7

379 43 4
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


✨✨✨





"Kamu ambil aja, nanti aku yang bayar."

Ini sudah yang kesekian kalinya Shani menolak penawaran dari Chika. Di awal mereka berjanji untuk berbelanja bersama. Shani pun juga sudah menyiapkan uang berbelanjanya dari rumah. Tidak enak rasanya jika meminta dibayarkan oleh Chika.

"Aku udah bawa uang, Chika..."

"Kamu simpan. Sekarang pakai uang aku dulu." Chika tersenyum lalu kembali berjalan. Meninggalkan Shani dengan troli belanjaannya.

"Sini, Shan, ikuti aku. Nanti kamu hilang aku dimarahi ayahmu." Lagi-lagi Chika terkekeh melihat ekspresi wajah kesal dari Shani. Mau tak mau Shani pun mendorong kembali trolinya mendekat ke arah Chika mengikuti kemana wanita itu pergi.

"Banyak banget kamu belanjanya. Pakai beberapa bulan?" Chika menaikkan satu alisnya. Ia harus menoleh ke belakang karena mereka sedang sedang mengantri.

"Maksud kamu, ini?" Shani mengangguk. Chika melangkah maju untuk menyusul antriannya lagi.

"Ini buat kamu. Semuanya."

-

"Muthe, itu suara apa?" Christy dan Muthe yang asik bermain di lantai satu baru saja menyadari ada suara aneh. Dan suara tersebut berasal dari lantai atas. 

Muthe meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, meminta Christy untuk diam terlebih dahulu. "Kamu tunggu di sini. Aku periksa ke atas." Christy mengangguk. Membiarkan Muthe untuk beranjak dari duduknya kemudian berjalan ke lantai atas. 

Setelah sampai di lantai atas, Muthe menempelkan telinganya di daun pintu kamar orang tuanya. Saat itu juga Muthe dapat mendengar dengan jelas desahan dari bundanya. Muthe tau apa yang sedang di lakukan oleh kedua orang tuanya. 

Tak ingin mengganggu, Muthe kembali ke lantai satu untuk menemui Christy. "Gimana? Ada yang aneh?" Muthe menghela nafasnya lalu menghempaskan tubuhnya ke sofa. Memandang Christy yang juga sedang menatapnya. 

"Biasa. Nggak ada yang aneh kok. Kamu salah denger kali."

-

"Aku nggak bisa janji. Tapi beberapa hari ini penyakit itu nggak kambuh lagi."

Setelah melakukan hubungan suami istri, Eli dan juga Gita kembali membahas mengenai penyakit yang dialami oleh Gita. Eli berharap bahwa penyakit itu tak akan kembali lagi. Membiarkan keluarga kecil mereka hidup dengan tenang.

Eli kembali meringkuk ke dalam pelukan sang suami. Merasakan lelah yang selama ini jarang ia dapatkan.

"Kamu mau tidur?" Eli memejamkan matanya dan tidak menjawab pertanyaan suaminya. "Aku mau liat Muthe sama Christy dulu."

Gita memperbaiki posisi Eli, menyamankan bantal yang digunakan oleh Eli.

Satu hal yang terus Eli pegang hingga saat ini ialah sifat sang suami yang lemah lembut. Memiliki kepedulian dan kepekaan yang tinggi. Namun itu semua sulit untuk di ekspresikan.

Yang membuatnya terkesan seperti acuh terhadap istri dan juga anaknya.

Kini Gita meninggalkan Eli untuk turun ke lantai satu. Mendapati Muthe dan juga Christy sedang tertidur di sofa ruang tengah.

Gita berjalan ke arah pintu depan, melihat mentari yang kian memerah di ujung barat sana. Gita menutup serta mengunci pintunya. Berjalan mendekat ke arah anaknya.

Di elusnya rambut Muthe dan juga Christy secara bergantian. Hendak beranjak, tak sengaja Gita melihat ponsel milik Christy yang menyala. Menampilkan nama Chika di sana.

Takut jika ada hal yang penting, Gita meraih ponsel tersebut lalu menerima panggilan tersebut.

"Hallo Chik. Kenapa?"

"Ini siapa ya?"

Gita menukikkan kedua alisnya kalah mendengar suara yang sedikit asing dari seberang sana. Ia sangat mengenali bagaimana suara dan intonasi dari Chika.

"Maaf, saya Gita. Ini Christy lagi tidur di rumah saya." Ujar kita menjelaskan kepada si penelpon.

"Oh, pak Gita. Maaf, pak. Saya Shani." Gita mengangguk ketika ia mengingat nama dan wajah tersebut.

"Saya minta tolong ya pak, nanti kalau Christy sudah bangun, tolong beritahu kalau kakaknya berada di rumah saya."

Setelah mengucapkan terima kasih, memutuskan sambungan tersebut. Meletakkan kembali ponselnya di tempat semula.


✨✨✨

On The Weakness [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang