O4

1.2K 201 17
                                    

꒰ 🎴 ꒱

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꒰ 🎴 ꒱

   Langit kini perlahan membiru, sedikit demi sedikit suara di sekitar mulai terdengar. Semua orang bangun dari dunia mimpi untuk menghadapi dunia nyata yang kadang baik dan sebaliknya.

Begitu juga dengan gadis dengan surai ubur-ubur yang digerai. Ia perlahan menaiki tangga menuju rooftop untuk menemui seseorang.

KRIET!

"[Name]-chan!! Lihat sayuran yang—"

"Aku tidak mau dengar hal yang sama, Ume."

Pemuda bersurai putih memasang ekspresi memelas, wajahnya yang kini dipenuhi oleh keringat dan debu akibat berkebun— yang [Name] juga dibuat heran.

Untuk apa pemuda ubanan ini datang pagi-pagi hanya untuk kebun sayurannya ini? Tidak habis pikir.

Dengan helaan nafas gusar ia meraih gakuran milik Umemiya yang tergeletak di atas kursi yang tak jauh darinya. Tak lupa ia mengambil tissue basah yang selalu ia simpan di sana.

"Ume, lupakan soal berkebun sebentar. Hari ini hari pembukaan, kalau kau lupa." ujar [Name] dengan tatapan datarnya.

Umemiya yang melihat cara [Name] membujuknya hanya memasang senyum cerianya.

Netra (e/c) unik sang gadis menatapnya malas, ini sama saja dengan dirinya yang mengurus anak-anak asuhnya.

Dia lebih mirip babysitter untuk Umemiya.

Penyesalan selalu datang terakhir, tahu begini ia tidak mau tukaran tugas dengan Hiiragi.

‛᩠⩇ 🎲 ჻𖥻

   Saat ini gadis bersurai (h/c) itu tengah menemani Umemiya di ruang siaran, untuk apa? Ya, bisa bilang pidato pembukaan. Gadis itu melihat wajah Umemiya yang sumringah saat menyampaikan pidatonya, hal tersebut mengingatkannya kepada seseorang.

Siapa neng? Mas kiko?

Ekhm.

Pidato singkat milik Umemiya usai sudah, kini ia beranjak meninggalkan tempatnya. [Name] segera mematikan mic yang masih menyala sebelum Umemiya berceloteh.

Berat ya, jadi babysitter.

Setelah Umemiya keluar, gadis itu juga beranjak pergi dari tempat itu. Umemiya dengan segera melepas gakurannya dan meletakkannya, lalu ia kembali fokus kepada bayi-bayinya— maksudnya sayuran.

[Name] hanya menggelengkan kepalanya pelan, gadis bersurai ubur-ubur ini memperhatikan rombongan anak kelas satu— lebih tepatnya rombongan dari kelas Sakura Haruka.

"Sekarang mereka patroli?"

Reflek gadis itu menoleh ke belakang, ia menghela nafas sejenak lalu mengangguk.

❝ 𝐒𝐮𝐩𝐞𝐫 𝐋𝐚𝐝𝐲  ❞ || 𝐖𝐢𝐧𝐝 𝐁𝐫𝐞𝐚𝐤𝐞𝐫Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang