Ch-5

321 52 5
                                    

"Diam..." gumamnya menutup telinga dengan mata yang berkaca kaca

"Diem anjg diem..... diem.." dia menutup mata dan telinga seakan tak ingin mendengarkan apa yang orang didepannya ini katakan

"Kamu yakin? Kamu ga percaya? Sungguh?" 'Guru'nya ini masih terus mengoceh akan sesuatu yg tak ingin Marvel dengar

"DIEM!!" Bentak nya memandang Gurunya tajam dengan mata yg siap menumpahkan air matanya

"Ouuuu..! Oh my god!! Seorang Ubi yg angkuh ini sedang menangis?! WAW!! KEAJAIBAN DUNIA!" Serunya kaget karir-_-

"LO BOONG KAN?! GA MUNGKIN!" Sentaknya Marvel

"Boong? Kamu ga percaya sama saya? Saya sahabat ibumu loh." Jelasnya menatap Nyalang pada anak yg ternyata anak sahabatnya itu

"Ga anjg lo boong.." gumamnya
Kalian tau? DIA PRUSTASIII

"Kamu.. ga percaya sama tante? Hm? Dulu.. kamu kecelakaan-........" dia terus mengoceh akan masalalu nya

Sedangkan di otak Ubi:

"Dia boong, ga mungkin.... dia.. dia boong anjg dia boong... Mommy.. sayang sama gw? Boong bgt keliatannya aja dia benci setengah mati sm gw. Dia tega lukain gw. Dia...........-"

Otaknya tak bisa diam! (Dah kayak cewek aja lo bi, pake overtingking segala)

"Kenapa? Kok diam?" Tanya gurunya

Hm! Ubi mendadak diam tiba tiba,tangannya mengepal, air matanya terus mengalir? Dia menatap pada gurunya seakan gurunya adalah seorang mangsa yg harus dihabisi. Dia.. hasrat membunuhnya tiba2 saja membuncah tak tertahan

"Serius?..." gumamnya gurunya, dengan cepat dia menyambar hp nya lalu berdiri dia berjalan mundur menjauhi ubi yg seakan akan membunuhnya itu

"Bunuh... dia.. pembunuh.. dia.." gumam Ubi, dia menggapai pot bunga yg diletakkan dimeja lalu melemparnya ke arah guru itu

"AAAAAAAAA" jerit guru itu lalu berlari ke atas sembari mengetik nomor seseorang lalu menelponnya

"Kenapa sih??" Tanya orang di telepon itu

"HAH T-tolongin gw!! Anak lo... dia hah.. hah.." ucapnya terengah-engah sembari terus berlari karena di kejar Ubi yg berjalan di belakangnya dengan memegang pot bunga besar

"Hah? Kenapa dah? Ngomong yg jelas!!" Ucap Dewi

"Dia... hah.. bentar.. hah.. AAAAAAAAAAA" Teriak nya yg terkena lemparan pot bunga tsb

"Mati.. km hrs mati.." gumam Ubi terus berulang

Guru itu berhenti kala dia tengah terpojok di lantai 2 yg bahkan hanya lantai tak ada satupun ruangan diasana (karena lantai 2 ini adalah tempat berkumpul grup sosialitanya)

Ubi berjalan mendekat kearahnya, suara derap langkah kakinya terasa menyeramkan karena rumah itu benar2 sepi hanya mereka berdua yg ada disana

"T-tolongin gw wi!! Anak lo... anak lo... hiks.." guru itu mulai menangis ketakutan

"Apa njeng!! Anak gw kenapa?!! Noya di rumah babi!"

"G-ga!! Bukan Noya!!!"

"Marvel? Marvel kenapa?!! Weh?????"

"AKHHHHHHHHHHHHHHH" suara jeritan wanita itu menjadi akhir hidup nya dan penggilan telephone nya

Tuttt tutttt

BENARRRR!! Marvel mendorong nya dari lantai dua. Yg kebetulan pagar penjaganya hanya sebatas dadanya.

Dia mendorongnya dengan tatapan puas. Air matanya sudah tak mengalir seperti tadi. Bukankah dia bukan Marvel yg kita kenal? Sekejam kejam nya marvel membully,Marvel tak akan membunuh orang!

Takdir kita?.. Kejam. (Brutal Legend)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang