-6-

12 1 0
                                    

Orang dewasa macam apa kalian ini

"Angkat tangan kalian semua, angkat!" Tapi begitu kami membuka pintu, Pak Jaya dengan panik langsung menodongkan sulak bulu ayam sambil menatap kami tajam penuh sebuah rasa curiga.

"Pak, ini saya Hanif, lalu ini Starla, ini Bu Tia, ini Mbak Husna yang kakinya patah karena jatuh dari tangga, terus ini Sheryl. Baik saya mengerti Pak Jaya curiga sama kami yang penampilanya sudah penuh darah tapi saya berani bersumpah bahwa kami sama sekali tidak terkena gigit satu kali saja. Kami susah payah sampai kesini dan ini reaksi yang kami dapatkan?" Suara Pak Hanif membentak sama kerasnya dengan Pak Jaya.

"Bagaimana kami bisa percaya pada kalian? Saat ini kami tidak percaya pada siapapun lagi mengingat situasi semakin kacau. Bisa saja salah satu dari kalian terkena gigit atau sudah infeksi hanya saja kalian tidak menyadarinya. Jangan berbohong, bau menyengat tercium dari badan kalian sama seperti bau monster itu."

"Dasar kau pria egois! Jika aku tergigit sudah sejak tadi aku berubah dan menjadi monster bahkan mengigit mereka. Baik, kau boleh tidak percaya padaku tapi lihat anak-anak ini? Lihat Mbak Husna, setidaknya kau punya sisi seorang manusia kepada mereka. Dan satu lagi, ada orang selamat selain kami yang akan kesini jika kau melakukan hal yang sama dengan apa yang kau lakukan pada kami maka aku tidak segan mendorongmu keluar dari ruangan ini." Suasana semakin panas, adu mulut antara Pak Hanif dan Pak Jaya membuat suasana hening. Aku melihat beberapa anak selamat sedang duduk berpisah satu sama lain.

"Kau pikir aku takut dengan ancaman kau? Hanya atlet taekwondo murahan yang menyamar menjadi seorang guru BK karena dia melakukan sebuah kesalahan buruk pada masa lalu. Bagaimana bisa sekolah ini menerima kau sebagai guru bimbingan konseling? Dengar, Aku lebih takut kau akan membawa virus masuk dan mencelakai anak-anak lain. Penampilan kalian terlihat penuh darah monster itu bagaimana bisa kami percaya begitu saja?"

"Jangan bawa-bawa masa lalu pada urusan seperti ini Jaya!"

"Sudah cukup kalian semua cukup!" Bu Husna akhirnya berteriak, merasa tidak tahan dengan situasi pertengkaran konyol ini hanya karena sebuah salah paham. Wajah Bu Husna begitu datar, suaranya sangat dingin bahkan aku sampai menatap Bu Husna tidak percaya bahwa sosok Bu Husna yang begitu lembut dan penyayang bisa mengatakan sebuah bentakan.

"Apa kalian berdua gila? Apa tidak bisa kalian menahan emosi kalian saat seperti ini? Bertengkar didepan anak-anak hanya karena hal yang konyol dan salah paham. Orang dewasa macam apa kalian berdua ini, kalian berdua sama-sama egois, tidak ada yang mau mengalah, apa contoh baik bertengkar seperti ini bahkan sampai anak-anak melihatnya, jika kalian ingin bertengkar pergilah ke tempat lain! Pak Jaya, mungkin Pak Jaya tidak percaya pada saya karena kondisi kaki saya tapi kami sama sekali tidak ada yang terkena gigitan monster itu, kami saling kerja sama dan bahkan kau sendiri yang menyuruh kami untuk pergi ke lab komputer dan kau Pak Hanif, aku tahu kamu capek kamu lelah tapi apa ini yang kau pelajari dari tugasmu sebagai guru BK, kau bilang pada anak-anak bahwa jangan terpancing emosi tapi kau sendiri melakukanya."

"Baik-baik, kalau aku tidak diterima disini aku akan pergi, aku tidak peduli aku merangkak atau bahkan menjadi korban tapi biarkan Sheryl, Starla, dan Bu Tia masuk. Kau dengar ucapanku Pak Jaya? Beri keputusan dalam hitungan ketiga jika kau tidak menerima kami maka aku akan pergi!"

"Pak, mereka berkata jujur Pak biarkan mereka masuk." Bu Estu menghampiri Pak Jaya bersama Bu Sisca.

"Jaya! kau sendiri yang bilang untuk pergi ke tempat ini melalui pengeras suara. Jangan menjadi orang yang mengkhianati perkataanya sendiri." Pak Charles ikut menghampiri Pak Jaya, mengelus pundaknya pelan untuk meredakan semua emosinya. Samar-samar aku mendengar suara langkah kaki begitu ramai dari arah samping, melihat para monster berlari karena suara pertengkaran keras ini membuat aku refleks menarik alat tandu Bu Husna masuk kedalam bersama Seryl yang otomatis masuk karena tarikan tubuhku

Last LessonsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang