BAB 4

738 87 10
                                    

~TVHW~

Ketika Gwie keluar dari wilayah kediaman Grand Duke, langit sudah mulai terang. "Cukup melelahkan juga berjalan sejauh ini. Setelah ku lewati ternyata area mansion ini sangat luas."

"Sekarang, kemana arah menuju pusat kota?". Ia bingung karna meskipun dia yang menulis novel ini, bukan berarti ia  mengetahui setiap tempat di sini.

"Hah, harus nya aku mencari tau dulu arah nya."

Dia berjalan sambil melihat sekitarnya, hingga tatapan nya tertuju pada jalan bercabang di hadapan nya. "Dari sini sepertinya aku tau harus kemana." Putus nya setelah melihat jejak kereta kuda yang masih baru dari arah kiri.

"Ada yang berbeda di sini, seharusnya Eliza datang saat aku berusia 20 tahun. Apa terjadi perubahan pada ceritanya? Atau ini salah satu penipuan lagi?".
Gumam nya sabil terus berjalan.

                            ~TVHW~       

Sementara di kediaman duke semua orang mulai panik karena Gwie yang menghilang.

"Kita tak bisa memberi tau tuan dan nyonya Sekarang, karena mereka sedang menjamu tamu penting". Ucap salahsatu pelayan.

"Tapi kta juga tak bisa diam saja, karena  tuan muda bisa saja dalam bahaya". Para pelayan itu panik, mereka bisa saja di anggap lalai menjaga tuan muda mereka.

" begini saja, kita lapor pada pimpinan kesatria dan minta mereka mencari tuan muda. Aku yakin tuan muda kabur bukan di culik. Jadi besar kemungkinan tuan muda belum jauh dari sini". Mereka setuju, dan bergegas menuju tempat pelatihan.

Tadinya, mereka di perintahkan untuk memanggil Gwie. Karena kedatangan tamu yang saat ini ada di ruang makan untuk sarapan bersama. Namun sepertinya, mereka memang harus memberi tau tuannya.

                            ~TVHW~ 

Matahari sudah mulai naik dan Gwie baru saja sampai pada tempat tujuan nya. Pusat ibukota tempat perdagangan teramai di kekaisaran. "Di sini sama seperti pasar pada umum nya, hanya lebih bersih dan tidak ada alat elektronik di sini".

Saat melihat sekelilingnya satu makanan menarik perhatiannya. Makanan itu membuat nya mengingat bahwa ia belum makan dan perut nya mulai menggerutu. "Makan dulu tak masalah kan?". Gumam nya pada diri sendiri.

Gwie mulai mendekati stand makanan yang menjual roti dengan istana daging sapi di dalam nya. "Tuan aku ingin satu roti ini". Pesannya pada si pedagang.

"Baiklah anak manis, ah.. apa kau tak di dampingi oleh orang tua mu?".

"Kurasa usia ku sudah cukup untuk pergi sendiri. Lagi pula aku bukan anak kecil umur ku sudah 19 tahun". Jawab Gwie dengan senyum manis nya. Sebenarnya dia agak jengkel saat di panggil anak kecil.

'Sebenarnya aku tinggi, hanya orang di sinilah yang ukurannya terlihat lebih tinggi dari normalnya'.batinnya.

"Oh benarkah? Kalau begitu berhati-hatilah anak manis, sepertinya kau baru kali ini ke ibu kota. Tempat ini berbahaya jika kau  sendirian". Pesan pedagang  roti itu.

Setelah pesanan nya selesai, gwie mulai memutar area pasar lagi mencari tempat tujuan nya.

"Hm, menurut novel yang ku tulis, aku harus ke 'Dark wall' , tapi kemana arah tepatnya?". Saat Gwie sedang berfikir tiba-tiba

SREET

"Sial, BERHENTI !!".

Teriak Gwie saat kantung uang yang berada di punggungnya di rebut. Ia
langsung berlari dan mengikuti orang tersebut.

The Villain Haligwiella WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang