Ayo masuk sayang" tutur Anitha merangkul pundak Alea.
"I–iya tante" ucap Alea, cara bicara nya masih kedengaran kaku karena ini pertama kalinya ia harus hidup bersama keluarga baru nya.
"Yah kok tante sih, panggil mama aja." Anitha memasang mimik cemberut saat Alea memanggilnya dengan sebutan tante, seharusnya mama sih, karena Alea sudah menjadi istri Altares putranya, dan menjadi menantu perempuan di keluarga Traja, tapi Anitha masih bisa memaklumi nya, ia mengerti bahwa Alea juga belum terbiasa dan akan menunggu sampai tiba waktunya.
"Eh–, iya ma." pekik Alea.
"Nah gitu dong, yaudah ayo kita masuk." ucap Anitha di balas anggukan kecil dari Alea.
Pertama kalinya memasuki rumah besar itu Alea sedikit canggung, rasanya berbeda, ia harus tinggal di rumah barunya tanpa ada kedua orang tuanya, namun ia tetap berusaha untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan barunya.
Rumah besar dan megah itu adalah rumah kediaman keluarga Traja dari masa ke masa hingga saat ini yang menetap tinggal di rumah itu tinggal William bersama istri dan anaknya.
"Huft capek banget" Anitha dan William duduk bersamaan di sofa empuk itu.
"Ayo" ketus Altares sambil menaiki anak tangga, sambil memegang dua koper.
"Iya, ma, pa, aku ke atas dulu ya." pamit Alea di balas anggukan oleh kedua mertua nya.
"Iya sayang, kamu istirahat aja ya."
"Iya ma"
Alea perlahan membuka pintu kamar Altares, ia pangling saat melihat hiasan kamar pengantin yang begitu cantik di penuhi banyak mawar putih dan merah yang harum semerbak
Perlahan Alea melangkah mendekati ranjang namun matanya sibuk melirik ke mana-mana, saat tiba di depan ranjang, ia langsung berbaring di atas kasur king size empuk itu. meluruskan badannya yang terasa pegal dan remuk karena seharian beraktivitas membuatnya letih, di tambah lagi mengingat moment pernikahan nya yang kacau balau membuat kepalanya tambah sakit.
Dengan cepat Altares merubah posisinya hingga kini ia berada di atas Alea, tangan kanannya bergerak mencengkeram kerak baju Alea dengan kuat.
"Menikah sama lo adalah malapetaka buat gue, buat keluarga gue, gara-gara lo bokap nyokap gue berantem, itu semua gara-gara lo!, lo pembawa sial di hidup gue!!."
"Le–lepas hmp" Rasa sesak memberontak tubuh Alea, cengkeraman Altares begitu kuat hingga ia merasa susah untuk bernafas.
Ia tidak menyangka jika Altares akan berbuat hal senekat ini, dan perkataan Altares suaminya itu di luar prediksi, bisa-bisanya Altares menyalahkan nya dan mengatakan kalau Alea penyebab malapetaka di keluarga nya.
"Gue benci lo Alea Grazelin!!!" Teriak Altares membulat Alea semakin takut dan Altares malah semakin memperkuat cengkeraman nya.
Dengan sekuat tenaga, Alea berusaha melepaskan tangan kekar yang melilit di lehernya, jika di biarkan dia bisa saja kehabisan nafas, tak terasa butiran bening keluar dari pelupuk mata gadis itu, sakit, itulah yang di rasakan Alea, ia telah menikah dengan laki-laki yang asing ini, dan mendapatkan perlakuan buruk dari sang suami.
Jika orang-orang berfikir bahwa malam pertama itu adalah malam keindahan bagi setiap pengantin baru yang dimana di malam itu mereka sudah berstatus suami istri dengan kesucian cinta mereka yang begitu besar telah menyatuh menjadi satu, tapi bagaimana dengan malam pertama pasangan remaja ini?, mereka bahkan sama sekali tidak saling mengenal dan tidak ada cinta sedikitpun di hati mereka, pernikahan itu terjadi karena kehendak orang tua mereka yang berinisiatif menikahkan mereka dan mengira itu adalah jalan yang baik, namun nihil, tidak sama sekali, bagaimana jika orang tua mereka menyaksikan apa yang terjadi di malam pertama putra dan putri mereka?, dan melihat perlakuan kasar Altares terhadap Alea, melihat kepedihan di mata Alea, sedangkan di mata Altares hanya ada kebencian terhadap istrinya Alea.
"Lo apa-apaan sih!" Akhirnya Alea bisa lepas dari cengkeraman Altares, dan ia bisa bernafas lega.
Altares tidak menjawab Alea, ia menghampiri gadis itu yang berdiri di pojok dekat nakas, dengan amarah yang sudah memuncak membuat nya frustasi, ia berjalan menuju nakas dan mengambil pot antik berisi bunga lalu ia melemparkan ke arah Alea menyebabkan kaki gadis itu tergores dan mengeluarkan darah.
"Awshh" ringis Alea merasakan sakit di kakinya yang terluka
Bukan nya kasihan, Altares justru merasa puas melihat gadis itu terluka, menurutnya itu suatu kemenangan baginya, ia melangkahkan kakinya dan menghampiri Alea, saat sampai di hadapan Alea ia langsung berjongkok di hadapan gadis itu dan mendekatkan jarak wajah mereka sambil memperlihatkan senyum liriknya.
"Ini belum seberapa, lo bakal ngerasain yang lebih dari ini!." Ucap Altares penuh penekanan lalu bangkit dan meninggalkan Alea yang menangis kerana luka yang ia berikan.
"Dosa apa yang gue perbuat ya allah" lirih Alea sambil meratapi punggung Altares yang semakin jauh.
¤ ¤ ¤
"Ra, please dengerin penjelasan aku dulu.." Altares berusaha membujuk gadis cantik jelita itu yang tidak lain adalah kekasihnya.Ia sudah hampir empat tahun berpacaran dengan gadis yang bernama Fara Gladys itu dan sangat meratukan nya dan melindungi nya dari marabahaya hingga tidak seorang pun yang berani menyentuh fara jika mereka masih ingin hidup.
Altares memeluk gadis itu dari belakang dan melingkarkan tangan kekar nya di pinggang ramping fara, menjatuhkan kepalanya di ceruk leher fara dan menghirup aroma khas parfum vanilla yang menguar dari sekitar area leher jenjang putih mulus fara, dia bisa saja gila jika tidak menghirup aroma gadis itu dalam sehari.
"Kenapa ngak datang tadi?, aku nungguin kamu sampe lima menit di kafe, kamu bohongin aku!, kamu jahat!." Omel fara alhasil orang yang ia omeli itu malah tertawa gemas melihat wajah fara yang lagi cemberut sambil mengomel.
"Ihh malah ketawa" kesal fara memukul-mukul kecil dada bidang Altares.
"Abisnya kamu gemes" ucap Altares sambil mencolek hidung mancung fara.
"Ihh aku serius res" cibir fara memayunkan bibirnya.
Cup
Dengan cepat Altares mengecup singkat bibir mayun fara karena merasa gemas dan alhasil mulai muncul tanda kemerahan di kedua pipi gadis itu.
"Ihh kok di cium sih, bukannya minta maaf malah di cium." fara berusaha menahan salting dengan menyembunyikan wajahnya di dada bidang Altares.
"Yaudah iya aku minta maaf, gimana caranya biar kamu maafin?."
"Ada syaratnya"
"Apa itu?"
"Aku mau kita tunangan!"
Deg
Seketika jantung nya berdebar kencang saat mendengar permintaan gadis di dekapan nya ini, entah kenapa ia merasa sesuatu yang berbeda, seharusnya dengan senang hati ia mengabulkan permintaan gadis tercinta nya itu, tapi kenyataan berkata lain, ia tidak bisa, karena sekarang ia sudah berstatus sebagai suami orang, lebih tepatnya suami Alea Grazelin istri sah nya.
¤¤¤][¤¤¤
Mau bilang apa ke Altares?
Mau bilang apa ke Alea?Andaikan kalian jadi Alea, apa yang akan kalian lakukan?
Menyerah?
Atau..
Lanjut?Tinggalkan jejak kalian dengan cara ketik bintang di pojok kiri biar aku tambah semangat💪
Jangan lupa follow akun wp ku @july_Burahima
-Next part-
Seu💗...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARES
Teen Fictionkisah seorang remaja yang di jodohkan dengan perempuan asing, tidak ada rasa cinta dan kasih sayang, ia selalu menyakiti istrinya, lewat fisik maupun batin, hingga berakhir penyesalan yang begitu besar.