𝟘𝟜🌿

1.7K 199 27
                                    

Udara pagi itu berhembus membuat pria berkulit putih itu merinding.

Dia jaeyun, pagi pagi sekali jaeyun sudah bangun, dia terbiasa bangun waktu fajar saat matahari belum terbit namun langit sudah terlihat tak terllau gelap.

Kini jaeyun berada di bukit belakang berniat untuk memetik  bebrapa buah dan sayur yang tumbuh entah itu milik siapa.

Yang pasti jaeyun sudah minta tadi.

Mintanya ya pasti dengan cara ngomong sendiri nyahut sendiri.

Jaeyun memetik buah buah yang tumbuh lalu memetik sayur-sayuran lalu pulang.

Saat di rumah ia dikejutkan dengan riki yang menangis sesenggukan di meja makan.

"Riki sayang kenapa nangis hm?" Tanya jaeyun dengan wajah khawatir.

"Iki apal, iki adi ali buu, api nda daa hic" Ucap riki yang dipahami jaeyun anaknya itu lapar ternyata.

"Utututu baiklah ibu akan masak" Jaeyun mengedong riki mendudukan nya di tempat duduk yang ada di dapur memberikan riki boneka yang terbuat dari kain yang dibentuk sedemikian rupa oleh jaeyun tentunya.

Jaeyun meningalkan riki mulai mengiris dan mencuci sayur yang ia akan masak saat di luar untuk mencuci sayuran jaeyun menyempatkan diri untuk masuk dan mengambil bebrapa bumbu untuk memaasaknya.

Dan akhirnya masak dengan tenang, tak lupa menanak nasi untungnya riki tak rewel membuat jaeyun tak kesusahan saat memasak.

Menu kali ini adalah sayur dan telur yang di orak arik, saat di luar tadi jaeyun menemukan tiga telur bebek di kubangan air saat akan kembali dari bukit.

Akhirnya masakan jaeyun sudah siap, ia mengambil nasi yang masih panas lalu mengipasinya agar dingin, agar si bontot tidak terlalu lama lagi menahan laparnya.

Setelah dingin jaeyun kembali ke tempat riki duduk dengan anteng.

"Riki, ini makan yok ibu suapi" Jaeyun duduk di hadapan riki yang mendongak, dengan wajah berbinar.

"Heem iki au" Riki mengangguk lucu.

"Yaudah aa" Jaeyun mengarahkan satu sendok nasi beserta lauknya ke riki.

Riki membuka mulutnya dan terpampanglah gigi susu yang tertata rapi.

Namun bukan itu yang menjadi objek penglihatan jaeyun melainkan sariawan riki yang sangat banyak membuat jaeyun mengeleng tak percaya dan berkaca kaca.

Banyak sekali pasti sakit.

Jaeyun menyuapi riki dengan air mata yang tumpah.

Anak sekecil riki mengalami hall seperti itu, jake saja mempunyai satu sariawan saja sudah uring uringan dan riki?.

Selesai menyuapi riki jaeyun masuk kedalam ruang dimensi nya lalu memikirkan apa yang yang bisa menyembuhkan sariawan parah riki.

Ia menatap sebuah danau berisi air yang sangat jernih entah  terpikir dari mana jaeyun mengambil air itu lalu membawanya ke hadapan riki dan meminumkan nya pada riki.

"Emm buu, ulut iki apa nda akit agi?" Tanya riki saat mulut nya tidak terasa perih seperti biasa.

Jaeyun tersenyum sendu, riki anak yang polos menjadi korban kegilaan jaeyun.

"Ibu liki kenapa?" Tanya anak kecil yang ternyata adalah jungwon.

"Ngak papa sayang, sini mau makan? Mau ibu suapi?" Tanya jaeyun menawari jungwon makan yang dijawab anggukan semangat oleh sang anak.

"Emm, uwon mauu" Jawab jungwon semangat.

Akhirnya jaeyun menyuapi jungwon alasan jaeyun menyuapi jungwon adalah memastikan bahwa mulut jaeyun sepeti riki atau tidak untungnya tidak membuat jaeyun menghela nafas lega.

Akhirnya jaeyun menyuapi jungwon di temani riki yang berceloteh memgang boneka yang jaeyun buat.

Sunoo telah bangun mereka kaget melihat adik nya hilang, nyawanya belum terkumpul namun sunoo langsung berlari keluar namun saat di luar ia melihat jaeyun yang mengelus lembut surai sang adik membuat sunoo tersenyum.

Saat akan kembali suara jaeyun membuat sunoo menatap jaeyun.

"Onuu, makan gih ibu udah masak, kalau mau mandi dulu gapapa" Ucap jaeyun menbuat sunoo tersenyum karena pangilan ddeonu yang ibunya sebut sebagai panggilan sayang padanya.

Sedangkan disisi sunghoon kini sedang kalang kabut karna bungsunya tidak ada, sunghoon langsung berlari ke luar.

"RIKI" Teriak sunghoon membuat sunoo yang berdiri tak jauh dari sunghoon terkejut.

"Ayah apa apaan sih? Itu riki sama ibu" Tunjuk sunoo pada jaeyun yang tertawa bersama jungwon dan riki.

Sunghoon tersenyum tipis menatap nya.

"Ayah mau makan dulu atau mau mandi? Ibu udah masak" Ucap sunoo menatap sang ayah.

"Makan" Jawab sunghoon singkat lalu menuju ruang makan di sana tersaji telur yang di goreng dengan beberapa jenis sayuran.

Yang membuat sunghoon terheran adalah dari mana jaeyun mendapatkan telur dan sayuran bukannya kemarin ia tak memetik sayuran dari ladang?.

Dan telur? Dari mana? telur merupakan hall yang mahal saat ini harganya bahkan sampai 1 perak.

Sunghoon akan bertanya jaeyun nanti ia akan makan dulu karna ia lapar, dan masakan jaeyun yang beraroma lezat membuat ia lapar.

©ረሃል🌿

TBC.

𝗔𝗡𝗢𝗧𝗛𝗘𝗥 𝗝𝗔𝗞𝗘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang