𝘌𝘔𝘗𝘈𝘛

11 2 0
                                    

Can I Do It With a Broken Heart?────────── · · · · ──────────

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Can I Do It With a Broken Heart?
────────── · · · · ──────────

"Aku berangkat ya.."

Calla mengangguk, masih dengan air mata yang lagi-lagi mengalir di kedua pipinya. Tangannya masih berada dalam genggaman Saddam, usapan lembut jemari Saddam di atas punggung tangannya berhasil membuat tangis Calla semakin menjadi. Laki-laki di hadapannya tersenyum dengan mata yang sama sembabnya dengan milik Calla.

Selama lima tahun menjalin hubungan, mereka berdua belum pernah benar-benar terpisah jarak sejauh ini. Seolah hubungan mereka menaiki level yang baru, Saddam akan menempuh pendidikan S2 di Amerika Serikat. Negara yang berjarak sekitar dua puluh empat ribu kilometer jauhnya dari Indonesia, dengan perbedaan waktu sebelas jam dari Jakarta.

Meski sejak satu bulan terakhir sebelum keberangkatan Saddam, mereka sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menghabiskan waktu bersama. Hari itu, rasanya semuanya tetap tidak cukup.

Calla berkali-kali mengingatkan diri kalau hal ini terjadi demi masa depan Saddam, juga masa depan mereka berdua.

Lagi, Calla tenggelam dalam pelukan Saddam. Laki-laki itu mengecup puncak kepala Calla dan mengusap punggung yang masih bergetar karena isak tangis.

"Aku ke sana pas liburan semester, ya." Ucap Calla sambil melonggarkan pelukan mereka, tinggi Calla yang hanya menyentuh bahu Saddam menyebabkan perempuan itu harus menengadahkan kepalanya untuk menatap Saddam.

Kala itu, Calla masih menjadi mahasiswa semester 4. Berada dalam satu almamater yang sama dengan Saddam, dengan fakultas dan bahkan jurusan yang sama, menjadikan hubungan jarak jauh semakin terasa berat bagi mereka.

Satu fakultas mengenal siapa mereka, karena dimana ada Saddam maka disana akan ada Calla, vice versa. Karena itu setelah keberangkatan Saddam, setiap orang yang berpapasan dengan Calla di kampus tidak akan merasa heran saat menemukan perempuan itu terlihat lesu menjalani hari-harinya.

Dua tahun menjalani hubungan jarak jauh, ternyata semuanya berjalan..... sangat lancar. Dalam kurun waktu dua tahun, mereka tetap berhasil bertemu sebanyak empat kali masa liburan. Untuk ukuran hubungan jarak jauh beda benua selama dua tahun, itu cukup kan?
Calla berkunjung dua kali saat libur semester dan libur Natal (liburan bersama keluarga), dan Saddam pulang ke Jakarta dua kali saat Lebaran.

Setelah Saddam menyelesaikan pendidikan S2-nya, berganti Calla yang ternyata diterima melanjutkan pendidikan S2 di Sydney. Keduanya tidak mempermasalahkan hal itu, karena kebetulan yang menguntungkan adalah kantor pusat tempat Saddam bekerja berada di Sydney sehingga beberapa kali laki-laki itu pergi dinas ke kantor pusat.

Dengan segala hal yang berjalan dengan sangat baik, Calla yakin semuanya akan baik-baik saja.

Mereka akan selalu baik-baik saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Heartbreak Run AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang