Chapter 4

819 145 87
                                    

CERITA INI HANYA UNTUK DINIKMATI
DON'T COPY MY STORY!!

Jangan lupa tinggalkan vote dan komentarnya 🙆🏻‍♀️

──── .✦

Ran Canossa. Sosok pria gagah dengan ketampanan yang tampak sempurna pada usia 34 tahun, putra kedua keluarga Canossa, namun satu-satunya pewaris dari imperium yang telah membawa keluarganya menjadi salah satu keluarga terkaya di Roma, Italia.

Warisan yang ia terima bukan hanya bisnis legal di bidang perdagangan internasional, tapi juga takhta sebagai the next Don dari Canossa Familia, sebuah dunia yang tak banyak orang berani sentuh. Kehidupannya seolah telah ditakdirkan untuk satu hal: kekuasaan.

Namun, hidup Ran tak pernah diwarnai oleh kilauan kemewahan atau kebahagiaan personal. Bagi Ran, hidup hanyalah sebuah rutinitas, perulangan dari pekerjaan yang tak pernah berakhir. He was born to lead, to work. Tidak ada tempat untuk kesenangan, apalagi cinta.

Wanita, bagi Ran, hanya sekadar siluet di tepi kehidupannya. Hubungan terakhirnya yang berakhir dengan pahit lima tahun lalu telah menghapuskan ketertarikannya pada mereka. Ia bukan pria yang mudah terpikat, dan semakin lama, keengganannya terhadap hubungan personal semakin menebal. Tidak ada lagi godaan yang bisa membuatnya berpaling.

Namun, sore ini berbeda. Di ruang tengah mansion megah keluarga Moriarty, matanya tak bisa lepas dari satu sosok yang memancarkan keanggunan dari setiap gerak-geriknya — Elora.

Wanita itu duduk tenang di samping ayahnya, Elora tampak bagaikan lukisan hidup. Begitu indah, dengan kecantikan alami yang memancarkan ketenangan dan kekuatan dalam diam.

Ran, yang biasanya tak terganggu oleh hal semacam ini, mendapati dirinya terpaku. Sorot matanya tak beranjak dari wajah Elora, terpesona oleh ketenangan yang memancar dari dalam dirinya. Dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang sangat lama, Ran merasa hatinya bergerak.

"I love your eyes," ucap Ran dengan nada rendah dan tenang, memecah keheningan di ruangan itu.

Kalimat sederhana itu, diucapkan tanpa keraguan, membuat semua orang di ruangan menoleh ke arahnya.

Mata Elora membelalak sesaat, sementara senyum tipis muncul di bibir Ran. Sesuatu telah berubah dan hari ini, untuk pertama kalinya Ran merasa bahwa hidupnya yang monoton mungkin akan segera menemukan warna baru.

Kekehan ringan mengisi ruangan, mencairkan suasana yang sempat tegang.

"Lihatlah, putraku sepertinya sudah langsung terpikat pada putrimu, Jade," Ben, ayah Ran, berkata sambil menepuk pundak Jade dengan nada bangga yang kental.

Jade tersenyum penuh kebanggaan, menanggapi dengan santai. "Tentu saja, siapa yang bisa menolak pesona putriku? Dia adalah cerminan keluarganya."

Di tengah canda tawa itu, Elora merasakan sesuatu yang berbeda. Bukan kebanggaan, melainkan gelombang emosi yang tak bisa ia bendung. Dipuji oleh Ran, pria yang tak ia kenal dan tak ia inginkan bukanlah sesuatu yang menyenangkan.

Ia memandang Ran dengan sorot mata tajam, mencoba menyampaikan penolakan tanpa harus berkata sepatah kata pun. Wajahnya penuh ketegasan, menunjukkan bahwa ia tidak terpesona oleh pujian sang pewaris Canossa Familia.

Di sisi lain, Ran hanya tersenyum samar, seolah menyadari tatapan Elora, tetapi ia memilih untuk tidak menanggapinya lebih jauh. Tidak lama, ponselnya bergetar di dalam saku jas, menginterupsi momen singkat di antara mereka. Ran meraihnya, membaca nama sekretarisnya yang muncul di layar, dan Ran tanpa ragu mengangkatnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 7 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

FALLEN ANGELS: Being Mafia Wife Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang