𝘋𝘜𝘈

14 2 0
                                    

This is what heartbreak feels like

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

This is what heartbreak feels like.
───────── · · · · ─────────

Bagi banyak orang, memulai hari Senin merupakan suatu kegiatan yang membutuhkan tenaga lebih. Apalagi menghadapi Senin pagi setelah hujan yang berlangsung semalaman, seperti hari ini. Macet dan banjir sudah siap menyambut para pekerja ibu kota, salah satunya adalah Calla yang biasanya hanya membutuhkan waktu tempuh selama satu jam untuk sampai ke kantor tapi hari ini harus terjebak di jalan selama hampir dua jam lebih.

Sebagai orang yang sebelumnya adalah seorang full time passenger princess lalu beralih menjadi full time driver selama enam bulan terakhir ini, Calla masih belum terbiasa melalui jalan yang banjir. Tadi saja ia hampir menyerah dan akan putar balik pulang ke apartemennya kalau saja ia tidak mengingat siang nanti ada meeting on site yang wajib ia hadiri. Menyetir sendiri hanya dilakukan perempuan itu saat Saddam sedang bertugas ke luar kota, bahkan jika Calla ingin hangout dengan sahabatnya pun Saddam selalu siap sedia mengantar dan menjemput perempuan itu.

Sebelum mengenal Saddam, Calla tidak terbiasa meminta tolong kepada orang lain.

Menjalani kehidupan sebagai seorang anak perempuan pertama yang memiliki dua orang adik, Calla terbiasa untuk berdiri diatas kakinya sendiri. Meskipun keluarganya adalah keluarga harmonis dengan kedua orang tua yang sangat menyayangi anak-anaknya, ekspektasi dan didikan tegas untuk anak pertama tetap diterapkan kepada Calla. Ia pun tumbuh menjadi seorang kakak yang selalu bisa diandalkan oleh kedua adiknya, Sasha dan Baskara. Lalu, siapa yang bisa diandalkan oleh Calla?

Saddam Mahendra lah orangnya, yang menjadi satu-satunya tempat Calla meletakkan kekhawatirannya, laki-laki itu berhasil menempati posisi pertama emergency contact Calla. Dari cara laki-laki itu memperlakukannya, berhasil membuat Calla berani memperlihatkan sisi feminimnya hanya kepada Saddam.

Itu salahnya Calla, ia terlalu bergantung pada orang lain sehingga saat akhirnya laki-laki itu meninggalkannya, Calla kelimpungan.

Mereka berdua sangat tahu kalau alasan dibalik berakhirnya hubungan mereka bukan karena perasaan cinta yang sudah menghilang, tapi lebih dari itu. Tentang tujuan, pandangan, dan prinsip yang akan menjadi pilar atas kehidupan mereka di masa depan. Kalau sedari awal sudah tidak sejalan, maka akan sulit jika dilanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

"Calla, let's get married. Aku udah bilang Bapak dan Ibu, whatever it takes I will always choose you. Kalau memang perlu menikah di luar negeri dulu, ayo kita urus dokumennya."

Kalimat itu dilontarkan Saddam dua tahun lalu, saat Calla mengatakan ia akan mengakhiri hubungan mereka. Kalimat yang berhasil menjadi pegangan Calla akan akhir hubungan yang bahagia, sesuai harapan mereka. Hari-hari setelahnya adalah usaha mereka melengkapi segala jenis dokumen yang dibutuhkan untuk bisa memproses pernikahan beda agama itu. Mencari informasi dari orang-orang terdekat, dari kerabat yang juga melaksanakan pernikahan beda agama, mempelajari semua hal yang harus mereka pelajari. Kedua keluarga mereka sudah angkat tangan, membebaskan segala pilihan yang akan mereka pilih.

Heartbreak Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang