Afika berjalan santai menuju ke kelasnya, sesekali dia tersenyum saat ada yang menyapanya.
"Hai Afika, tambah cantik aja"sapa Rafa- murid IPS 2
Tersenyum tipis, gadis itu membalas sapaan Rafa
"Hai juga Fa, Thanks. Lo juga tambah ganteng"Devano yang melihat itu dari koridor depan, lantas berjalan cepat kearah Afika.
"Cepet ke kelas, udah mau bel"Afika tak menghiraukan ucapan cowok yang menjabat sebagai ketua OSIS itu.
Dia berjalan santai melewati Devano, dan berlari kecil kearah rooftop.Dia tersenyum saat melihat kehadiran Alvin, Aksara, Aziel, Aurel,dan Alena.
"Tumben kesini"celetuk Alvin menatap heran saudara kembarnya.Menggedikkan bahunya acuh
"Pengen aja, bosen dikelas"Devano yang masih mengikuti Afika menarik pinggang ramping gadis itu hingga berbaarik dan memeluk tubuh atletisnya.
"Jangan berubah, aku mencintaimu""Lepas"satu kata akhirnya keluar dari bibir Afika setelah terdiam beberapa saat.
"Tetap sama Vano, jangan pergi"
"Lepas Vano"
Menggeleng keras, Devano mempererat pelukannya pada gadis itu.
"Kita harus selalu bersama, gak boleh berpisah""Gue bilang lepas bangsat!" Karena geram, dengan wajah datarnya Afika melayangkan dua bogeman diperut Devano dengan keras.
"Shh, maaf ak- aku akhh"Devano menggigit bibir bawahnya menahan ringisan saat darah kembali menetes dari perutnya. Dia yakin jahitan diperutnya terlepas karena pukulan keras dari sahabatnya itu.
Afika terpaku melihat wajah Devano yang kian memucat, serta darah yang merembes keluar dari seragam putih abu-abu miliknya.
"Aziel, Aksa tolong bawa dia ke UKS"pinta gadis itu menatap kedua temannya yang tengah menatap kearah mereka.
Dengan sigap, kedua cowok itu memapah tubuh Devano yang mulai limbung.
"Lo ikut?"tanya Aziel menatap Afika sekilas.Gadis itu menggeleng dengan wajah yang tetap datar.
"Gak, Lo bawa aja sana""Rel, chat Skaya bilang Vano ada di UKS"
Aurel yang masih bingung langsung melakukan apa yang Afika katakan tadi.
Aurel dan Alena memilih pergi meninggalkan twins AMenghela nafas lelah, Afika menyenderkan kepalanya di bahu Alvin sambil menatap kearah langit.
"Lagi?"tanya Alvin yang dijawab anggukan kepala oleh adeknya"Huft... Zierra bingung Kak" Alvin tersenyum tipis lalu mengusap lembut surai coklat milik adek kembarnya itu.
"Do you love him?"
"Aku cinta sama dia tapi kamu tau kan kak. Dia udah pacaran dan aku bukan lagi prioritas utama buat dia"
"Forget him, don't love him again"
Afika terdiam membiarkan Cowok didepannya itu bersuara."Don't stupid just because of love, cinta emang gak mudah buat didapatkan. Rasa yang mampu membuat seseorang melakukan apa saja untuk mendapatkan cintanya. Tapi kakak harap kamu gak bertindak berlebihan buat mendapatkan Devano"
Afika hanya mengangguk sambil tersenyum tipis, netra coklat pekatnya menatap nanar dua orang dibawah dari rooftop itu.
"Love just make me stupid"monolog nya masih menatap ke arah gazebo itu.Disana, terlihat Devano yang tengah menikmati makanan nya bersama Skaya. Alvin yang peka langsung menangkup wajah Afika agar menghadapnya.
"Jangan dilihat, inget ini. Kamu adek kakak, kamu kembaran kakak. Apapun yang kamu rasakan, kakak juga ikut merasakannya. Alzionalvino dan Alzierrafika gak akan pernah bisa dipisahkan" tangannya mengusap airmata yang mengalir di pipi adeknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE (on going)
Teen FictionSebuah persahabatan antara lelaki dan perempuan nyatanya tidak akan pernah bisa tanpa adanya rasa cinta yang murni. Salah satu atau bahkan keduanya mungkin saling mencintai. Seperti halnya dengan Devano dan Afika yang sudah menjalin hubungan persaha...