Selemah apapun dirimu, jangan pernah bandingkan dirimu dengan orang lain, kala itu kamu akan merasakan sakit ketika tak sanggup menandingi mereka
~@putridestianaanisaHappy Reading
Saat ini Nafisa sedang duduk di sebuah bangku taman yang tak jauh dari tempat foto copy. Hari ini dia sangat lelah banyak sekali masalah yan beradu di otaknya pikirannya.
Tak sengaja seseorang melihat dirinya yang sedang menundukan kepalanya. Tiba-tiba seseorang itu menghampiri dirinya.
"Kamu bisa cerita semuanya kepada saya, mungkin itu bisa mengurangi beban pikiran kamu," katanya seraya dengan menyungging senyum khas lelaki yang tak bosan dipandang bagi para wanita.
"Tapi aku tidak mengenal kakak, bagaimana bisa aku mengadu keluh kesahku, bahkan dengan kakak saja saya tidak tahu," jawab Nafisa.
Lelaki itu hanya tersenyum kepada Nafisa dan membuat sang empu keheranan.
"Perkenalkan nama saya Muhammad Rifki Ramadhan, kamu bisa panggil saya Rifki," ucap Rifki pada Nafisa."Na'am kak, saya Nafisa," jawab Nafisa sambil menganggukan kepala.
~(Na'am dalam bahasa Arab artinya Iya)~"Baiklah kalau gitu saya pamit dulu, jaga dirimu baik-baik, kamu bisa hubungin saya. Oh iya, apa boleh saya minta nomor telepon kamu?" Tanya dia kepada Nafisa.
"Emmmmm tapi kak, aa-akuu" jawab Nafisa dengan berbata-bata.
Rifki paham dengan jawaban perempuan polos didepannya, mungkin perempuan didepannya ini ragu memberikan nomor telepon kepadanya.
"Sudah-sudah mungkin kamu masi takut dengan saya, kamu biar saya scan kode WA kamu," ucap Rifki pada Nafisa sambil mengarahkan ponselnya kearah Nafisa."Emmm," jawab Nafisa sambil menyerahkan ponselnya kepada Rifki.
"Save nomor saya saja nanti saya save balik nomor kamu, sebelumnya kamu bisa hubungin nomor saya dulu," kata Rifki.
"Baik kak, Syukron," ucap Nafisa.
~(Terimakasih)~"Afwan Nafisa," jawab Rifki sambil pergi meninggalkan Nafisa yang masi setia duduk ditempat.
~(Sama-sama)~"Kenapa laki-laki itu sangat baik kepada aku? Bahkan kenal aku pun tidak," gumam Nafisa dengan nada suara yang rendah dan hanya bisa didengar olehnya saja.
"Ahhh apa-apaan ini, kenapa aku jadi memikirkan dia," ucapnya kemudian melangkah pergi untuk segera pulang.Nafisa pun berjalan kearah parkiran sekolahnya karena baru saja dia fotocopy di perempatan dekat dengan sekolahhnya, sebenarnya malas buat Nafisa yang harus berjalan keluar dari halaman sekolah. Nafisa pun berjalan menuju dimana motornya diparkirkan karena pastinya satpam sering memindah-mindah motor siswa yang tadi di sebelah timur kadang menjadi di sebelah barat begitupun sebaliknya.
Nafisa mengendarai motornya dengan standar, ini sudah menunjukkan pukul 14.00, dan itupun waktunya para siswa pulang sekolah. Dia menembus ramainya kendaraan berlalu lalang dijalan, terkadang ada anak yang suka kebut-kebutan dijalan. Entahlah agar terlihat keren untuk para kaum wanita, padahal tidak dengan pemikiran Yuman Nafisa Al Ghifari.
Sesampai di rumah Nafisa langsung turun dari motornya dan masuk kedalam rumah menuju kamarnya, yah Kamar memang tempat ternyaman baginya tapi tidak dengan suasananya.
"Nafisa ganti baju abistu makan," ucap Alifah dari arah luar kamarnya.
"Iya bunda," jawab Nafisa dengan sedikit berteriak agar bundanya mendengar suaranya.
Selepas mengganti pakaiannya, Nafisa keluar dari kamarnya untuk mengambil makan yang dimasak bundanya. Nafisa tipikal perempuan yang makannya lama jadi terkadang dia sering membawa makannya ke kamar, entah lah terkadang tetangga mengomeli dirinya dan sering berkata "perawan kok makan di kamar huh pamali,". Nafisa memang sudah tahu apa yang sering terdengar dari mulut tetangga, baginya itu hanya angin lalu karena mereka tidak bisa merasakan apa yang dia rasakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Engkau, Aku, Dia dan Waktu
Random~Terkadang kita mengira seseorang yang peduli dengan kita itu seseorang yang selalu ada buat kita, namun tenyata salah. Ya, Nafisa mengira Rifki lah seseorang yang tepat, ternyata tidak. Berbeda dengan Ali, sosok yang datang tanpa Nafisa minta dan m...