꒰ 🎴 ꒱
Entah bagaimana bisa ia terjebak di tubuh mungil yang kepalanya kini ditutupi oleh perban, dan hanya menyisakan mata serta celah kecil di hidungnya untuk bernafas.
Seingatnya dia hanya terkena bola futsal yang mendarat mesra di wajahnya saat menjadi supporter.
"[Name] nee-chan sudah bangun!!"
Netra (e/c) dengan warna unik milik gadis kecil itu menoleh ke arah pintu, nampak beberapa bocah menatapnya penuh khawatir.
"Siapa?"
"EHHHHH?!"
Menangkap teriakan kaget bocah-bocah di depannya itu, [Name] mengernyitkan dahinya yang masih terbalut perban.
"Jadi benar..[Name] kehilangan ingatannya, mama..?" tanya bocah yang terlihat lebih tua dibanding yang lain.
"Sepertinya begitu, jangan bersedih ya. [Name] nanti akan mengingat kalian kok." ujar seorang wanita yang dipanggil 'mama' oleh bocah tersebut.
‛᩠⩇ 🎲 ჻𖥻
Singkat saja, dirinya yang seorang osis yang sedang kerja rodi menjadi supporter terkena bola futsal dan pindah alam.
Menjadi bocah berusia 7 tahun yang bahkan wajahnya tidak mirip dengan dirinya. Namun nama mereka lah yang sama.
"Melamun lagi?" tanya bocah bersurai pirang yang sana dengan 'mama' panti asuhan itu.
Netra (e/c) milik gadis kecil itu melirik ke arah bocah yang lebih tua darinya tanpa minat. Ia hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Seperti biasa kau ini sangat pendiam ya, tapi itu yang membuat mama menyukaimu." ujar bocah tersebut.
"Hakaze juga anaknya mama." balas [Name].
"Baka! Kau kau harus memanggilku 'Hakaze nii-san' tau!" omel bocah pirang tersebut– Hakaze.
"Memangnya harus?" balas [Name] dengan ketus.
"Tentu saja, aku kan lebih tua darimu!" ujar Hakaze.
"Tapi kau lebih kekanak-kanakan."
"A-aku tidak..!"
‛᩠⩇ 🎲 ჻𖥻
Beberapa bulan tinggal di panti asuhan itu membuatnya menyadari beberapa hal yang janggal. Pertama, 'mama' rumah ini adalah ibu kandung dari Hakaze.
Lantas mengapa Hakaze tak mempunyai nama belakang sang 'mama'?
Kedua, anak yang diadopsi selalu di bawah 5 tahun dan mempunyai daya ingat dan gaya belajar yang lambat.
Padahal Kaze no House, panti asuhan mereka memiliki banyak anak-anak yang lebih tua untuk diadopsi.
Agak aneh memang, namun entah kenapa [Name] berusaha memaklumi kedua hal tersebut.
Namun, hal-hal lain mulai mengganggu pikiran gadis kecil itu. Gadis bersurai (h/c) yang tidak terpotong rata itu menyadari kejanggalan dari perilaku Hakaze akhir-akhir ini.
Ia sering tertangkap basah oleh [Name] mengintip ke kantor milik 'mama'
Dengan bermodal tekad untuk melakukan hal yang sama dengan Hakaze, ia diam-diam keluar dari kamar tidurnya dan diam-diam mengintip ke kantor sang 'mama'
Walau sedikit kesulitan, ia mampu mendengar sedikit demi sedikit percakapan dari kedua orang dewasa di dalam sana.
"Oh, kau benar-benar membiarkan anak-anak yang tidak berharga itu diadopsi?"
"Ya, untuk apa aku membesarkan mereka sekarang? Tidak bernilai."
"Benar juga, tidak akan ada harganya kalau mereka dilelang."
Tawa kedua sosok dewasa itu menggelegar di dalam kantor tersebut, tanpa mengetahui netra (e/c) yang membulat shock akan hal hal yang mereka ucapkan.
Pelelangan? Tidak berharga?
"Bagaimana kabar bocah yang kemarin itu? Yang matanya bagus."
"Hampir saja dia mati jika aku tidak segera sadar. Salahnya juga mengintip."
Nafasnya terengah-engah setelah mendengar kata-kata mengerikan dari sosok yang dianggap sebagai 'mama' di panti asuhan tersebut.
GREB!
Tangan yang lebih besar dari milik [Name] membungkam mulutnya dari belakang dan menariknya kembali ke kamar tidur yang ditempati olehnya dan saudara-saudaranya.
"Dasar bodoh..kau sudah pernah hampir mati.." ujar Hakaze yang setia mendekap [Name].
[Name] terdiam, sebagian poninya yang tak terpotong rata itu memeluk Hakaze dengan erat.
Hakaze yang melihat itu membalas dan mengusap lembut surai (h/c) tersebut.
Malam itu adalah kali terakhir mereka bisa berpelukan erat satu sama lain.
Hanya malam itu.
꒰ 🎴 ꒱
Picture credits : FA3RYS (pinterest) and divinerfu (pinterest).
BONUS VISUAL :
'[Name]'
7th y.o
KAMU SEDANG MEMBACA
❝ 𝐒𝐮𝐩𝐞𝐫 𝐋𝐚𝐝𝐲 ❞ || 𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫
Fanfiction❝ 𝙎𝙝𝙚 𝙣𝙚𝙫𝙚𝙧 𝙡𝙤𝙬𝙚𝙧𝙨 𝙝𝙚𝙧 𝙝𝙚𝙖𝙙, 𝙨𝙝𝙚'𝙨 𝙖 𝙨𝙪𝙥𝙚𝙧 𝙡𝙖𝙙𝙮.. ❞ ● ● ● ● ● ● ●● 𖥻 Wind Breaker ⓒNii Satoru. 𖥻 Story ⓒameyoukoo.