12. Bersatu untuk Kemenangan Bersama

20 6 0
                                    

<Disclaimer : gambar yang ditampilkan hanya untuk ilustrasi>

"Ketika hati dan pikiran bersatu, tak ada rintangan yang tak bisa diatasi. Dengan semangat kebersamaan, mereka akan menemukan kekuatan yang tak terduga. Setiap individu adalah bagian penting dari puzzle kemenangan. Bersama-sama, mereka akan menyusun kepingan-kepingan itu menjadi sebuah karya yang indah dan sempurna."

~Cahaya dibalik kelam~

"Apapun akan ku lakukan demi teman-temanku untuk bisa membuktikan kalo mereka bisa lebih dari yang mereka pikirkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apapun akan ku lakukan demi teman-temanku untuk bisa membuktikan kalo mereka bisa lebih dari yang mereka pikirkan."

Safira Ananta Putri

^-^

Sinar matahari pagi menyinari wajah Safira yang berseri-seri. Ia berjalan dengan langkah ringan menuju kelas, membawa bekal kesukaannya dalam tas ransel. Pikirannya melayang pada kejadian semalam, namun ia memilih untuk melupakannya dan fokus pada hari ini. Setelah semua yang terjadi, Safira merasa lebih lega dan siap untuk memulai hari dengan semangat baru.

"Hai, Ira!" sapa Ervin yang tiba-tiba muncul di sampingnya. 

Safira menoleh dan tersenyum lebar. "Kenapa? Kok kayaknya gembira banget hari ini?" tanya Ervin penasaran. 

Safira terkekeh. "Aku lagi senang aja, gitu," jawabnya sambil mengedipkan sebelah mata.

"Oh, ya? Ada apa nih yang bikin seneng?" tanya Ervin lagi, ikut penasaran. 

Safira berpikir sejenak. "Hmm, nggak tahu deh, Nggak papa, cuma seneng aja bisa sekolah lagi. Bosan gue bang di RS mulu," jawabnya sambil mengangkat bahu. Sebenarnya, Safira merasa senang karena bisa melupakan masalah kemarin.

Ervin mengelus puncak kepala Safira dengan pelan, "bagus deh, ayo gue antarin kekelas." ajak Ervin pelan lalu merangkul pundak gadis kecilnya.

Safira sekilas menatap Ervin, "lo nggak malu bang deket sama gue, bang? Rata-ratakan anak-anak  benci sama gue dan emang abang nggak kapok apa dimarahin terus sama abang gue?," celetuk Safira.

"Nggak, ngapain gue malu dan merasa kapok? Gue 'kan dekat sama lo atas kemauan gue sendiri," jawab Ervin. 

"Tapi, sebelumnya 'kan lo ng-bully gue, bang. Terus kenapa tiba-tiba lo ngedeketin gue? Lo ada maunya ya?" goda Safira dengan senyum jahilnya.

Ervin mencubit pelan pinggang Safira, "jangan ingat itu, gue udah berubah."

"Aw," ringis Safira, ia mengelus pelan bekas cubitan Ervin barusan dengan pelan. "Dalam unsur apa lo berubah?"

"Dalam unsur hati, gue juga punya rasa kepedulian sama orang lain."

"Oh, berarti lo deket sama gue cuma karena rasa kepeduliandoang bukan karena sayang? Cukup tau sih kalo iya."

CAHAYA DI BALIK KELAM (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang