2.Algrafa Gemintang Pradipta

195 15 0
                                    

Kini Aleta menyusuri jalan yang begitu sepi,di karenakan jarang sekali rumah warga berada di sekitar jalan ini.Aleta berjalan dengan mengotak atik henponnya,dan tidak terasa Aleta sampai di tempat yang ia tuju. Aleta berdiri di atas Bebatuan yang tersusun rapih.Ia melihat laut yang sangat luas di hadapan nya serta angin yang menerpa wajahnya,  bahkan rambut nya menutupi wajah cantik nya itu.Dan sepertinya hujan akan turun,terlihat dari langit yang sangatlah gelap.

"AAAAAA... "

Aleta berteriak untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya.bahkan buliran-buliran keluar dari mata cantik gadis itu.

"AYAH,ALETA CAPEK. ALETA UDAH BERJUANG BUAT DAPAT NILAI BAGUS BIAR AYAH BANGGA SAMA ALETA.Aleta pernah dapat piala,apa itu belum cukup buat ayah bangga. APA KARNA ALETA BUKAN ARA, YANG SELALU AYAH PRIORITAS KAN".

Aleta mengeluarkan apa yang ia ingin katakan,agar sesak yang ada di dadanya mereda.Aleta melihat keatas yang kian air hujan mulai turun,ia membiarkan badannya tertimpa air hujan yang turun dengan derasnya.

"Ayah bener ini semua salah Aleta, andai Aleta gak ada di dunia ini. Mungkin bunda gak akan pergi. BUNDA MAAFIN ALETA BUN, KARNA ALETA BUNDA GAK ADA.Bunda datang ya kemimpi ayah, ayah rindu sama bunda".

Sudut bibir Aleta terangkat,ia tersenyum.walaupun air matanya terus menetes bersama dengan air hujan.

BRAKKK

Aleta terbuyar dari lamunannya, karna mendengar suara orang yang terjatuh begitu keras hingga menimbulkan suara yang sangat nyaring. Aleta segera menghampiri nya.Aleta sedikit kaget karna cowok itu menabrak tiang listrik, bahkan cowok itu masih terbaring di aspal".

"Lo gak papa, sini aku bantu".

Aleta membantu cowok itu berdiri, tangan cowok itu terangkul di bahu Aleta. Ia membawa cowok itu di gazebo dekat jalan raya.Mereka pun duduk bersebelahan,Aleta mengambil tangan cowok itu dan melihat darah yang terus mengalir di pergelangan tangan nya.Di sebabkan luka yang belum sembuh di pergelangan tangan cowok itu hingga sobek.Sampai akhirnya mengeluarkan darah yang terus mengalir.

Karna panik Aleta melepaskan kardigan yang ia pakai dan melipatnya dengan rapih,lalu ia lilitkan pada pergelangan cowok itu. Agar darahnya tidak mengalir terus menerus.Bahkan Aleta tidak memikirkan kondisi badannya yang kedinginan saat ini.Sialnya hujan  belum sama sekali reda.

Cowok yang Aleta tolong tadi memandangi Aleta,karna ia sedikit kaget saat kardigan itu Aleta lilitkan di pergelangan tangan nya.mereka hanya diam dan menimbulkan keheningan di antara keduanya. Hingga cowok itu memecahkan keheningan yang terjadi di antara mereka.

"Nanti gue ganti kardigan lo".

"enggak usah".

"ini udah kotor kena darah gue".

"Enggak papa, dari pada darahnya ngalir terus mending pake ini".

Cowok itu melihat Aleta mengusap usap kedua tangan nya, ia pun melepaskan jaket hitam yang ia pakai. Lalu memberikan nya pada Aleta.

"pake aja jaket gue".

"enggak usah,lo ajah yang pake.Takutnya nanti lo kedinginan".

"lo lebih kedinginan dari pada gue".

Cowok itu memasang kan jaket hitamnya pada Aleta.karna pasti Aleta kedinginan,bahkan baju dres selututnya yang bermotif bunga itu sangat lah basah dan berlengan pendek.

"makasih",Ucap Aleta.

"Gue juga berterima kasih sama lo",Balas cowok itu dengan senyuman.

"Kalau boleh tau nama lo siapa", tanya cowok itu.

Aku Tak Membenci Takdir (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang