Kean Mahardika POV
" Akan kubuktikan bahwa aku benar-benar milikmu."
Dua hari sudah aku menggoda Gheana. Aku masih ingat wajahnya yang gugup ketika kami bertemu di halte. Aku sengaja mengikutinya setiap hari, menunggu celah untuk menemuinya. Saat melihat ia tak pulang dengan Adrian aku tentu tak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang langka.
Aku juga masih ingat ketika ia terkejut ketika aku menyambangi kantornya dan menyapanya. Bahkan aku masih ingat wajahnya tak henti-hentinya menatapku ketika aku keluar dari ruangan Adrian. Aku senang ia masih memperhatikanku.
Kemarin aku sengaja bertemu dengan Adrian dan bilang mengenai semuanya. Aku bilang aku akan mengejar Gheana sebagai laki-laki single. Aku juga bilang padanya bahwa aku telah putus dengan Diana.
Respon Adrian tak terduga, ia yang biasanya kalem dan penuh dengan kesan misterius tiba-tiba marah. Ia bilang ia akan mempertahankan Gheana tak peduli jika aku akan merebutnya. Aku tau ini benar-benar jahat karena merebut orang yang dicintai temanmu. Tapi aku tak punya pilihan, aku tak mau kehilangan perempuan yang aku cintai untuk kedua kalinya.
***
Aku : Hai, aku harap kamu punya satu hari makan siang denganku
Gheana : Aku sudah bilang selamanya akan makan siang dengan Adrian.
Aku : Tapi aku tak melihat Adrian di meja makanmu :)
Aku melihat Gheana melirik kesana-kemari mencariku. Aku tersenyum padanya dan melambaikan tangannya padanya ketika kedua matanya menangkap sosokku. Wajahnya memerah karena ketahuan berbohong.
"Jadi kemana Adrian?" aku menggodanya untuk kesekian kalinya.
"Dia sibuk" ucapnya tanpa mau menatap kedua mataku.
"Jadi bisa makan siang bersamaku" ia menggeleng tapi aku akan tetap makan siang bersamanya.
"Jika begitu tak ada pilihan lain selain memaksamu untuk makan bersamaku. Aku tak suka penolakan" aku mengedipkan sebelah mata membuat matanya membulat.
"Ah ya aku ingin memberitahu sesuatu yang mengejutkan" aku melihat wajah Gheana yang tampak penasaran dengan apa yang akan selanjutnya aku katakan.
"Aku sudah putus dengan Diana" aku mengangkat tangan kiriku dimana dulu ada cincin yang terukir namaku dan Diana. Ia tampak schok tapi hanya sebentar.
"Aku tak menyangka seseorang yang baru saja putus terlihat begitu bahagia" ucapnya sarkartis.
"Tentu aku bahagia karena aku akan mendapatkanmu kembali" ia mengerutkan keninganya mendengar aku bicara seperti itu.
"Kamu sudah tau dengan pasti bahwa aku sudah bertunangan dengan Adrian" jawabnya yang memamerkan cincin yang melingkar di jari manisnya.
"Kalo begitu aku tak keberatan menjadi laki-laki keduamu" ia tersedak karena aku bicara seperti itu saat ia tengah meminum.
"Kamu benar-benar gila" umpatnya dihadapanku dan aku hanya tersenyum.
"Aku tau kamu masih menyimpanku dalam hatimu dan aku akan merebutmu dari Adrian seperti kamu merebut aku dari Diana" aku mengangkat kedua bahuku seolah tak peduli dan reaksi dari Gheana hanya geleng-geleng kepala secara dramatis.
***
Aku : Bagaiman tawaranku tadi siang
Gheana : Aku tak suka dengan tawaranmu
Aku : Kalo begitu bagaimana jika aku menawarkan menjadi laki-laki utamamu dan menjadi calon suamimu?
Gheana : Aku lebih tak suka dengan tawaranmu yang satu itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Wedding Planner
RomanceApa jadinya jika kamu menyukai orang yang akan menyiapkan pernikahanmu? Itulah yang dirasakan Kean Mardika. Ia yang sebentar lagi akan menikah harus menghadapi kenyatan bahwa ia menyukai Gheana Danishwara yang merupakan wedding planner-nya. Apa yang...