9. Awal munculnya masalah

22 4 6
                                    

<Disclaimer : Gambar yang ditampilkan hanya untuk ilustrasi>

"Masalah adalah ujian tak terelakkan dalam perjalanan hidup. Namun, ingatlah bahwa batu karang yang kokoh terbentuk dari hantaman ombak yang tak henti-hentinya. Setiap cobaan yang kita hadapi akan mengasah ketahanan jiwa dan menguatkan pondasi diri."

~cahaya dibalik kelam~

"Maafkan aku telah membuatnya kesini lagi"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku telah membuatnya kesini lagi"

- Samudra Biru Narendra


^_^

Setelah meletakkan tasnya di kelas, Safira bergegas menuju kantor Pak Khoirul. Dengan ketukan lembut, ia meminta izin masuk. 

"Selamat pagi, Pak," sapa Safira sambil tersenyum.

 Pak Khoirul menyambutnya dengan ramah, lalu menerima tugas yang diberikan Safira. "Terima kasih, Safira. Kamu sudah rajin sekali," puji Pak Khoirul.

"Terima kasih kembali, pak."

"Safira!" panggil Pak Geano, suara beliau menggema di dalam kantor. 

Safira menoleh, sedikit terkejut. "Iya, Pak? Ada apa?" tanyanya. 

Pak Geano tersenyum, "Tolong kamu antarkan anak baru ke kelas, ya. Bapak ada urusan mendadak." Safira mengangguk patuh. "Oh, iya. Karena Bapak mengajar di jam pertama, tolong kalian kerjakan tugas latihan yang ada di buku halaman 56. Kerjakan soalnya, Bapak pergi dulu," jelas Pak Geano. Dengan semangat, Safira siap menjalankan tugas barunya itu.

"Hey, ayo, kita akan ke kelas sebelum jam pelajaran dimulai, bel akan berbunyi 5 menit lagi," ajak Safira sambil tersenyum ramah. 

Anak baru itu mengangguk malu-malu. "Tentu, terima kasih," jawabnya. 

Selama perjalanan menuju kelas, Safira berusaha membuat anak baru itu merasa nyaman dengan mengajaknya mengobrol ringan. "Nanti di kelas, aku akan kenalkan kamu ke teman-teman yang lain, ya," ujar Safira. Anak baru itu kembali mengangguk, matanya berbinar-binar. Saat ingin memasuki kelas ada seseorang yang memanggil Safira

"Fira!" panggil Kaivan dengan suara lembut. 

Safira menoleh, matanya bertemu dengan mata hangat Kaivan. "Ini, jangan lupa nanti dimakan," ucap Kaivan sambil menyodorkan kotak bekal berwarna pink pastel

Safira tersenyum lebar, "Oh, baiklah, makasih ya, bang Kai." Kaivan mengacak rambut Safira gemas, "Oke, gue ke kelas dulu. Nanti pulang bareng Bang Samudra, ya?" Safira mengangguk semangat.

Safira melangkah masuk ke kelas, diikuti oleh Qiana yang terlihat sedikit gugup. "Guys, hari ini Pak Geano nggak datang, jadi gue bakal ngenalin anak baru yang memang masuk kelas ini," seru Safira, suaranya mengundang perhatian teman-teman sekelas. "Silahkan kenalin nama lo," lanjut Safira sambil menunjuk Qiana. 

CAHAYA DI BALIK KELAM (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang