Chapter 2
"El!"
Seruan dari seorang remaja pria menghentikan langkah Elvino yang saat ini berada di lorong sekolah SMP Pelita.
Remaja pria itu bernama Bagas, salah satu teman sekelas Elvino yang sangat dekat dengannya layaknya saudara.
"Bareng, hehe," ucapnya sambil cengegesan setelah sampai di sebelah Elvino.
"El kira ada apa, pake teriak-teriak segala. El gak tuli ya," balas Elvino dengan wajah cemberut.
" Ya maap bayi....,tadi kan takut kamu gak dengar," elaknya sambil mencubit pipi bakpao Elvino.
"Ya sama aja teriak gak tau tempat, ini kan sekolah bukan hutan, dan juga El bukan bayi!" Ucap Elvino tak terima.
Tidak salah kan jika Bagas memanggilnya bayi? Kan memang wajah dan kelakuanya kayak bayi marmut, buktinya setelah mengatakan itu ia langsung bersedekap dada sambil membuang muka, jangan lupakan pipinya yang menggembung lucu.
"Ya kalau bukan bayi trus kamu apa dong, kamu aja imut plus gemesin gitu," timpal Bagas.
"El itu bukan imut dan gemesin tapi ganteng dan keren, El itu badboy!" Serunya sangat percaya diri sambil menyugar rambut depannya ke belakang ala-ala jimin bities, bukanya terlihat keren malah lebih terlihat menggemaskan.
Bagas hanya bisa menggigit pipi dalamnya menahan gemas agar tidak menguyel-uyel bocah di depanya dengan brutal dan berakhir menangis.
"Heh siapa yang ngajarin gaya kayak gitu?" Ucap Bagas sembari melotot.
"Emm...El sering lihat Bagas kayak gitu, trus El tanya sama Siska katanya itu gaya badboy, jadi El ikutin deh," jawab Elvino sambil menatap polos Bagas yang lebih tinggi darinya.
For your information, tinggi badan Bagas adalah 163 cm, sangat kontras jika disandingkan dengan si pendek Elvino. Oh iya Siska itu juga salah satu teman sekelas Elvino.
"Hadeh.....bocah ngapa yak," lirih Bagas sambil menepok jidat paripurnanya.
"Udah yuk masuk kelas, bentar lagi bel bunyi," ajak Bagas mengakhiri obrolan unfaedah mereka dan segera mengajak Elvino berjalan menuju kelas.
.•♫•♬• ❦ •♬•♫•.
Hari-hari yang dijalani Elvino di sekolah selalu damai dan tentram, walau sesekali terdapat drama kecil yang terjadi karena kejahilan Bagas pada Elvino.
Tapi semua drama kecil itu membuat hubungan mereka menjadi lebih dekat, benar-benar layaknya saudara, begitupun dengan Siska dan teman-teman yang lainnya.
Elvino juga menjalankan rutinitas seperti biasanya. Pada pagi hari hingga siang hari, Elvino akan melaksanakan kewajibannya sebagai seorang siswa.
Pada sore harinya sepulang sekolah, Elvino akan bekerja paruh waktu di sebuah warung makan di pinggir jalan hingga jam 08.00 malam.
Yah, Elvino memang memiliki pekerjaan sampingan demi memenuhi kebutuhan sehari-harinya tanpa membebani pengurus panti.
Tak jarang gaji yang di dapat Elvino juga diberikan pada pengurus panti, katanya untuk membeli susu bayi atau semacamnya.
Memang pada dasarnya Elvino memiliki sifat lembut dan baik hati. Apalagi sikap manisnya yang membuat para penghuni panti benar-benar dibuat sangat gemas degannya.
Bahkan di usianya yang sudah menginjak 14 tahun itu, ia masih diperlakukan layaknya bayi yang baru bisa mengucapkan kata pertamanya. Apalagi di dukung dengan penampilan fisiknya yang sangat menggemaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bungsu Kesayangan
Teen FictionCerita klise tentang bocah laki-laki berusia 13 tahun bernama 𝐔𝐫𝐢 𝐄𝐥𝐯𝐢𝐧𝐨 yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata sekaligus diberkati dengan wajah manis serta menggemaskan. Namun tuhan maha adil, bocah menggemaskan itu juga di berkati de...