Pastikan baca deskripsi cerita sebelum baca agar tidak bingung dengan alurnya.
Happy Reading, all.
⋆。‧˚ʚ♡ɞ˚‧。⋆
Sunghoon Park atau yang biasa di sebut dengan CEO muda kaya raya ini sedang naik daun dan banyak di bicarakan oleh banyak nya berita televisi, bagaimana tidak? Di usianya yang masih dua puluh satu tahun ini ia sudah menjadi CEO besar dan terkenal di korea selatan.
Bukan hanya itu, degan wajah nya yang tampan, tubuhnya yang tegap dan berotot mampu membuat wanita maupun pria terkesima dan tergila gila dengan wajah dan bentuk tubuh nya itu.
Dan di sinilah ia berada, di ruang kerjanya yang sunyi dan hanya terdengar suara keyboard yang sedang ia otak atik, waktu menunjukan pukul setengah tiga dini hari, sementara ia sudah berada di ruang kerjanya itu sejak pukul sebelas malam, jika di tanya untuk apa ia di sana, sudah tentu jawabannya ia sedang bekerja.
Sunghoon sudah di didik dari kecil untuk menjadi anak yang harus pintar dan berbakat, ia selalu di tuntut oleh orang tuanya untuk belajar dan belajar, bahkan saat usinya masih remaja ia tidak kenal kata bermain. Sunghoon selalu di kekang oleh orang tuanya, meskipun keluarganya memang sudah kaya raya sejak dulu, tapi itu bukan lah hal yang membuatnya bahagia, memang ada orang yang bahagia di saat dirinya selalu di paksa ini itu dan di kekang? Haha miris.
Sunghoon sudah tidak memikirkan hal itu lagi sekarang, karena saat ini dirinya memilih untuk fokus bekerja lebih keras lagi, toh mau itu ada kerjaan atau tidak pun dirinya akan tetap merasa kesepian. Pukul setengah empat dini hari, Sunghoon memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh nya, mengingat besok ia akan mulai membuka kantor barunya itu.
Sunghoon terbangun pukul enam pagi, bergegas membersihkan tubuhnya, memakai pakaian rapi, lalu keluar dari kamarnya menuju ruang makan, sudah terlihat di meja makan ada roti dengan selai yang sudah di siapkan oleh pembantunya.
"Silahkan tuan". Ucap pembantu yang tadi menyiapkan sarapan Sunghoon, Sunghoon terbiasa meyebutnya bibi kim, Sunghoon sudah menganggap bibi kim sebagai orang tuanya sendiri semenjak orang tuanya meninggal karena kecelakaan pesawat saat akan menjalankan penerbangan menuju Singapore.
Sunghoon lalu duduk di salah satu kursi itu dan mulai menikmati roti dengan selai kacang nya itu, setelah selesai Sunghoon segera meninggalkan meja lalu berjalan menuju bagasi tak lupa juga ia memberi salam kepada bibi kim yang sedang membersihkan teras rumah.
Sunghoon mengendarai mobil sport miliknya dengan kecepatan sedang sebelum ia berhenti karena melihat seseorang yang sepertinya sedang dalam masalah. Sunghoon segera memarkirkan mobilnya di tepi jalan lalu berlari menuju seseorang yang dalam masalah itu.
"Berhenti". Ucap nya setelah sampai di tempat tersebut, di sana ada dua laki laki yang sedang bertengkar tidak tahu membicarakan tentang apa, namun bukannya berhenti pria yang sedari tadi mengumpat kan nama nama binatang itu malah semakin menjadi jadi, bahkan hampir menampar wajah lelaki yang berada di depannya jika saja Sunghoon tidak segera menahan lengan pria itu.
"Hei bro, mengapa bermain tangan?" Ucap Sunghoon dengan wajahnya yang selalu datar di mana pun itu, Sunghoon sedikit memperhatikan pria yang hampir menampar laki laki yang sedang berada di sampingnya itu dengan seksama, dari pakaian yang di gunakannya sudah menjelaskan bahwa pria itu adalah seorang preman.
"Shim Jaeyun, hanya kali ini kau selamat, lihatlah di kemudian hari, aku tidak akan segan segan menjadikan mu mainanku dan teman teman ku". Ucap nya dengan penuh nada tekanan dan ancaman, lalu setelah itu segera pergi dengan emosi yang membara.
Oh namanya Jaeyun, tapi tidak kah seharusnya ia malu karena sudah berbicara hal yang seperti itu di depan orang asing seperti Sunghoon? Tch, manusia aneh. Oh Sunghoon baru menyadari jika lelaki yang berada di sebelah nya sedang menangis.
"Hei berhentilah menangis, dia sudah pergi". Ucap Sunghoon menenangkan lelaki itu dengan wajahnya yang tidak meyakinkan seperti sedang menenangkan.
"E-eum iya terima kasih karena sudah menolongku". Ucap lelaki itu dengan sangat lirih, suaranya masih sangat bergetar, mungkin karena kejadian tadi.
Sunghoon sangat malas menenangkan orang yang sedang menangis, menurutnya itu sangatlah merepotkan. Sunghoon melirik jam tangannya dan melihat bahwa ia akan segera terlambat, tapi bagaimana dengan lelaki yang sedang berada di dekatnya ini?.
"Hei berikan alamatmu, aku akan mengantarmu pulang". Tawar Sunghoon, jarang sekali ia mengajak orang asing memasuki mobilnya, bahkan tidak pernah.
"Aku tidak ingin pulang, jika aku pulang pasti hyung akan memarahi ku lagi". Ucapnya dengan kepala yang semakin tertunduk.
Oh laki laki yang memarahinya tadi adalah kaka nya ternyata, tapi kenapa bersikap seperti itu padanya? Padahal dia adalah adik nya sendiri, ck ck ada saja manusia yang seperti itu.
"Baiklah jika kau tidak ingin ku antar ke rumahmu, jadi sekarang kau ingin ku antar ke mana?". Tanya Sunghoon akhir, ia tidak bisa lagi berlama lama di tempat itu karena sebentar lagi peresmian pembukaan itu akan segera di mulai.
"Aku tidak tahu...". Jawabnya kembali lirih dan bergetar, dan masih menundukkan kepalanya tentu saja, Sunghoon akan sangat pusing jika lelaki di samping nya ini kembali menangis.
"Oh ayolah kau kenapa menagis lagi? Huh baiklah begini saja, aku akan membawa mu menuju kantor ku dulu bagaimana? Setelah urusanku selesai aku akan segera mengantar mu ke manapun itu". Ucap Sunghoon panjang lebar.
"...."
"...."
"...."
"Hei ayolah jika kau diam terus seperti ini, kau akan sangat membuang buang waktu ku". Ucap Sunghoon gusar, ia tidak sesabar itu untuk menunggu pria itu menjawab.
"B-baiklah". Jawabnya ragu.
Terlanjur kesal, Sunghoon menarik lengan lelaki itu lalu memasukannya ke dalam mobil mahalnya itu, tidak menghirau kan wajah kaget dari lelaki tersebut, Sunghoon segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedikit cepat.
"M-maaf sudah membuang buang waktu dan merepotkan mu". Ucap lelaki itu secara tiba tiba, mau bagaimanapun lelaki itu jelas merasa tersinggung karena Sunghoon bilang bahwa dirinya membuang buang waktu.
"No problem, aku sedang sangat terburu buru sekarang, karena acara peresmian akan segera di mulai, maaf sudah menyinggung mu". Ucap Sunghoon yang masih mengarahkan pandangannya ke depan.
"Peresmian apa?". Tanya lelaki itu bingung, oh ayolah tidakkah ia ketahui bahwa dirinya sedang berada di mobil seorang Sunghoon Park? Sangat sangat tidak bisa di percaya.
"Peresmian kantor pertama ku". Jawab Sunghoon singkat sebelum suasana hening kembali, ah iya sebelumnya mereka berdua belum saling memandang wajah satu sama lain, mengingat bahwa lelaki di samping Sunghoon itu sebelumnya selalu menunduk.
"Baiklah sudah sampai". Ucap Sunghoon setelah memarkirkan mobilnya dengan sempurna, lalu menengok ke arah lelaki yang berada di sebelahnya. Sungguh, Sunghoon terkejut melihat wajah lelaki itu, begitu cantik. Dengan kulit yang putih, bibir yang pink dan tebal, dan puppy eyes nya yang menambah kecantikannya menjadi berkali kali lipat.
Menyadari bahwa oknum yang tadi berbicara padanya itu kini menatap nya dalam membuat ia mengalihkan pandangan nya, dirinya juga terkejut melihat Sunghoon yang ternyata sangat tampan, dengan mata elang yang sangat tajam, hidung yang mancung, dan tulang pipi yang sempurna.
"Ah baiklah, sebaiknya sekarang kita turun, sudah banyak orang yang menunggu di depan gedung". Ucap Sunghoon mengalihkan topik lalu segera turun dari mobilnya. Tandai lah moment tadi, itu akan menjadi cinta pertamanya Sunghoon.
⋆。‧˚ʚ♡ɞ˚‧。⋆
Thank you all
I hope you like this story
And Sorry for text kalo ada yang berantakan mohon maaf sebesar besarnya, karena ini adalah cerita pertama aku, jadi aku terima kalau mungkin kalian mau mengkritik aku, no problem.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Sunshine |SungJake (END)
Fiksi RemajaPark Sunghoon adalah seorang CEO terkenal yang berada di korea selatan, hidup nya selalu di penuhi dengan harta yang melimpah karena sedari kecil memang suda kaya raya, tetapi itu semua tidak cukup menurut sunghoon sendiri, ia kesepian. Sejak kecil...