Tenggelam

130 9 0
                                    

Drttt...

Drttt...

Drttt...

Bunyi deringan ponsel yang berada di atas nakas dekat tempat tidur Altares, bunyinya cukup keras hingga membuat sosok yang sedang tertidur pulas itu langsung terbangun.

Altares berusaha bangun dari tidurnya, setengah kesadaran nya belum terkumpul akibat rasa kantuk nya yang belum usai, matanya juga masih terasa berat dan susah untuk di buka.

Altares mengambil ponsel yang berbunyi itu lalu mengangkat panggilan dari sang ayah.

"Halo pa..." ucap Altares, suaranya terdengar berat.

"Kamu ke rumah sekarang!, sama istri kamu!"

"Tapi pa..."

"Ngak ada tapi-tapian!"

"Yaudah iya, Ares ke sana sekarang"

Tut..

Panggilan terputus, dengan berat hati Altares bangkit dari tempat tidur nya dan  langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Altares sudah keluar dari kamar mandi setelah selesai melakukan ritual mandi nya yang cukup lama, handuk putih terbalut rapi sebatas pinggang nya, ia mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih terguyur air dan bulir-bulir air dari rambut Altares berjatuhan ke mana-mana.

Altares mengambil hairdryer yang berada di dalam laci, lalu ia mendudukkan bokong nya di atas kasur king size nya dan mulailah ia mengeringkan rambutnya yang masih basah itu.

Selang beberapa menit akhirnya Altares keluar dari kamar nya dengan penampilan yang sudah rapi, ia melangkah ke arah kamar Alea yang bersebelahan dengan kamarnya, niatnya mau mengajak Alea karena perintah sang ayah yang menyuruh nya untuk membawa Alea.

Tok..tok..tok..tok

Altares mengetuk pintu kamar Alea berkali-kali namun tidak ada sahutan dari dalam sana.

"Ck, tuli kali tuh anak" ketus Altares, lalu ia kembali mengetuk pintu kamar itu.

Tok!..tok!..tok!

Altares kembali mengetuk pintu kamar Alea dengan keras, rasanya kesal sekali dengan gadis itu, cukup lama ia menunggu di depan pintu dan
mengetuk-ngetuk pintu itu namun Alea tidak kunjung juga keluar, tangan Altares terkepal bersiap untuk menghajar benda pipih di depan nya itu, rasanya ingin sekali ia mendobrak nya saja namun niatnya ia urungkan dan mencoba berusaha untuk menstabilkan emosional nya.

"Alea" Panggil Altares sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar Alea.

"Alea" Panggil nya sekali lagi karena tidak mendapat sahutan dari dalam sana.

Altares mulai geram, emosinya kini mulai memuncak, ia mondar-mandir di depan pintu kamar itu untuk mencoba menurunkan emosinya.

Dua menit Altares berada di posisi itu namun tidak juga nampak wajah Alea.

Brak!

Kaki jenjang Altares bergerak cepat menendang pintu kamar Alea, tidak ada pilihan lain selain mendobrak nya, dan alhasil pintu kamar Alea jadi rusak dan terbengkalai begitu saja.

"Bangasat!!" Desis Altares berteriak saat sampai di dalam kamar Alea dan tidak menemukan sosok gadis itu di dalam sana.

Ia benar-benar di buat frustasi, seharusnya tadi ia tidak usah memaksakan diri untuk memastikan kalau gadis itu ada di dalam sana, ia berfikir kalau Alea memang benar ada di dalam sana namun sengaja untuk tidak menyahuti nya.

ALTARES Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang