Hari demi hari ia lewati dengan amat bahagia. Tepat pada tanggal 08 Agustus 2007, ia berulang tahun ke yang 7 tahun. Untuk pertama kalinya anak manis itu merayakan ulang tahunnya dengan sangat mewah. Semua temannya diundang, dan merayakan acara itu dengan sangat menyenangkan. Hari itu menjadi hari yang bahagia sekaligus hari yang tak akan pernah Lea lupakan. Dari tahun ke tahun ulang tahunnya tak pernah kelewatan.
Namun, tidak di hari ulang tahunnya yang ke 15, justru kebalikannya. Saat sedang pembelajaran, ia mendapat kabar kalau ibunya pingsan saat sedang bekerja. Hatinya hancur sehancur-hancurnya, air matanya mengalir deras tanpa henti, dan langsung bergegas ke rumah sakit tanpa memikirkan apapun.
✧✧✧
Sesampainya dia di rumah sakit, ia langsung berlari sekencang mungkin ke ruang dimana ibunya sedang dirawat. Melihat ibunya terbaring lemah di ruang ICU dengan mata yang tertutup rapat, membuat hatinya sakit seperti ditusuk-tusuk dengan pisau. Ia hanya duduk dengan pandangan yang sayu di depan ruangan tersebut dan tidak berhenti berdoa dalam hati agar ibunya cepat sadar kembali.
"Dek? Dek? Dek..?" ucap suster yang sedang terbingung mencari wali dari pasiennya.
"HAH? Ehh, iyaa, maaf ada apa ya?" ia terkejut dan sontak langsung menyadarkan dirinya.
"Kamu anak dari Ibu ini ya?" tanya suster yang merawat ibunya.
"I...iya, iya itu Mama saya. Kondisinya Mama sekarang gimana? Mama baik-baik aja kan? Semuanya gak ada bahaya kan Sus?" jawab Lea yang sangat panik dengan keadaan mamanya.
"Tenang dek, masa-masa kritisnya sudah lewat," jelas suster.
"Tapi kenapa Mama belum sadar sampai sekarang?" sambung Lea yang terbingung dengan kondisi mamanya yang belum dijelaskan secara rinci kepada dirinya.
"Tadi sudah sempat sadar, tetapi ia tertidur lagi karena obat yang diberikan oleh dokter, sebentar lagi akan kami pindahkan ke kamar inap," lontar suster.
✧✧✧
Seusai sang ibu diantar ke kamar, ia langsung bergegas mendatangi ibunya dan menemaninya dengan amat setia.
"Mama, Lea di sini. Mama jangan takut ya, Lea akan selalu nemenin Mama. Mama cepat sembuh ya. Kalau Mama capek harusnya Mama bilang sama Lea, biar Lea bisa bantu. Kenapa Mama ga bilang kalau mama sakit. Lea khawatir Ma, Lea ga tau harus ngapain sekarang. Lea ga tega liat Mama terbaring di kasur dengan banyak alat di badan Mama. " Ocehan itu diungkapkan dari mulutnya sambil menangis melihat kondisi mamanya yang belum sadarkan diri. Seiring berjalannya waktu, anak itu juga ikut tertidur di samping ibundanya sambil menggenggam erat tangan sang ibu.
✧✧✧
Saat Lea sedang tertidur, sang ibu lebih dulu terbangun karena harus minum obat dan diambil darah untuk dicek kondisinya. Setelah itu sang ibu memandangi anaknya dengan penuh kasih sayang.
"Lea, maafin Mama ya sayang udah bikin kamu kaget. Kamu pasti panik banget ya. Harusnya hari ini hari ulang tahun kamu Nak, tapi Mama malah kasih kabar begini. Maaf ya sayang. Lea, selamat ulang tahun ya. Anak cantiknya Mama udah besar nih sekarang. Tumbuh jadi anak yang sukses ya Nak, panjang umur, dan harus selalu bahagia. Jangan manja-manja ah, nanti kalau Mama udah gak ada siapa yang bisa manjain kamu," pesan sang ibunda sambil mengelus lembut kepala sang anak yang amat dicintainya.
Tiba-tiba Lea terbangun dengan kondisi mata yang bengkak. Ia terkejut karena melihat mamanya yang sudah sadar, sontak dirinya langsung duduk dan memandangi mamanya dengan wajah yang kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
LEXELEA: Penyempurna Kisah
Romance"Seseorang yang berharga dalam hidup kita tidak selamanya sosok yang menyembuhkan, terkadang mereka justru alasan mengapa kita hancur. Fakta menyakitkan ini membuatku bertanya, bukankah lebih baik jika ia tidak hadir dalam hidupku?" - Azella Eleanor...