KEJUTAN ZAFRAN

3 2 0
                                    

Saat pulang sekolah Zafran tampaknya sangat kelelahan. Saat ia mengurus surat-surat yang sangat banyak. Entah pengalaman ia menjadi Sekretaris ternyata, tak seindah yang ia bayangkan.

Sebelum pulang Zafran mencoba menelepon Dev yang hari ini izin ke sekolah. Karena, ia mengikuti kegiatan yang di tunjuk perwakilan oleh Rendra.

Saat Zafran menghubungi Dev, sayangnya pulsa Zafran ternyata belum cukup. Ia heran mengapa pulsa kemarin cepat habis padahal Zafran mengisi pulsa itu sebanyak 100.000.

"Lah barusan aku beli voucher. Kok udah habis aja." Zafran sepertinya mulai panik melihat SMS. "Sisa pulsa anda tidak mencukupi panggilan ini" Tak lama ide Zafran muncul. Ia menemukan uang logam, lalu ia ke telepon umum yang menggunakan koin.

Setelah itu Zafran mengetik nomor HP milik Dev. Ia pun segera menghubungi nomor itu dan akhirnya diangkat langsung oleh Dev. "Hallo Dev udah selesai belum?" tanya Zafran yang buru-buru, "Udah nih habis materi, kenapa mau diantar?" Zafran mengiyakan. "Cepat Dev, gue lagi mau istirahat capek banget habis revisi surat OSIS dan gue pake telepon umum ini," keluh Zafran ia sudah tidak tahu apa lagi yang harus ia lakukan. Kemudian Dev terkejut soal pengakuan Zafran.

"Pulsa kemarin udah habis?" tanya Dev tak lama Zafran mengakui itu, "GUE BELUM GOSOK VOUCHERNYA HEHE," jawab Zafran nyengir. Namun Dev hanya sabar dengan tingkah Zafran. Ia sudah lama memaklumi Zafran yang selalu kelupaan. Baik uang kas, pengeluaran, pemasukan ia pun sempat lupa catat.

"Hadeh ada-ada aja lo Zaf. Ya udah gue kesana ya," jawab Dev yang berjanji akan menjemput sahabatnya yang jadi beban hidupnya selamanya. Tak lama durasi telepon Zafran habis. "Untung dia udah dengar," batinnya dengan penuh senyum.

Sudah hampir belasan menit berlalu, Zafran terus menunggu Dev di halte bus. Bahkan sudah ada beberapa anggota OSIS menawarkan Zafran untuk pulang bersama. Namun, ia menolaknya karena ia tak mau Dev sudah bersusah payah kesini hanya demi seorang Zafran.

Setelah hampir 15 menit Zafran menunggu Dev datang dengan motor nya. "Zafran ready?" Suara Dev itu membuat Zafran tersentak.

Ia pun segera menaiki motor itu dengan buru-buru. "Pelan-pelan Zaf," ucap Dev dengan penuh ketus, karena motornya goyang akibat Zafran menaikinya dengan penuh tergesa-gesa.

"Gue lagi buru-buru, mau nonton chart MTV Ampuh," ujar Zafran yang tak mau ketinggalan acara favorit-nya itu. Namun Dev tertawa kencang. "ZAFRAN INI KAN HARI JUMAT. ACARANYA KAN HARI SABTU," kata Dev yang membuat Zafran nyengir malu.

Saat Zafran sampai dirumah, ia selalu disambut oleh orang-orang yang sedang mampir di rumah makan keluarganya. Memang rumah milik Zafran sangat dekat dengan pusat perkotaan. Tak heran Zafran selalu saja melihat pemandangan sore hari yang di penuhi dengan suara mesin dan polusi.

Namun, meskipun begitu Zafran sangat
nyaman dengan rumah nya sendiri. Walaupun kondisi rumah nya sepi tetapi  lingkungan sekitarnya sangat ramai. Zafran naik ke lantai dua dengan lelah, ia kini ingin mengincar tempat tidur.

Zafran mencoba berbaring di tempat tidurnya. Ia kini tampak kelelahan, tak lama ia mengeluarkan CD yang di pinjam Zefa, meskipun retak case-nya. Namun ia tetap menyimpannya di rak CD albumnya yang hampir penuh dengan koleksi CD.

***

Jam setengah 4 bunyi bel di rumah Zafran berdering yang membuat Zafran terbangun. Ia sulit membuka matanya. Namun, ia mencoba untuk membuka matanya meskipun itu berat.

Saat Zafran terbangun ia melihat sebuah CD sekaligus surat yang bertuliskan

"Untuk Zafran, I love you, jangan lupa putar track yang ke dua, maafin ya kalo aku lancang"

Dejavu In 2005 (ON GOING) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang