MASALAH BARU?

6 0 0
                                    

Mereka berdelapan termasuk Dev, kini mereka tampak sibuk mencari seorang Devina, mereka melalaikan meeting class yang sedang diadakan, Devina lagi-lagi membuat inti OSIS menjadi repot, sudah hampir 10 menit penelusuran mereka, tetap saja tidak membuahkan hasil.

"Devina nyusahin." Zefa mengeluh yang daritadi mencari Devina terus, namun tetap saja tidak ditemukan. "LO JUGA, KENAPA LO INGATIN LAGI TUH ANAK, YANG ADA KITA DI BIKIN REPOT SAMA DIA." Zefa melempar tuduhan itu pada Kika. Namun, Kika membantah. "YARA TAHU NGGAK, BUKAN GUE." Yara seketika terkejut namanya ikut terseret.

"TAHU AH SEMUANYA SAMA AJA, LO DENGAN YARA SAMA AJA BIKIN SUSAH." Zefa semakin emosi dengan Kika dan Yara. "KOK GUE, KAN GUE CUMA BILANG LENGKAP BANGET DISINI!!!" Yara tak menerima senang dengan tuduhan Kika dan Zefa. Namun, Zafran menghentikan trio perempuan yang saling adu mekanik.

"DAH YA TRIO-TRIO KALO MAU RIBUT JANGAN DISINI, MALU DI LIHAT SAMA YANG BUKAN OSIS." Zafran mengingatkan Kika, Zefa dan Yara untuk tidak berkelahi di depan siswa apalagi yang bukan pengurus OSIS.

"TAHU AH GUE CAPEK." Zefa meninggalkan inti OSIS dengan Dev.

"HEH ZEFA, SINI." Panggil mereka semua. Namun, Zefa meneruskan pergi dan tak perduli. "Susah buat ngertiin Zefa," keluh Zafran, setelah itu mereka meneruskan pencarian Devina dari kelas 11 IPA maupun IPS.

Zefa memilih duduk dengan panitia OSIS, untuk menghindari pertemuan tim mencari Devina. Tak lama Airy datang kepada Zefa. "Kak Zefa fotonya juga mau di kirim sama Kak Zefa?" tanya Airy mengenai Foto itu. Namun Zefa menjawab.

"Kak Zefa gak ada laptop mending sama Kika, dia punya laptop kok." jawab Zefa yang sedikit kelelahan. Tak lama Airy di panggil oleh seksi dokumentasi untuk foto semua momen yang ada.

Zefa lebih memilih mengawasi semua panitia, agar tidak meninggalkan tanggung jawab. Sedangkan inti lain lebih sibuk mencari Devina dibandingkan mengontrol panitia OSIS. "Ada untungnya gue disini, bisa pantau orang," gumam Zefa yang merasa damai dan aman disini.

Sementara pengurus OSIS lain sedang mencari Devina dari kelas sebelah tetap saja tidak di temukan. Namun, tak lama Zafran mengambil barangnya yang ketinggalan di kelasnya. "Lo pada tunggu sini. Gue mau ambil barang yang ketinggalan di kelas gue," ujar Zafran pada semua inti mereka pun tetap menunggu Zafran.

Devina terus saja menangis, ia tampaknya lelah dengan tugas yang mereka berikan. Namun Faylin menyuruh Devina pulang, tetapi Devina meyakini bahwa Zafran mengatakan hal itu pada inti OSIS lainnya.

"Lo ga pulang Vin?" tanya Faylin pada Devina yang sedang murung.

"Zafran kan ada, dia pasti ngasih tahu sama pengurus inti, kalo gue pergi bentar," jawab Devina yang sangat yakin pada Zafran.

"Bisa jadi Zafran lupa deh atau inti-inti gak begitu perduli sama lo, apalagi si Zefa sialan itu kan?" Faylin memastikan Devina untuk baik-baik saja.

Tak lama Zafran ke kelasnya untuk mengambil barangnya.

TEPAT!! Zafran bertemu dengan Devina dengan Faylin, sebelum itu Zafran mengambil buku kas OSIS. Ja pun mengajak Devina pulang. "Devina banyak yang cari lo, Rendra, Aryan, Zef—" Zafran yang belum selesai bicara,. Namun, Devina marah padanya. "Lo kelihatannya enggak perduli sama gue," lirih Devina yang kecewa pada Zafran.

Namun, Zafran ingat pada janji Devina, agar tidak di beritahukan inti OSIS untuk mencarinya.

"TADI LO YANG BILANG, LO JANGAN BILANG KE SIAPA-SIAPA KALO LO HILANG GITU." Zafran kini tampak habis kesabarannya, sementara itu inti OSIS dengan Dev terkejut dengan suara Zafran yang tampaknya emosi berat.

Seluruh inti OSIS datang ke tempat tersebut, mereka melihat Zafran dan Devina bertengkar.

"DEVINA?" ujar Aryan terkejut bahwa ia ternyata ada disini, Devina terkejut mengapa inti OSIS termasuk Dev ada juga disini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dejavu In 2005 (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang