5 • DNA

105 11 6
                                    

Haerin dan Taehyun memang sering berdebat dan menjahili satu sama lain. Tapi sebenarnya mereka sangat dekat dan saling menyayangi. Taehyun adalah tempat haerin bersandar, gadis itu sering curhat ke oppa nya. Terkadang ia juga bercerita tentang hal yang tidak bisa ia katakan ke orang tuanya seperti jika ada orang di sekolahnya yang mengatakan kalau ia miskin karena tasnya tidak pernah ganti. Taehyun saat itu membalasnya dengan senyuman untuk menenangkannya. Lalu ketika haerin ulang tahun, taehyun memberinya kado tas baru dengan uang tabungan yang taehyun sisihkan. Taehyun senang saat melihat adiknya senang, ia tidak masalah jika dibully tapi adiknya jangan.

Selesai makan malam, haerin menyusul Taehyun ke kamarnya. Ia mengetuk pintu dan membukanya, melihat oppa nya sedang melamun ke arah luar jendela entah apa yang pemuda itu pikirkan.

"Hiks oppa, apa kau akan meninggalkanku?" Taehyun menoleh ke arah adiknya yang menangis lalu mengisyaratkannya untuk duduk di kasur bersamanya.

"Jangan menangis." Taehyun tidak bisa menjawab pertanyaan adiknya karena ia sendiri juga tidak tau.

"Tapi pasti oppa akan tinggal bersama om-om itu." Haerin sedih membayangkan dirinya akan tinggal di rumah sendiri tanpa taehyun.

"Aku belum tes DNA jadi kita belum tau apakah aku benar anak orang itu." Kata taehyun.

"Kalau begitu gak usah tes! Biar oppa di sini terus sama haerin." Haerin menatap mata taehyun kuat.

"Orang itu sudah mencari anaknya selama bertahun-tahun, haerin." Taehyun mengatakan jika akan sulit untuknya menolak permintaan jungkook. Ia hanya akan melakukan tes dan taehyun akan tetap berada di sini jika hasilnya tidak cocok.

Haerin hendak protes lagi tetapi ia mengurungkan niatnya. Ia hanya bisa berharap agar hasil tesnya tidak cocok. Gadis itu memeluk pemuda di hadapannya kembali terisak, taehyun juga balas memeluknya.

"Aku tidak akan melupakan mu dan akan ku pastikan kita akan tetap jadi keluarga." Taehyun merasakan panas di matanya lalu memejamkannya.

Tak lama kemudian terdengar ketukan di pintu. "Apa kami boleh masuk?" Tanya seorang wanita di depan pintu kamar yang terbuka. Taehyun mengangguk kepadanya lalu mereka berdua masuk ke dalam kamar taehyun.

Ayahnya mengambil kursi dari meja belajar taehyun dan bundanya menyusul duduk di kasur. Suara kertas yang dibawa bundanya mengalihkan atensi taehyun.

"Saat itu masih memasuki musim dingin. Suatu malam kami mendengar suara tangisan bayi padahal tidak ada bayi di daerah sini. Kami pun memutuskan untuk mengeceknya dan kami tekejut saat menemukanmu di depan pintu. Bunda langsung membawamu masuk ke dalam rumah takut jika kau kedinginan. Kami menemukan ini didalam kain yang menyelimutimu." Wanita itu menyerahkan selembar kertas dan sebuah kalung kepada taehyun.

Taehyun mendengarkan cerita bundanya lalu melihat kertas itu. Di sana tertulis

Tolong rawat dia, namanya Taehyun.
05/02

"Setelah membaca tulisan di kertas itu, kami yang sudah lama belum di beri momongan menganggap mu sebagai anugerah dari Dewi. Kami akhirnya memutuskan untuk mengadopsimu. Angka di kertas itu kami jadikan sebagai tanggal ulang tahunmu karena kami menemukanmu dua hari setelahnya, tanggal 7 februari dan memang kamu terlihat seperti bayi yang baru lahir." Lanjut wanita itu.

"Kami ikhlas merawat dan membesarkan mu seperti anak kami sendiri, taehyun. Barang itu kami simpan yang mungkin bisa menjadi petunjuk orang tua kandungmu." Kepala keluarga Kang menambahi perkataan istrinya.

Taehyun mulai paham, ia sangat bersyukur kedua orang ini yang menemukannya dan mau merawatnya.

"Taehyun sangat berterima kasih kepada kalian yang mau merawatku. Apa pun hasilnya nanti kalian tetaplah orang tuaku. Taehyun menyayangi kalian." Taehyun tersenyum tulus kepada ayah dan bundanya.

"Kami juga sangat menyayangimu." Wanita itu berkata dan langsung memeluk putranya.

Haerin yang sedari tadi menyimak percakapan yang lebih tua sekarang bergeser untuk memberikan ruang kepada bunda dan kakaknya.
.
.
.

Dua hari kemudian.

Seorang pemuda berjalan di lobby sebuah restoran bergaya jepang. Ornamen berbahan dasar kayu menghiasi setiap sudut ruang. Tak banyak pengunjung karena memang restoran ini biasa digunakan untuk pertemuan khusus para petinggi bisnis atau acara khusus sehingga membutuhkan reservasi terlebih dahulu. Taehyun tidak pernah bermimpi masuk ke tempat mewah seperti sebelumnya, dia hanya mengekor di belakang pelayan yang mengantarkannya ke sebuah ruang setelah menyebutkan sebuah nama.

"Maaf tuan apa anda menunggu lama?" Tanya taehyun pada seorang pria yang sudah berada di dalam ruangan itu.

"Santai taehyun saya juga baru datang dan jangan panggil tuan, panggil om saja." Kata jeon Jungkook tersenyum dan mempersilakan taehyun duduk di depannya.

Tak lama kemudian hidangan datang. Beberapa makanan tersaji di atas meja, walaupun restoran ini bergaya jepang namun juga terdapat menu dari daerah lain. Taehyun mengambil piring berisi steak dan mulai menyantapnya. Sebelumnya jungkook sudah berkata agar mereka menghabiskan makanannya terlebih dahulu baru berbicara.

"Saya sudah bertanya kepada keluarga saya dan mereka mengatakan yang sebenarnya. Benar saya diadopsi." Saat makanan di depan taehyun habis, ia mulai mengatakan tujuannya bertemu jungkook. "Lalu mereka memberikan ini." Dia mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya.

Jungkook terkejut melihat kalung dengan liontin permata berwarna pink berbentuk bunga sakura. Dia ingat betul menghadiahkan kalung itu kepada matenya dulu. Semakin jelas asumsinya bahwa taehyun benar-benar anak kandungnya.

"Ini kalung yang saya berikan kepadanya," Mengacu pada matenya, jungkook melihat kilasan bayangan momen kebersamaan dengan sang kekasih membuatnya tak kuat menahan rindu. "Jadi, apa kau bersedia untuk melakukan tes dna?" Ia bertanya pada pemuda di depannya.

Tak langsung menjawab, akhirnya taehyun mengangguk setuju. "Baiklah, om."

Jungkook tersenyum mendengar jawaban taehyun.

Setelah makan siang di restoran mewah itu, taehyun masuk ke dalam mobil jungkook menuju ke rumah sakit untuk melakukan tes DNA. Selama perjalanan, mereka berdua saling bertukar pertanyaan kecil sekedar basa-basi. Sesampainya di rumah sakit beberapa sampel dari keduanya diambil seperti darah, air liur, dan rambut untuk selanjutnya diuji dalam laboratorium. Mereka tinggal menunggu hasil tesnya. Sebenarnya untuk mengetahui hasil tes dna membutuhkan waktu yang cukup lama bahkan sampai berbulan-bulan. Namun dengan kuasa jungkook, mereka hanya perlu menunggu satu minggu saja.
.
.
.
.
-TBC

__________________________________

Maap baru update krn banyak tugas di rl 🥲

That Nerd Alpha || TaegyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang