❄️06. Balasan Setimpal❄️

42 8 0
                                    

بـــــــسم اللّـــــــه الرّحمن الرّحيـــــــم

.
.
.


Jelita perlahan membuka matanya yang masih terasa berat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jelita perlahan membuka matanya yang masih terasa berat. Tangannya bergerak untuk memegang kepala yang masih terasa pening. Perempuan itu meringis selama beberapa saat.

Ada yang aneh dengan tubuhnya. Jelita merasa sulit untuk bergerak dan sesuatu yang berat tengah menimpa perutnya.

Cepat-cepat Jelita membuka mata. Orang yang pertama kali Jelita lihat saat dia membuka mata adalah Reno. Lelaki yang tengah tertidur di sampingnya sembari memeluk tubuhnya.

Jantung Jelita berdentam kuat dan mulai diserang rasa panik. Dilihatnya Reno yang tertidur tanpa mengenakan busana.

Apa-apaan ini?!

Napas Jelita memburu dengan cepat, menyingkirkan tangan Reno secara kasar sehingga membuat lelaki itu terbangun dari tidurnya.

"Reno?! Apa yang udah kamu lakuin ke aku?!" Jelita yang panik mulai menangis ketika menyadari bahwa dia pun sama seperti Reno yang tidak mengenakan busana

Kenapa bisa ada kejadian seperti ini? Kenapa? Jelita bahkan tidak ingat kenapa dia dan Reno bisa-bisanya tidur dengan posisi seperti ini.

"Apa-apaan sih, Jel?!"

"Kamu yang apa-apaan. Apa yang udah kamu lakuin ke aku?!" Bibir Jelita bergetar dan tengah meminta kepastian kepada Reno bahwa ini tidak terjadi apa-apa, kan?

Reno melihat jam dinding yang menunjukkan pukul satu dini hari.

"Biasa aja kali, nggak usah segitunya kamu."

"Biasa? Biasa aja kata kamu?" Jelita bertanya dengan suara keras.

"Iya, emangnya kenapa? Bukannya kata kamu kita saling mencintai? Terus apa yang salah kalau kita lakuin ini? Kamu yang minta juga."

Jelita menggelengkan kepala panik. "Nggak, nggak mungkin. Aku nggak mungkin mau lakuin ini, Ren. Nggak mungkin?"

"Nggak usah sok lupa kamu. Kamu yang tarik aku ke kamar ini. Kamu bilang kalau kamu nggak mau kehilangan aku dan kamu bakal lakuin apa pun. Ya ini, kamu sendiri yang nawarin ke aku." Reno malah memasang ekspresi datar. Seolah dia tidak melakukan kesalahan dan betul-betul hanya memenuhi keinginan Jelita.

"Lagipula kamu yang goda aku. Aku juga jadi khilaf itu karena kamu."

"Enggak! Aku nggak pernah goda kamu." Jelita sangat yakin bahwa secara sadar dia tidak mungkin menyerahkan tubuhnya begitu sana kepada orang yang belum menjadi suaminya.

"Seingat aku, aku itu lagi makan mi sama kamu, dan habis itu aku, aku ngerasain ngantuk yang nggak bisa aku tahan. Tunggu ...." Jelita sepertinya mulai menyadari sesuatu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Di mana Letak Bahagia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang