Chapter 1

243 8 0
                                    

Ada tetangga baru ya, Mom?" tanya seorang gadis

Dia adalah, Lika Haura Dahayu

Gadis itu baru pulang sekolah. Usai menyimpan motor di garasi, Lika kemudian menghampiri kedua orangtuanya yang berdiri di teras, sedang memperhatikan rumah yang bersebrangan dengan mereka.

Bukan hanya kedua orang tua gasid itu yang menyaksikan para petugas cargo mengangkut barang-barang dari mobil box ke dalam rumah si Tetangga baru. Melainkan tetangga lama mereka melakukan hal serupa.

"Katanya, tetangga baru kita itu duda. Anaknya baru satu" ucap Zelena, Mommy gadis itu.

"Kamu tahu dariman, Dik?" tanya suaminya, tampak sewot.

"Dari ibu-ibu yang beli sayur tadi pagi, Mas. Udah ah jangan cemburu gitu. Malu sama Lika," ucapnya lalu terkekeh kecil.

Lika menatap tengil ke arah ayahnya yang tersenyum masam.

"Ayah takut Mommy berpaling ke tetangga baru kita, ya?" goda lika.

"Ya, jelas! Apalagi tetangga baru kita itu ganteng! Lebih baik pindah rumah sih kata Ayah!" Zaidan, ayah gadis itu mendengus.

Lika dan Mommy-nya saling menatap, sebelum akhirnya bertukar tawa.

"Apa sih, yah! Inget umur. Yakali cuma masalah sepele pindah rumah. Lagian tuh, ya. gak mungkin Mommy berpaling ke lain hati. soalmya kan, ayah itu cinta pertama Mommy!"

"Tuh, denger kata anaknya," sahut Zelena menimpali ucapan putrinya. Ia menggeleng tah hahis pikir sambil tertawa kecil.

Di saat keluarga kecil itu bersanda gurau, mobil mewah berjenis BMW tiba-tiba melintas lalu masuk ke pelataran rumah tempat dimana si Tetangga baru akan tinggal. Semua mata lantas memperhatikan dengan binar kekaguman, kecuali mata oara suami. sepertinya, pria tinggal di sana bukan orang sembarangan.

Setelah mobil berhenti, tak lama seorang pria yang mengenakan jas beserta sepatu pantofel mengkilap keluar dari sana. Kacamata hitam bertengger diantara batang hidungnya yang tegak. Rambut dengan potongan cepak itu terlihat cocok dengan wajahnya yang tegas. Di tambah dengan rambut bagian depan yang menjuntai tipis di keningnya.

Para wanita yang menyaksikan itu langsung dibuat terkesima. Tapi tidak dengan Zelena, dan Lika. Kedua perempuan itu malah melirik Zaidan yang terlihat keki juga was-was. Kemudian tertawa kecil bersama setelahnya.

Kembali pada si Tetangga baru. Setelah menutup pintu mobilnya, pria itu berjalan mengitari kap depan kendaraan mewahnya, lalu membuka pintu di sisi satunya.

Tampak seorang bocah laki-laki keluar dari sana. Dengan senyum lebarnya, anak itu pun meraih tangan pria yang tampak seperti ayahnya. Kedua laki-laki itu lalu berjalan beriringan masuk ke rumah, tanpa menoleh untuk menegur para tetangga yang sedari tadi memperhatikan mereka.

Pria itu bersikap dingin, dan hanya tersenyum tipis ketika merespon anaknya mengkoceh. Lika berdecik lirih. Ia paling anti dengan namanya cowok cuek apalagi sok cool.

"Ternyata masih muda, ya. Anaknya juga kayaknya seumuran sama Aryan dan Azlan, ya Lik?"

"Kayaknya sih iya, Mom. Jangan-jangan anak om itu satu sekolah lagi sama Aryan dan Azlan"

"Bisa jadi, sih. Oh iya, tadi Mommy lupa mau buatin mereka susu. Mas, masuk yuk!"

"Duluan aja. Mas mau mastiin sesuatu. Lika kamu masuk bareng Ayah," ucapnya masih dengan tatapan waspada mengarah ke rumah tetangga baru.

"Oh, hadi mau main rahasia-rahasian sama aku?"

Zaidan sontak menoleh, lalu menyengir tidak enak kepada istri "enggak gitu, sayang. Ini obrolan gak jelas antara anak sama ayah doang. Jangan ngambek," Zaidan merangkul istrinya, lalu mengecup pucuk kepala perempuan itu.

Gadis Kecil Milik Kensa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang