"speak one more word, ill make sure i hate you forever Naim."
๋࣭ ⭑⚝
๋࣭ ⭑⚝
━━━━━━━━
Third Person Pov
"What- the hell? kau ajak aku lepak mamak ni... semata sebab nak tanya betul ke tak aku bagi phone lama aku kat Fakhri?"
Ratna memandang Naim tidak percaya, sungguh dia merasa sia sia karna bersetuju dengan ajakan Naim untuk melepak bersama.
"Nor Naim, you could have just ask me this stupid and useless question dekat sekolah lah gila!" marah Ratna membuatkan Naim memejamkan matanya, kepalanya diangguk beberapa kali tanda mengaku akan silapnya.
"yes Ratna i know but... out of everyone, kenapa dia? kenapa adik aku?"
Tersentak Ratna, dahinya berkerut dan wajah Naim dipandangnya lama.
"kau merepek apa ni Naim? what do you mean by kenapa dia?" soal Ratna bingung.
"kenapa kau piih Fakhri?"
Bibir diketap geram. Ratna paling pantang apabila dituduh melakukan sesuatu yang dia sendiri tidak tahu apa intinya.
"i dont know what the fuck are you trying to say by aku pilih Fakhri. Aku tak ada masa lah untuk pilih si Fakhri tu-"
"tak ada masa? you damn liar! kau ada masa untuk bagi phone lama kau kat Fakhri, tapi kau tak ada masa pun untuk balas surat aku. Yet, you can say that kau tak ada masa untuk pilih Fakhri? thats by far the most bullshit thing ive ever heard coming from your mouth."
Ratna menggelengkan kepala, lidah diklikkan pada dinding pipinya. sungguh dia ingin meletup dengan olahan Naim ketika ini namun tetap ditahan tahannya rasa hati.
"I dont wanna deal with this bullshit. im leaving."
Ratna pilih untuk angkat kaki demi tidak mengwujudkan apa apa pertengkaran sama Naim. karna dia tahu jika dia buka mulut, maka dia akan hilang lelaki itu dengan setiap bait kata katanya.
dan Ratna tidak mahu perkara itu terjadi pada saat dia baru sahaja ingin memulakan ceritanya bersama Naim. gadis itu bangun dari tempat duduknya untuk beredar namun Naim menyeru Ratna sayu.
"Ratna... you just admit that you like me too yesterday. freaking yesterday Ratna."
Ayat Naim menghentikan Ratna dari bergerak pergi, Ratna memandang wajah Naim dengan pandangan kosong.