Bab 8 (Secret)

19.8K 1K 4
                                    

Gheana Danishwara POV

" Kita melakukan hal yang terlarang. Kita menyembunyikan hubungan kita. Salahkah kita bahagia di balik penderitaan orang lain? Salahkah kita menyembunyikan perasaan cinta? Ini rahasia antara kita"

Kean : Aku menunggu didepan lobby

Aku tersenyum melihat pesan singkat dari Kean. Aku buru-buru merapihkan rambut yang berantakan. Aku bahkan harus bercermin untuk memastikan semuanya baik-baik saja dan tampak sempurna.

"Lo mau ketemu siapa sih sampe ngaca mulu?" Hani menggodaku membuatku menggeleng dan bilang aku takan bertemu dengan siapapun.

"Ayolah Gheana jangan main rahasia-rahasian sama gue" oh tidak ini kelemahanku tak bisa menyembunyikan rahasia dari Hani. Tapi untuk kali ini aku bertekad untuk menyimpannya sendiri. Aku belum siap membaginya pada Hani.

"Gue cuman pengen kelihatan rapih aja siapa tau ketemu jodoh" ungkapku asal dan kini Hani malah tertawa terbahak-bahak menggodaku.

"Iya deh yang masih jomblo dan terus usaha" ungkapnya dalam sela-sela tawanya. Aku menghembuskan napas lega karena akhirnya ia tak bertanya-tanya lagi.

"Oh ya Han gue duluan ya" aku melambaikan tangan dan buru-buru pergi sebelum Hani bertanya-tanya lagi.

Kean : Kamu dimana???

Aku tersenyum kerena sepertinya Kean tak sabaran. Aku pun memberinya pesan agar bersabar karena sebentar lagi aku akan bertemu dengannya.

Aku menemukannya tengah berdiri menungguku dengan ponsel di tangan kanannya. Tangannya mengangkat ponselnya ke telinga kanannya dan aku menemukan ponselku bergetar. Aku tau ia menghubungiku dan sebuah senyuman mengembang di wajahku.

"Hallo" suara yang menyejukan terdengar di telingaku.

"Kamu dimana?" ia nampak melirik lift yang baru saja terbuka.

"Aku disini" aku menepuk pundaknya dan ia sedikit terkejut namun terganti dengan senyum.

Setelah beberapa detik kami saling berpandangan dengan senyum yang menghiasi wajah kami, ia menggenggam tanganku. Oh, aku benar-benar bisa merasakan suara degup jantungku sendiri. Ini seperti aku merasakan cinta pertamaku lagi.

Ia masih menggenggam tanganku meski sebelah tangannya memegang stir. Tak henti-hentinya aku berusaha membuat irama jantung seperti biasanya. Tapi sepertinya tak bisa jika ia tetap ada disampingku.

"Kita akan kemana?" tanyaku penasaran karena ia bilang sedang menyiapkan sebuah kejutan untukku.

"Aku sudah bilang itu kejutan" ia tersenyum padaku membuatku benar-benar bahagia bisa menjadi orang yang berada disisinya.

Aku mengerutkan dahi ketika mobil milik Kean berbelok kesebuah apartemen. Aku menatapnya meminta jawaban namun ia hanya tersenyum dan mengangkat kedua bahunya. Ia benar-benar tak ingin aku tau kemana kami akan pergi.

Kean menghentikan langkahnya di apartemen nomer 10101. Aku menatapnya karena rasanya angka yang ada di pintu apartemennya tampak tak asing. Aku baru ingat ini apartemen milik Kean.

"Masuk" ia membawaku masuk setelah ia membuka pintu. Aku benar-benar tak tau apa yang akan ia lakukan dengan membawaku kemari.

"Ah ya untuk kejutan kamu harus menutup matamu" aku menatapnya tak setuju. Tapi ia benar-benar menutup mataku dengan kedua tangannya yang besar. Ia menuntunku berjalan lurus. Hingga akhirnya ia membuka mataku. Aku benar-benar terkejut, ia membawaku ke balkon apartemennya yang sudah di sulap sedemikian rupa. Disana ada meja kecil dan dua buah kursi. Mejanya sudah dihiasi lilin cantik dan juga beberapa makanan. Ia mengajakku makan malam romantis.

Wedding PlannerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang