Gheana Danishwara POV
"Benarkah aku cemburu ketika tangannya menyentuh perempuan lain? Ketika matanya menatap perempuan lain? Ketika perhatiannya bukan lagi diriku melainkan perempuan lain? Aku pasti sudah gila!!!!"
Hari ini aku, Kean dan Diana akan melakukan food testing. Baru kali ini aku berhadapan dengan Kean dan juga Diana. Biasanya aku hanya bertemu dengan salah satu dari mereka dan lebih banyak bertemu dengan Kean.
Kean : Hari ini aku pergi sama Diana. Jangan cemburu oke?
Aku menatap tak percaya bahwa Kean akan menggodaku hingga sejauh ini. Ia masih saja mengerimka bunga dan juga pesan-pesan menggoda padaku. Lama-lama aku takan tahan jika ia terus bersikap seperti ini.
Aku menatap tangan Diana yang menggenggam erat tangan milik Kean. Sesuatu yang aneh bereaksi dalam tubuhku. Aku tak bisa mendeskripsikan secara tepat apa yang aku rasakan. Ini benar-benar aneh.
Diana tersenyum padaku dan meminta maaf karena terakhir kali aku yang harus mencoba gaun pengantin. Aku hanya menggeleng dan bilang itu bukan masalah selama bisa menyenangkan kedua pasangan ini. Mendengar apa yang aku ucapkan Kean tampak tersenyum licik dan ponselku tiba-tiba bergetar.
Kean : Aku pegang janjimu mengenai menyenangkanku
Aku diam-diam melotot pada Kean tanpa sepengetahuan Diana dan laki-laki itu hanya menganggukkan kepala. Aku tersenyum berusaha profesional ketika Diana bertanya beberapa menu yang akan ia gunakan di resepsi pernikahannya.
"Ini beberapa makanan yang Ibu minta" aku menunjuk beberapa piring yang sudah terisi makanan. Diana tampak senang karena apa yang ia minta sudah tersedia. Aku memberikannya sepasang sendok dan garpu agar ia bisa mencicipi makanannya.
"Ini enak" ucap Diana sambil mencoba menyuapkan makanan kepada Kean. Aku melihat laki-laki itu menggeleng enggan memasukan makanan yang Diana berikan namun Diana bersihkeras agar laki-laki itu merasakan makanannya. Akhirnya laki-laki itu memakan makanan yang diberikan Diana. Perempuan itu tersenyum karena calon suaminya menuruti apa yang ia inginkan. Aku melihat Diana tampak berbisik sesuatu pada Kean dan mereka tertawa bersama membuat aku merasa tak dihargai dan tak dilihat ada disini.
"Oh Maafkan aku Gheana, mari kita lanjutkan lagi" ucap Diana melihat aku yang hanya menatap mereka berdua dengan tanda tanya. Aku sekilas melihat Kean tersenyum menggoda membuatku kesal.
Kali ini bukan Diana yang menggenggam tangan Kean melainkan sebaliknya. Kean kini menggenggam erat tangan Diana. Wajahnya penuh dengan senyum yang biasa ia sunggingkan padaku. Ia bahkan dengan manja meminta Diana menyuapkan makanan yang ada didepannya.
Aku benar-benar merasakan hal yang aneh dengan diriku. Entah mengapa aku merasa jijik ketika Kean mendekati Diana seperti itu. Aku tau itu hak Kean dekat dengan calon istrinya tapi entah mengapa aku merasa muak melihat kemesraan yang mereka pamerkan.
Sudah satu jam aku berada diantara mereka yang terus saja memamerkan kemersraan mereka. Aku tak tau harus berbuat apa karena lama-lama gerah melihat dua orang yang akan menikah begitu mesra di hadapanku. Aku benar-benar muak melihat mereka.
Awalnya aku tak peduli ketika tangan Kean terus menerus menggenggam tangan Diana. Lebih dari itu laki-laki itu mulai dengan iseng mengecup pipi calon istrinya. Oh diruangan ini masih ada aku tapi mereka tetap saja bermesraan, mengacuhkan aku sendiri.
"Oke jadi kami sudah memutuskan" ungkap Diana dengan senyum megembang di wajahnya. Aku membalas senyum Diana dan bernapas lega akhirnya bisa mengistirahatkan mataku dari kemesraan mereka berdua.
"Terimakasih Gheana telah membantu kami" Diana membenturkan pipinya ke pipiku. Aku hanya tersenyum canggung karena ia begitu ramah. Sementara Kean hanya menepuk pundakku? Aku tak tau apa maksud di balik tepukan di pundak yang diberikannya padaku.
***
Hani tersenyum dari balik meja kerjanya. Aku mengerutkan kening karena ia begitu bahagia. Ia kemudian bilang baru saja ia mendapatkan bonus karena kliennya sangat puas atas pekerjaannya. Aku ikut bahagia tapi aku tak bisa tersenyum secerah Hani.
"Are you oke, Ghe?" aku mendesah dan bilang aku baik-baik saja meski aku sendiri meragukan keadaanku.
"Ah come on Ghe jangan suka menyimapan rahasia sama gue" ungkap Hani membuatku pasrah karena aku tak bisa menyebunyikan sesuatu dari Hani. Akhirnya aku bercerita mengenai kejadian di food test yang baru saja aku jalani dengan Kean dan Diana.
"Hahahaha Gheana Danishwara lo cemburu" aku melotot pad Hani tak percaya apa yang baru saja keluar dari mulutnya. Aku tak mungkin cemburu pada Kean. Laki-laki itu klienku yang akan menikah terlebih ia hanya menggodaku dan tak mungkin aku menyimpan rasa cemburu padanya.
"Serius Ghe lo cemburu sama Kean, itu gak bisa di bantah" ucap Hani sekali lagi membuatku benar-benar tak terima disebut bahwa aku cemburu pada Kean.
"Itu gak mungkin Han, gue cuman kesel aja mereka pamer kemesraan didepan gue" tuturku membela diri.
"Gheana Danishwara buka mata lo, apa lo pernah kesel waktu dulu-dulu klien lo pamer kemesraan" aku menggeleng karena sebelumnya aku tak pernah kesal ketika ada pasangan yang mengumbar kemesraan padaku.
"Pernah lo kesal karena dulu klien lo tertawa bahagia dan pamer kemesraan" aku kembali menggeleng karena aku justru senang ketika klienku tersenyum bahagia.
"Tapi ini beda Han, dia sengaja pamer kemesraan didepan gue" aku kembali membela diri.
"Lo yakin dia sengaja pamer kemesraan atau jangan-jangan dia memang mesra sama calon istrinya" aku mendesah dan menyandarkan punggungku kekursi. Aku lelah memikirkan itu semua.
"Akui aja Ghe kalo lo cemburu" aku tak mungkin cemburu pada dia.
"Ayolah Gheana jangan bikin lo pusing sendiri karena lo gak mau mengakui perasaan lo" goda Hani.
"Ya ampun Han gue gak mau ngakuin gue cemburu karena dia cuman menggoda gue. Dia cuman main-main sama gue. Gue gak terima itu" tuturku akhirnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Planner
RomanceApa jadinya jika kamu menyukai orang yang akan menyiapkan pernikahanmu? Itulah yang dirasakan Kean Mardika. Ia yang sebentar lagi akan menikah harus menghadapi kenyatan bahwa ia menyukai Gheana Danishwara yang merupakan wedding planner-nya. Apa yang...