kisah ini tentang seorang anak pengidap penyakit keturunan dari ibunya. ia bernama safira ananta putri yang sekarang masih kelas 2 sma dan baru pindah kesekolah abangnya. ia bisa bertahan sampai sekarang karena ke tujuh abangnya yang selalu merawatn...
<Disclaimer : gambar yang ditampilkan hanya untuk ilustrasi>
"Kemenangan dimulai dari langkah kecil yang konsisten. Setiap langkah yang kita ambil, sekecil apapun itu, membawa kita lebih dekat menuju tujuan. Jangan pernah menyerah, teruslah berjuang dan berikan yang terbaik dalam setiap kesempatan."
~Cahaya dibalik kelam~
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Menjadi bahagia bukan berarti semuanya harus sempurna, itu berarti kamu telah bersyukur dan menerima ketidak sempurnaan"
-Safira Ananta Putri
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Gaada orang berhasil tanpa kegagalan"
Zidan Rafasya Hakim
.
.
.
.
.
Cahaya senja perlahan memudar saat Safira berjalan menuju halte bus. Matanya terpaku pada layar ponsel, jari-jarinya lincah mengetik pesan. Tak terasa, ia sudah sampai di halte. Tanpa sengaja, pandangannya tertuju pada seorang pemuda yang tertidur pulas di bangku seberang. Ada secarik kertas yang terjatuh dari tangan pemuda itu. Rasa penasaran menyeruak dalam hatinya. Dengan hati-hati, Safira mengambil kertas itu dan mulai membacanya.
"Pendidikan terakhir: s3 pendidikan akuntasi? Yang benar saja," gumam Safira lalu memotret berkas tersebut.
Perlahan orang asing itu terbangun dan mengambil berkas yang ada di tangan Safira dengan kasar. "What are you doing with my files?"
"Ah, sorry, I was just cleaning up your fallen files," ucap Safira sambil beberapa kali membukuk.
