Terlihat seorang pemuda sedang memakai seragam nya dan juga merapihkan rambut nya sambil berkaca itu pun tersenyum pede.
"Ganteng banget gw."ucap nya tersenyum tipis.
Pintu kamar nya terbuka dan terlihat seseorang yang jauh lebih muda dari nya terkekeh kecil.
"Ganteng dari mana ?mirip monyet baru benar."ucap nya langsung di lempar bantal guling oleh orang yang di katain monyet itu.
"Yakk!!!Park Jihoon, rambut gw njir."ucap nya langsung membetulkan rambut nya dan membiarkan bantal guling tersebut ada di samping nya.
Sedangkan orang yang di panggil Jihoon itu langsung terkekeh geli, rasanya dalam hati dia ingin bilang syukurin.
Belum sempat Jihoon membalas nya, tiba tiba saja adik yang paling muda dari mereka berdua datang dengan memakai kacamata,dasi ,bahkan kerah leher nya di kancingin.
"Bang, bagaimana penampilanku?bagus tidak?"tanya nya sembari melihat penampilan nya.
Jihoon dan Junkyu pun seketika terdiam dan langsung saling lihat satu sama lain, masalah nya ini Doyoung kelihatan culun amat.
Namun kalau misal nya Jihoon dan Junkyu berucap seperti itu yang ada nanti Doyoung nangis dan terus ngadu kepada Orang tua mereka."Aduh Doy, perut gw tiba tiba sakit. Gw harus ke toilet bentar nya, tungguin gw."ucap Junkyu langsung berlari ke toilet meninggalkan mereka berdua
Kini hanya mereka saja, waduh Jihoon tidak bisa mengelak lagi. Salahkan Junkyu memakai alasan nya, padahal mah dia juga yang salah selalu memakai alasan itu hingga di kembar hafal.
Doyoung berjalan perlahan mendekati sang Abang, membuat Jihoon refleks berjalan mundur.
Hingga sampai tembok, Jihoon membuka matanya dan ternyata terlihat Doyoung lagi mengambil pulpen milik nya dan juga buku.
"Bang Jihoon berani nya minjam, tapi kalau balikin kagak mau. Terpaksa Doyoung ambil nya. Sorry bang!"ucap Doyoung langsung pergi keluar meninggalkan kamar Jihoon.
Jihoon mengepalkan kedua tangan nya geram amat, punya kembaran tapi tidak satu pun sifat nya mirip dengan nya.
Jihoon membuka jendela kamar nya, dan menghirup udara segar di luar jendela tersebut.
"Sesuatu telah berlalu, tapi aku masih kurang yakin apa kenangan itu masih ada ?"tanya Jihoon sendiri.
Doyoung yang ingin menuju kamar Jihoon pun menghentikan langkah nya ketika mendengar hal itu.
Jujur Doyoung ingat semua kenangan masa lalu nya, di mana dirinya terpaksa menjadi dokter demi Abang Abang nya.
"Bang, jangan pergi lagi."gumam Doyoung dengan mata berkaca kaca.
Doyoung melihat Jihoon berbalik badan, seakan akan menampakkan Jihoon yang dulu pamit kepada nya.
Doyoung geleng geleng kepala dan kemudian langsung memeluk Jihoon, membuat Jihoon begitu terkejut.
"Doy, lu kenapa ?"tanya Jihoon bingung
"Hoon, jangan pergi dari hidup kami. Lu sama Junkyu adalah orang orang yang berharga untuk hidup gw. Gw ingin kalian ada di saat gw sukses menjadi seorang dokter."ucap Doyoung memohon dalam pelukan itu.
Jihoon pun tersenyum kemudian memegang wajah Doyoung dan menghapus nya.
"Kamu itu bicara apa sih?seakan akan aku sama Junkyu mau pergi dari hidup mu?sudah lupakan hal itu, lihat aku ada di sini kan sama Junkyu."ucap Jihoon tersenyum.
Doyoung terdiam sejenak, jujur pikiran nya benar benar kacau. Dia takut, sangat takut akan sebuah kehilangan.
"Janji?"
"Kalian lagi pada ngapain?ayo cepat berangkat. Nanti telat sekolah."
"TUNGGUIN GW?!"teriak mereka berdua langsung mengejar Junkyu yang sudah duluan pergi.
Inheturance
Di sebuah rumah besar, terlihat seorang pemuda dewasa dengan pakaian jas hitam serta celana hitam nya menghampiri sebuah ruangan.
Ketika sampai di depan ruangan itu, pemuda itu membuka pintu hingga pintu tersebut terbuka dengan membelah menjadi dua bagian.
Pemuda itu masuk dan pintu itu tertutup kembali, lampu menyala dan terlihat foto yang besar.
"Sayang, aku rindu kamu. Aku juga rindu anak anak kita, aku yakin anak anak kita selamat. Mereka tidak pergi meninggalkan dunia ini. Tapi aku bingung kamu buang anak kita kemana ?aku berusaha mencari nya tetapi tidak berhasil."ucap nya sambil meraba bingkai foto itu dengan mata yang berkaca kaca.
Mulut nya tidak bisa berbicara lagi, mata nya seperti menahan sesuatu agar tidak terjatuh.
"Suho, apa yang kau lakukan?"tanya nya sembari menghampiri Suho.
Suho menghapus air matanya dan tersenyum melihat saudari nya,"Kim Yuri, aku hanya rindu istri ku saja."ucap Suho tersenyum.
"Rindu? bukannya kamu sendiri sudah punya istri baru ?"tanya Yuri bingung.
"Iya sih, tapi gak salah kan kalau aku rindu istri ku."ucap Suho kepada Yuri.
Yuri mengangguk, kemudian hp nya berdering dan melihat kontak atas nama Tiara,"bang, ini kakak ipar nelpon. Semangat nya bang bujuk nya."ucap Yuri tersenyum jahil itu pun langsung pergi meninggalkan Suho.
Suho menghela nafas, punya adik kagak tau di untung. Kemudian dia mengangkat panggilan tersebut..
"Hallo Tiara, kamu di mana ?"
|"Diam kamu, aku benci kamu. Kamu jahat."
"Aku jahat?atas dasar apa ?"
|"Pokoknya jahat."
Ucap nya langsung mematikan panggilan tersebut.Suho yang di matikan itu pun langsung heran akan sikap istri nya itu.
Kemudian dirinya melihat sang almarhumah istri nya kembali.
"Tenang saja sayang, nanti aku akan jumpa anak anak ku."gumam Suho langsung pergi dari tempat itu di sambut hangat oleh kedua bodyguard nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inheritance (Jihoon , Junkyu, Doyoung)
Mystery / Thrillersegala hal dalam dunia ini sangat berarti, apalagi jika sebuah kekayaan menguasai dunia ini. tetapi apakah kekayaan itu berlaku buat tiga saudara yang merupakan keturunan keluarga terhebat? "kalau lu mau harta itu ambil saja, tapi jangan harap kita...