Benci Tapi Rindu

187 12 2
                                    

Aleaaa!" Teriak gadis berbandana pink itu saat melihat Alea yang baru saja keluar dari parkiran mobil.

Alea tersenyum melihat sahabat polos nya itu, gadis berbandana pink itu bernama Dita Maghfira, mereka sudah lama bersahabat sejak menduduki bangku SD hingga saat ini mereka sudah berseragam putih abu-abu, saling menyayangi, kejujuran dan saling mensupport satu sama lain itu sudah menjadi prioritas yang paling di utamakan dan di jaga sebaik mungkin dalam persahabatan mereka.

"Kemana aja sih belakangan ini?, aku kangen banget tau." cibir Dita sambil memeluk erat Alea.

Alea tidak masuk sekolah tiga hari setelah pernikahan nya dengan Altares, namun sama saja, tidak ada gunanya dan membosankan sendiri di rumah sementara Altares keluyuran terus.

"i-itu gue sakit"

"Hah kamu sakit?, mana yang sakit?, udah ke rumah sakit belum?, harusnya jangan sekolah dulu, aku anter kamu pula-"

"Udah-udah!, it's okay, gue udah mendingan." menyesal Alea berbohong berpura-pura sakit yang adanya jadi sakit beneran mendengar ocehan Dita yang tak ada rem nya.

"Beneran?" Tanya Dita khawatir tidak puas dengan keterangan yang di berikan Alea.

"Iya"

"Tapi-"

"Terserah lo" timbal Alea meninggalkan Dita yang masih setia berdiri di sana.

"Heh tungguin!!" Teriak Dita mengejar Alea yang sudah lumayan jauh dengan jaraknya.

Saat tengah asik berjalan tak sengaja mata hazel Alea tertuju pada dua orang yang sangat ia kenal tengah bermesraan, yang tak lain adalah suaminya dan cewek yang paling ia benci.

Alea menghentikan langkah nya dan mengamati pemandangan di depan matanya yang benar-benar familiar, tapi anehnya itu sama sekali tidak ada efek nya bagi Alea, dan dia bahkan tidak peduli dengan apa yang akan di lakukan Altares, apapun itu, biarpun selingkuh dan semacamnya ia tidak peduli, dan tidak berhak melarang keputusan Altares karena pada dasarnya pernikahan mereka terjadi bukan atas dasar cinta, melainkan atas dasar perjodohan kedua orang tua mereka.

"Ngeliatin apa sih?" Tanya Dita tiba-tiba dan membuyarkan intes fokus Alea pada dua orang pendosa itu menurut Alea.

"Heh lo ngagetin gue aja" ucap Alea menepuk pelan jidat Dita.

"Abisnya serius banget, lagi liatin apa sih, fokus banget," ucap Dita, matanya melirik ke mana-mana. "Oh lagi nontonin orang pacaran toh." lanjutnya setelah melihat Altares dan fara.

"Apaan sih, siapa juga yang nontonin mereka, emangnya drama, yang pake di tonton segala." ucap Alea kesal.

"Ihh kenapa sih, cemburu ya?." Ledek Dita saat melihat raut Alea berubah drastis.

Alea membulatkan matanya sempurna. "Heh mulutnya!"

"Hehehe Iya-iya maaf.." Dita menyengir.

Diam-diam Alea kembali melihat Altares dan fara tanpa sepengetahuan gadis berbandana pink di sampingnya ini yang cukup jenius, ia memperhatikan perlakuan Altares pada fara yang begitu manis, ia menyaksikan sendiri bagaimana Altares mengelus lembut rambut panjang fara, menatap lekat fara, dan memberikan senyum hangat terbit di bibir nya untuk fara.

Dan seterusnya hanya fara dan fara, selalu fara.

"What!, pake peluk-pelukan segala." batin Alea sambil memutar bola matanya malas saat melihat Altares berpelukan dengan fara.

Dan tak sengaja sorot mata Altares menangkap Alea yang sedari tadi memperhatikan mereka membuat ia semakin memanas-manasi Alea namun nihil justru Alea sama sekali tidak merasa terbakar.

ALTARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang