🐻 0.4 🐻

14 2 4
                                    

"Aa marselino ganteng banget gila"

"Suami gue Masya Allah"

"sadar Alena,Lo udah ada Aksara juga"
Cibir Afika

Alena menggeleng cepat
“Aksara kedua yang pertama tetap Marselino”

Menghela nafas lelah, Afika hanya memutar bola matanya malas.
“Serah lo deh”

“Eh itu rame-rame apaan"ucap Aurel,
Aurelia Jysa Wijaya,gadis manis yang hobinya nge-game. sahabat Alena dan Afika. menunjuk kearah koridor yang ramai dikerumuni siswa.

Afika, Aurel dan Alena berjalan membelah kerumunan siswa.
“Eh ada apa nih, rame banget?”tanya Alena pada salah satu siswi yang dilewatinya.

“i-itu k-kak Devano nembak Skayana"jawab

"What the fuck?!"kaget Alena melirik Afika yang hanya terdiam.

"Lo mau jadi pacar gue?"tanya Devano menatap wajah Skayana.

"Lo serius kak?"Devano mengangguk sekilas.

"Gue mau kak"

Devano tersenyum lalu memeluk erat tubuh gadis yang telah menjadi pacarnya.

Afika masih terdiam, dia menatap nanar dua orang yang tengah berpelukan dengan wajah yang terlihat bahagia.

Tanpa sepatah katapun, gadis itu melenggang pergi meninggalkan Alena dan Aurel yang menatapnya khawatir.

"ARGHH, bego! Vano bangsat! Brengsek".

"Bajingan!, gue cinta sama Lo Devano!"
Gadis itu berteriak dengan suara serak, perlahan airmata nya meluruh.

"Gak usah nangisin orang yang jelas-jelas gak memprioritaskan Lo dihidupnya"
Afika mendongak saat mendengar suara tegas yang dia kenalin.

"Jangan nangis"ucap Antareksa mengusap air mata di wajah Afika.

Lelaki itu menatap wajah gadis dihadapannya sejenak
"Kalau Lo cinta sama seseorang, jangan pernah memaksa dia untuk membalas perasaan Lo, karena sejak awal Lo udah milih buat mencintai dia yang belum tentu bisa mencintai Lo, ini keputusan Lo dan Lo harus bertanggung jawab sama apa yang Lo lakuin"ucap Areksa tanpa mengalihkan pandangannya

Afika terdiam dengan sorot mata kosong
"Gue tau, tapi berat Sa. Bertahun-tahun gue cinta sama Devano dan dia bilang gak mau pacaran sama gue karena takut hubungan kita selesai kalau ada masalah, tapi dia janji akan tetap menjadikan gue prioritas utama setelah Bunda. Sekarang dia malah nembak Skayana"

"Denger, gue tau berat buat melepaskan seseorang yang kita cintai apalagi sebelum memiliki, tapi Lo tau kan kalau cinta itu gak harus saling memiliki"
Antareksa menatap netra coklat milik gadis itu.

"Pulang, gue anter"Antareksa menggenggam tangan Afika lalu menarik nya pelan.

******

Plak

"DASAR ANAK TIDAK TAU DIRI"teriak pria itu setelah menampar wajah anaknya dengan keras.

"SAYA MENYEKOLAHKAN KAMU UNTUK BELAJAR BUKAN UNTUK PACARAN BODOH!"

Bugh

Bugh

Bugh

"A-ampun ay-yah, s-sakit" Remaja lelaki itu memegangi perutnya yang terasa perih.

"Ampun kamu bilang? Gara-gara kamu anak saya mati, pembunuh. Kamu memang anak tidak berguna! Pembawa sial"pria itu melepaskan ikat pinggang nya dan menggunakan kepala ikat pinggang itu untuk memukul punggung Devano.

"BODOH! HARUSNYA KAMU YANG MATI BUKAN DEVANKA"

"De-devano juga anak a-ayah"
Pria itu menatap wajah Devano dengan kebencian.

Gibran menginjak tangan Devano seraya tersenyum miring
"Anak saya cuma satu, dan itu LEGENDA DEVANKA RAJA DANESWARA bukan PANGERAN DEVANO BUMI DANESWARA"

Devano terkekeh hambar mendengar ucapan ayahnya.
Benar dia sudah dianggap mati dikeluarga nya, dia hanya bayangan dari putra mahkota keluarga Daneswara, dia hanya pangeran bukan raja.
"Kenapa ayah gak bunuh Devano? Ayah benci sama Devano kan? Bunuh aja yah, anak gak guna, bodoh dan gak tau diri ini, bunuh aja"

Gibran menatap datar wajah Devano yang dipenuhi luka dan darah.
"Gak usah lebay, kamu satu-satunya pewaris Daneswara, jadi sempurna dan buktikan kalau kamu memang pantas untuk menjadi anak saya"
Setelah mengatakan itu, Gibran langsung melenggang pergi meninggalkan Devano.

Devano manusia yah, bukan tuhan-batin cowok itu.

"ASTAGHFIRULLAHALADZIM MAS! KAMU APAIN DEVANKA?" Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu menatap khawatir kepada Devano yang terduduk lemas di lantai.

Dengan tergesa-gesa dia menghampiri cowok itu.
"Maafin bunda, jangan benci ayah ya? Ayah lagi marah, ayah sayang kok sama Raja, bunda obatin lukanya ya sayang"

Lagi-lagi Devano tersenyum miris melihat kepergian Bundanya.
"Lo liat bang? Gue cuma bayangan Lo dirumah ini, bunda bahkan gak inget sama gue, dia cuma inget sama Lo, sama Raja bukan pangeran"

.

.

.

.

.

.

Utututu kacian banget cih cowoknya Skaya.

Jadi Devano itu punya kakak kembar
Namanya LEGENDA DEVANKA RAJA DANESWARA.
Mereka mengalami kecelakaan maut yang membuat DEVANKA kehilangan nyawanya.

Sejak saat itu, Gibran jadis membenci Devano dan memaksanya untuk menjadi pewaris yang sempurna.

Sandra juga melupakan kehadiran Devano dan malah menganggap nya sebagai Devanka ah lebih tepatnya bayangan dari Devanka.

See you next chapter guys

FRIENDZONE (on going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang