❄️04 Tetap Bersmaku❄️

49 9 0
                                    


بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

Jelita melangkahkan kaki lebar-lebar agar segera sampai di kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jelita melangkahkan kaki lebar-lebar agar segera sampai di kelas. Dia harus meminta pertanggungjawaban Reno tadi malam perihal dia yang memutuskan hubungan secara tiba-tiba.

Jelita terlalu kaget dengan kejadian kemarin, sampai-sampai dia tidak bisa tidur dengan tenang.

Selama ini hanya Reno yang dia punya, hanya Reno satu-satunya orang yang selalu ada untuknya. Kalau sampai Reno meninggalnya, demi apa pun Jelita pasti akan merasa sangat hancur sekali.

Sampailah dia di depan pintu kelas, kedua mata Jelita membelalak saat melihat Reno yang sedang bersenang-senang dengan beberapa siswi lain.

Jelita melangkahkan kakinya lebar-lebar mendekati Reno, saat sampai Jelita langsung menarik tangan Reno untuk segera menjauh dari mereka.

"Kamu apa-apaan sih, Ren?"

"Kamu yang apa-apaan, kenapa kamu malah narik tangan aku kayak tadi, sih? Nggak sopan!"

"Gimana aku nggak narik tangan kamu, apa yang udah kamu lakuin, Ren. Nggak sepantasnya kamu lakuin hal kayak tadi. Aku ini pacar kamu."

Reno hanya tertawa rancu, semalaman dia melihat mamanya menangis karena perceraian dengan papanya itu. Membuat Reno tidak terima atas apa yang sudah dilakukan papanya dengan selingkuhannya.

Awalnya Reno memang ingin memutuskan hubungannya dengan Jelita. Tapi kalau dipikir-pikir ini tidak adil. Reno dan ibunya menderita sementara ibu dari perempuan ini malah bahagia bersama Fandi papanya.

Jadi, Reno memutuskan Jelita harus membayar rasa sakit hati yang ia rasakan.

Kalau Jelita menderita Reno bisa puas karena dia tidak akan menderita sendirian.

"Kamu kenapa sih, Ren? Kenapa kamu tiba-tiba jadi berubah kayak gini?"

"Berubah? Siapa yang berubah sih, kamu aja yang lebay."

Reno hendak melangkah tapi tangannya langsung di tahan Jelita. Jelas sekali dia merasa perbedaan dalam diri Reno.

"Apalagi?"

"Aku punya salah, ya?"

"Bisa nggak sih jangan bawel, Jel. Aku itu lagi ada masalah, jadi aku nggak harus wajib kan buat manjain kamu terus?"

"Masalah? Masalah apa? Kamu cerita sama aku, Ren. Selama ini kamu udah selalu bantuin aku, barangkali aku juga bisa bantu kamu, kamu tinggal cerita."

"Aku nggak bisa cerita! Lagipula kamu juga nggak akan bisa bantu aku."

"Tapi aku mau tanya soal semalam, kamu nggak serius kan putusin aku?"

Reno diam selama sepersekian detik. Tentu dia akan menarik ucapan kemarin, karena dia punya rencana untuk membuat Jelita sakit hati.

Di mana Letak Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang