08 :: Cigarette's Friends

573 118 11
                                    

Sketsa Jisoo selesai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sketsa Jisoo selesai. Ada dua puluh lembar gambar dan tiga belas kertas kegagalan warna hitam. Taeyong sempat bilang bahwa Jisoo santai aja—artinya Jisoo nggak mesti buru-buru ngabisin sisa sketsasnya——tapi Jisoo malah ngambis.

Alhasil Jisoo pulang kemaleman. Taeyong yang anterin, dan begitu Jisoo masuk rumah, tahu-tahu Bintang udah duduk nungguin sambil melipat kedua tangan di dada.

Jisoo mendelik sinis ketika mereka bertatapan. Refleks Jisoo membuang muka, memilih abai dan merajut langkah menuju kamarnya di lantai dua.

Bintang malah mengekorinya. "Lo habis ini jangan ke klub."

Jisoo mendengus. "Bukan urusan lo, jelek."

"Gue serius. Hari ini ada penyidik, jadi agak trick——"

"Berisik, anak haram!" balas Jisoo jengkel, mendadak jadi emosian, entah emosi karena apa padahal Bintang memang hanya khawatir padanya. Jisoo berbalik, menatap Bintang tajam dengan alis menukik, sedangkan Bintang sendiri hanya menghela napas pelan.

"Gue udah nggak pernah ke sana lagi," Jisoo mendorong bahu Bintang keras sampai termundur, "jadi nggak usah berisik, mulut lo bau!"

Raut tegas Bintang jadi terlihat suntuk. Dia mengendus pelan aroma tubuh kakak tirinya, bau rokok. Bukan Bintang bermaksud tak percaya, tapi sosok perempuan yang kini menjadi kakak tirinya ini suka bertindak nekat.

"Gue juga udah nggak make gituan lagi!"

Bintang memicingkan mata, agak tak percaya.

"Kamu pakai cerutu, ya? Baunya beda." Laki-laki lain datang menghampiri mereka. Ian melepas suit hitam lalu menyampirkannya ke lengan kiri. Dua adiknya berdiri di tengah tangga seperti ini, kalau bukan perkara berdebat, pasti si Bintang lagi-lagi pasrah-pasrah saja dibully Jisoo.

Ian melirik adik perempuannya yang kini membuang muka. "Dari Taeyong, kan?"

Jisoo tak menjawab. Dia malah melipir pergi meninggalkan Ian dan Bintang, enggan menjawab pertanyaan Ian barusan.

Yah, tanpa bertanya pun sebenarnya Ian sudah tahu.

Ian gantian menatap Bintang yang masih terlihat kesal. Dia menepuk pundak adik laki-lakinya, lalu dia berbisik, "Jangan berisik, kamar kamu deket ke kamar Jisoo, dia baru beres nugas harus istirahat."

Bintang menimpali sinis, "Bang, sumpah, kebiasaan nguntit lo itu nyebelin banget."

***

Hari Senin yang gerimis. Jisoo melirik arloji di tangan kirinya, sudah pukul setengah sembilan, setengah jam lagi kelasnya si botak dimulai. Semua sketsa Jisoo ada di Taeyong, semalam dia terlampau malas membawanya karena takut lecek——alasan.

Jisoo udah ngechat Taeyong, tapi nomor Whatsapp laki-laki itu nggak aktif. Walau kelihatannya nggak menonjol di akademik, Taeyong itu cukup rajin. Ketimbang Jeka atau Yuta yang sering bolos matkul, kalau diingat-ingat si Taeyong malah yang paling rajin dan nggak pernah telat.

Bloody Romance - Jisyong Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang