03. Sedikit Keributan

80 10 3
                                    

WAJIB VOTE SEBELUM BACA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

WAJIB VOTE SEBELUM BACA.

Dengan hati-hati, seorang lelaki memarkirkan sepeda vintage kesayangannya di antara deretan sepeda lainnya di parkiran kampus yang ramai. Wajahnya tertutup oleh masker yang khas, menyembunyikan ekspresi di balik lapisan kain.

Seorang gadis dengan rambut terurai tengah berjalan dengan santai sembari menikmati terpaan angin yang menerbangkan rambutnya. Atensinya beralih saat matanya mendapati sosok laki-laki yang ia kenal tengah memarkirkan sepeda. Segaris senyum terpatri di wajah cantiknya, kemudian melangkah cepat menghampiri laki-laki itu yang ia pikir adalah Ava.

"Ava!!!" seru nya. Dia Elsheva, gadis yang akhir-akhir ini cukup dekat dengan Ava.

"Bukan." Jawabnya ketus.

"Masa, sih?!" Elsheva tidak percaya. Dengan gerakan tidak sadar, ia mulai meraba-raba tubuh lelaki itu di sekitaran lengan, bahu, hingga wajah yang tertutup masker. Matanya tak lepas memeriksa, dari ujung rambut hingga ujung kaki yang tertutup oleh sepatu.

"Gue Nata, cowok yang kemarin." Jelasnya singkat, kemudian ia meninggalkan Elsheva di parkiran dengan beberapa mahasiswa yang baru masuk ke area parkiran.

"Tunggu!" dengan cepat, Elsheva menahan lengan Nata dengan kuat.

"Apa lagi?!"

"Bisa santai, gak? Gue ngomong sama lo ini baik-baik." Ujar Elsheva lembut, mencoba menghangatkan lelaki dingin didekatnya.

"Enggak."

"Masa?" balas Elsheva menggoda.

"Iya. Gue bukan Ava," sarkas Nata.

"Oh? Lo se-kenal itu sama Ava, ya?"

"Gak." Kini Nata benar-benar meninggalkan Elsheva yang menurutnya cerewet. Ia pusing jika harus berlama-lama dengan gadis itu.

"Asya!"

Kening Elsheva mengerut saat melihat dan mendengar orang lain memanggil Nata dengan sebutan 'Asya', dan Nata langsung menghampiri temannya.

"Asya? Bukannya Nata? Bener banyak hutang kali ya tuh orang. Nama panggilannya banyak banget." Gerutu Elsheva.

Dari kejauhan, seorang lelaki mengamatinya dengan tatapan yang intens. Elsheva, yang tengah asyik dengan pikirannya sendiri, tidak menyadari bahwa dia menjadi pusat perhatian. Langkah lelaki itu terukur, setiap gerakan penuh dengan tujuan saat ia mendekat.

"Ngapain lo?" tanya nya datar sambil menyenggol lengan Elsheva.

"Astaga!" Elsheva terkejut bukan main, ia langsung memukul lelaki yang ada disebelahnya.

"Lo yang ngapain ngagetin gue, Han?!"

Itu Jehan, teman sekelas Ava yang mengejutkan Elsheva yang sedang melamun.

SincerityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang