Hello selamat datang di
'Laksana Langit'
-
-
-benar yaa cinta tak selamanya indah
mungkin ini terbaik sebelum menambah
lukaa :)Giana Glessia~
___
Waktu perpisahan pun kini sudah di depan mata, dengan sempurna Ana melihat ke cermin ke arah pantulan yang sempurna baginya.
Ukiran senyum kini terus terukir semenjak senja terbit. Namun di balik senyuman itu ada sedikit luka timbul yakni kehadiran Andra yang tak kunjung pulang.
Iyaaa Andra belum juga kembali, Ana sudah bertanya kepada bu Acell. Namun, jawabanya masih saja tidak ada kemajuan.
Ana pun mengubah raut mukanya dengan senyuman yang menyakinkan kebahagiaannya.
Dengan perlahan Ana membuka pintu kamar, beberapa mata kini menatap ke arah Ana dengan pandangan yang tak berhenti menatap.
"Masyaallah anak umii" ucap bu Lisa terkagum melihat penampilan Ana, sementara empat laki laki hanya terdiam.
Kali ini Ana berangkat seperti biasanya memakai mobil. Namun, kali ini Jean, Seno dan Sean ikut mengantar, entah apa alasannya mungkin ingin mengawasi Ana.
SMP Juara kini tertera di depan bangunan untuk terakhir kalinya bagi Ana, Ana pun keluar dari mobil saat mobil sudah terparkir begitu pun Jean, Seno dan Sean.
Semua siswa yang sedang beraktivitas di sekitar parkiran kini berhenti terdiam secara bersamaan.
"Gak salah sihh kakaknya aja Cantik"
"Wahhh salah waktu sihh, cocoknya jadi kakanya gak sihh"
"Derill Kembaran no zonk ini maahh"
"Iyaaa sempurrrnaa"
Ana yang mendengar bisikan siswa sekitar spontak tangannya di tarik sama Jean dan meninggalkan area parkir.
"Naaaa!!!" ucap Ola di kolidor melihat Ana, Ana pun langsung melepas tangannya dari genggaman Jean.
"Olaaa..." ucap Ana menghampiri Ola.
Ana dan Ola pun saling berpelukan, "Naa kamu cantikk banget" ucap Ola melihat penampilan Ana, "Masyaallah Laa" ucap Ana, Ola pun tersenyum malu.
Jean yang tadi melihat Ana melipas genggamannya pun langsung menghampiri Ana begitu pun Seno dan Sean yang hanya bisa nurut saja.
"Naa...ituuu Jean,Seno dan Sean adik kembaran lohh" ucap Ola terkejut melihat tiga laki-laki ke arahnya.
"Iyaaa La, kenapa" ucap Ana setelah Jean, Seno dan Sean berada di sebelah Ana.
"mereka kok berubah yaa" ucap Ola berbisik
"Berubah apanya" ucap Ana yang bingung
"Ituu dulu waktu kamu kenalin mereka ke aku tuh biasa aja" ucap Ola
"emang sekarang gimana" ucap Ana
"Eeee mereka sekarang kok cogan sekalii jadi adek ipar boleh nihh" ucap Ola, Ana pun shock mendengar ucapan Ola adik ipar.
"Ekhmm"
"Kami denger lohhh"
"Dah yukk yu ke mana ke di sini capek berdiri terus"
Ana dan Ola sedikit shock lalu ketawa kecil.
•••
Acara perpisahan pun di mulai saat setiap siswa maju berpasangan, Ana yang sedang melihat semua siswa naik ke panggung karena dirinya sudah naik jadi santai.
"Naaa" ucap Ola yang menepuk Ana yang sedang fokus ke buku novelnya.
"Bukannya itu Andra?" ucap Ola, Ana pun langsung melihat ke arah panggung, "tapi kok sama Nara Nur Killa kelas 97 yang waktu itu mau gagalin kelas kita" ucap Ola.
Ana yang melihat Andra sama Nara di atas panganggung dan melihat genk Nara di bawah panggung ketawa riah, sesekali Nara menatap Ana dengan senyuman miring Ana pun langsung lemas, yaa begitulah.
Ana pun berdiri dan pamit ke wc, saat dalam perjalanan menuju wc pikuran Ana sudah gak karuan.
"Akhhhhh" ucap Ana di delan cermin wastafel, "istigfar Naa, tenang Astagfirullah ingat kalau kamu itu bukan siapa siapanya bahkan kamu juga belum ungkapin, lagian juga kalau di ungkapin gak bakal di terima" ucap Ana kepada diri di cermin.
"Gakpapa, Anaa gak maksa kok" ucapnya yang lalu pandangannya langsung gelap dan.
Brukk!!..
Jean, Seno dan Sean begitu pun Ola yang merasa perasaan gak enak pun bangkit dari tempat duduk dan berlari ke arah ke wc.
"Anaaaa..." ucap mereka berempat serentak, Jean, Seno dan Sean langsung mengendong Ana dan membawanya kerumah sakit, sementara Ola menghampiri Andra karena Ola tau ini semua pasti karenanya.
"Ndraaaa luhhh jahatttt" ucap Ola yang memukul Andra, Andra yang sedang bersama Nara dan genknya ketawa berbahak-bahak.
"Gue jahattt, bukannyaa kebalik"
Mendengar ucapan Andra Ola pun menggelengkan kepala gak percaya atas apa yang di keluarkan mulut Andra sangat menyakitkan.
"Kebalik, kebalikk, lohh yakin kebalik selama ini Anaaa suka sama lohhh semenjak kelas 7 Ndraa...iyaaa benarr bodohnya gue membiarkan hal ini seharusnya gue cegah saat anaa ungkapin ke gue semua perasaanya ke eloh saat di rumah sakit..." ucap Ana, Andra tidak menjawab dia terkejut mendengar ucapan Ola.
"sorry Ndra gue gak ada waktu buat luh gue mau ke Ana di ruma sakit" ucap Ola yang lalu langsung pergi meninggalkan Andra dan Ira yang terdiam.
"Apaaa...kelas 7?" batin Andra melihat Ola pergi menjauh.
"Mau kenapa kamu Ndra, inggat perjanjian kita" ucap Nara yang langsung memengang tangan Andra dengan erat saat Andra ingin pergi.
"Sorry Nar, perjanjian tetap perjanjian kok" ucap Andra yang lalu mengempas tangan Nara dengan kencang lalu pergi menyusul Ola.
•••
Setelah Ana selesai di periksa dokter, semua orang yang berada di dalam kamar Ana pun bersyukur karena Ana cuman shock doang.
Ana pun membuka mata dan terlihat ada Andra dan Nara di sebelah pintu, "Naaa sorry yaa, tapii" ucap Andra yang menggenggam erat tangan Nara yang sedang tersenyum bahagia.
Ana yang baru sadar mendengar ucapan itu hanya tersenyum dan mengangguk ngerti, "Miii...biii Ana mau pindah dari kota ini Ana udah gak kuat.." ucap Ana yang lalu terdiam lagi menahan lukanya.
___Terimakasih sudah membaca
'Laksana Langit'
-
-
-
NEXT PART 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Laksana Langit
Teen Fictionkata 'cinta' memang dapat ditafsirkan berbagai cara Namun... akankah cerita ini bisa di sebut dengan CINTA ✧ke ambiguan - - - #Harapan