelas mereka.

"Ga ngajar kan gurunya?"

"Kaga, aman lo."

"Absen gua jangan dikosongin ya bapak ketua yang baik hati tapi kadang-kadang baiknya."

"Ren."

"Siap salah, yang penting gua masuk terimakasih."

Renjun pun berjalan menuju ke kursinya, namun ia bingung karena ada tas yang asing di kursinya. Renjun melihat kearah pemuda yang sedang menatap kearah luar.

"Woi, kursinya jangan diembat dong, masa gua harus lesehan?"

Orang itu tak memperdulikan ocehan Renjun, bahkan tidak menoleh sama sekali membuat Renjun semakin kesal.

"Si anying, budeg lo?"

"Bacot lo, duduk sini ama gua." Yangyang langsung menarik tangan Renjun agar duduk disampingnya.

Love My Childhood Enemy? (Hyuckren) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang