DIVE INTO YOU (CHAPTER 21: LEAVE)

43 4 24
                                    

Hari itu Josh sudah bangun pagi-pagi sekali. Biasanya David selalu berusaha lebih keras untuk membujuknya bangun dan mandi tapi sekarang bahkan sebelum alarm berbunyi mata si mungil sudah terbuka. Dia beringsut turun dari tempat tidur dan mengambil handuknya yang tersampir di meja belajar. Sudah tiga hari semenjak kepergian David dan Josh harus belajar melakukan segala sesuatunya sendiri. Keonhee sedang banyak kegiatan di kampus jadi dia hanya bisa menemani saat malam. Sedangkan sang nenek masih bersikap canggung dan hanya bisa memerintahkan hal-hal sederhana sambil mengawasi gerak-gerik Josh.

"Mommy masih belum turun, Nyonya Oh? " tanya Josh saat ia menghampiri asisten rumah tangga yang kembali sibuk mengurus dapur. Wanita itu berbalik, menatap Jo penuh simpati.

"Ibumu masih belum mau keluar dari kamarnya, sayang, " jawab Nyonya Oh dengan nada menyesal.

Josh mengembungkan pipi. Menatap ke arah makanan yang sedang disiapkan di atas nampan. Seperti biasa setiap pagi dia akan mengikuti wanita itu ke lantai atas untuk membawakan Michael sarapan.

"Kau yang akan memanggilnya? " tanya Nyonya Oh.

Josh mengangguk. Nyonya Oh mengacak lembut rambut Josh lalu meninggalkan anak itu. Josh melirik nampan makanan yang diletakkan si asisten di meja kecil dekat pintu. Dia lalu mengetuknya.

"Mommy, " panggil Josh pelan. "Mommy sudah bangun? Aku membawakan sarapan untuk Mommy? Mommy masih tidak mau keluar?"

Seperti halnya hari kemarin, ibunya tidak menjawab. Lewat kejadian ini, Josh belajar untuk bersikap sabar. Dia selalu melihat bagaimana sikap David menaklukan Michael. Kesabaran pria itu yang membuat sang ibu akhirnya seringkali luluh.

Josh meraih mangkuk sereal miliknya. Dia lalu duduk bersila di depan pintu kamar.

"Mom, Im eating now, " beritahu Josh. "Nyonya Oh menambahkan potongan labu dan kiwi dan aku tidak membuangnya. Mau harus lihat kalau aku bisa makan buah sekarang. "

Josh merunduk, memakan sendok demi sendok sereal dicampur potongan buah itu.

"Mommy masih tidak mau keluar? Mommy tidak merindukan Dad? Aku takut, Mom. Tadi malam aku tidur sendirian. Keonhee tidak ada di kamar ketika aku mau pipis. Tapi aku tidak mengompol. Daddy bilang aku sudah besar, kalau aku masuk sekolah dan teman-temanku tahu aku masih mengompol, mereka pasti akan mentertawakanku. "

Anak itu terus berbicara sambil sesekali meminum jus jeruknya. Dia menatap pintu yang masih bergeming. Menjulang tinggi dan tertutup rapat. Josh bisa mendengar langkah kaki sang ibu, lalu ternyata Michael hanya duduk di balik pintu, menimbulkan bayangan hitam yang terlihat dari bawah celah pintu.

"Mommy you alright? Daddy belum menelepon, is he alright too? "

Tidak ada jawaban. Josh menghabiskan sisa sereal yang tinggal dua sendok.

"Look, Mommy. Aku sudah selesai sarapan. Apa Mommy tidak lapar? Mommy belum makan sejak beberapa hari lalu. Kalau daddy tahu, aku pasti akan dimarahi. "

Josh menyingkirkan mangkuknya. Dia maju sedikit sampai keningnya menyentuh permukaan pintu yang dingin.

"Mom_ just let me in. I know you're scared, Im scared too. Mommy boleh memukul atau memarahiku, tapi biarkan aku masuk. Aku tidak mau bersama nenek atau Nyonya Oh. Aku ingin di dalam dengan Mommy. "

Ini permohononan ke sekian yang diutarakan anak itu selama tiga hari Michael mengurung dirinya di kamar. Dia selalu membujuk dan menangis hanya agar Michael membiarkannya masuk. Sekarang Josh menangis lagi. Kali ini bukan teriakan tantrum. Hanya sebuah isak pelan yang berasal dari perasaan lelahnya karena selalu ditolak oleh sang ibu.

VERSELUFT || RAVN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang