Malam harinya.
Lika yang saat ini sedang bersama Alif di ruang tengah, menemani bocah itu menonton televisi tampak gelisah sambil terus memandangi layar ponselnya. Waktu magrib telah berlalu dan sekarang hampir mendekati waktu isya. Tapi, tanda-tanda orang tuanya akan kembali sama sekali belum ada kabar.
Entah sudah berapa kali Lika mengirim kedua orang tuanya pesan via wa, namun tidak ada balasan dan masih centang satu sejak pertama kali pesan itu dikirim. Ingin menghubungi, tapi Lika tidak memiliki pulsa.
Gadis itu lalu menoleh ke segala arah. Mencari sosok Kensa di sekitar ruang tengah.
"Alif,"
Bocah yang disebut namanya itu menoleh.
"Ayah kamu mana?"
"Lagi kerja di kamar,"
"Oh, kerja." Lika mengangguk-anggukkan kepala seraya menghela napas lega. Kini ia bisa lebih leluasa melakukan apa pun tanpa diawasi.
"Kakak tidur sini?" tanya Alif.
"Apa? Hahaha ya nggak, dong. Ntar lagi Mommy sama Ayah Kakak jemput, kok."
"Kakak tidur sini aja sama Alif,"
Lika mendelik. Menginap di sini? Oh, tidak mungkin. Lika tidak sanggup jika harus berlama-lama berada di rumah Danish. Pria menyebalkan itu selalu saja membuatnya darah tinggi jika mereka sudah berhadapan. Di samping itu, Lika juga belum mandi sejak pulang dari rumah neneknya sore tadi. Sudah bisa dipastikan, akan seperti apa tidurnya malam ini.
"Nggak bisa, Alif. Besok Kakak harus sekolah, terus Kakak juga nggak bawa baju ganti. Gimana, kalau lain kali kamu minta sama Ayah buat tidur di rumah Kakak. Kamu bisa tidur di kamarnya Azlan sama Aryan!" usul Lika antusias, guna menghibur Alif.
Alif menghela napas panjang. "Mana dikasih sama Ayah. Aku minta ke rumah Mamah aja nggak dibolehin,"
Kening Lika berkerut. Ucapan Alif terdengar ambigu. Bukannya dia bilang jika Mamahnya sudah pergi dan tidak bisa kembali? Bukankah maksudnya meninggal?
"Mamah?"
Alif mengangguk dengan bibir cemberut.
"Mamah Alif masih ada?" tanya Lika lagi.
"Masih. Mamah aku itu artis terkenal, Kak!" seru Alif terlihat bangga.
"Oh ya?"
"Iya. Sebentar, ya." Alif beranjak dari duduknya, lalu mengambil ponsel yang tergeletak di atas lemari TV. Ponsel itu milik Alif.
Usai mengambil ponsel, Alif kembali duduk di samping Lika. Keduanya duduk lesehan di atas karpet. Pandangan gadis itu kini fokus memperhatikan tangan mungil Alif membuka fitur galeri di dalam ponsel tersebut. Tak lama, terlihat foto seorang wanita mengenakan dress lengan balon setinggi lutut, sedang duduk di kursi bersama Alif.
Wanita itu tersenyum manis menampilkan deretan giginya yang putih dan rapi. Sementara Alif, bocah itu terlihat diam dengan ekspresi seperti orang bingung. Wanita itu juga terlihat anggun dan sangat cantik.
"Ini Mamah Alif, Kak." Katanya menjelaskan pada Lika.
Lika mengangguk-angguk dengan binar mata kekaguman.
"Mamah kamu cantik banget,"
'Tapi, kenapa bisa pisah sama Ayah kamu?' lanjut Lika di dalam hati.
"Iya, Kak. Mamah aku memang cantik. Tapi kata Ayah, aku nggak boleh sering-sering ketemu sama Mamah." Wajah Alif kembali murung.
"Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kecil Milik Kensa
Ficção Adolescente"Hei!" "Astagfirullah! Ma-maaf saya gak sengaja!" o o o Berawal dari ketidak sengajaan seorang gadis bernama Lika Haura Dahayu (17) yang membuka pintu rumah seorang duda anak satu bernama Kensa Putra Samuel (27) ketika menjemput kedua adiknyadi sana...